Bolehkah Marah pada Anak?




Pekerjaan Anda sedang banyak sekali. Tiba-tiba saja anak membuat ulah. Apa yang ia lakukan, dengan mudah membakar kepala Anda, sehingga lepas kendali dan marah.
 
Tak berselang lama setelah marah-marah, Anda pun dihantui perasaan bersalah. Siapa yang sering begini? Anda pasti sering bertanya-tanya, boleh tidak, sih, sebetulnya marah pada anak?
 
Nessi Purnomo, M.Si., Psikolog, psikolog keluarga berkata, “Mama dan papa juga manusia. Apakah boleh marah? Boleh. Tapi, alasannya harus jelas,” kata Nessi.

Pegang Kesepakatan 
Orang tua tentu saja tidak bisa serta-merta marah kepada anak hanya karena sedang lelah, misalnya saja dengan melontarkan kalimat, “Jangan bikin Mama marah, deh!”
 
Penting bagi orang tua untuk berpegang pada kesepatan atau aturan yang sudah dibuat bersama anak. Hanya pelanggaran kesepakatanlah yang bisa dijadikan alasan Anda tegas kepada anak. 
 
Selain itu, ada juga hal lain yang harus diperhatikan oleh orang tua. Yakni, setelah kelepasan marah, orang tua harus memberi penjelasan pada anak. “Harus ada penjelasan detail kepada anak tentang apa yang membuat kita marah, agar anak tidak berpikir bahwa orang tuanya tidak menyayanginya,” ucap Nessi.

Penjelasan ini tentu harus menggunakan kesepakatan atau aturan sebagai dasarnya. Anda bisa mengatakan kepada anak, “Mama kesal, lho, ketika kita punya kesepakatan seperti ini, tapi kamu malah melakuan hal lain.”
 
Jangan Sampai Anak Kebal
Yang terakhir, Nessi memperingatkan, “Marah itu harus selektif. Boleh marah, tapi jangan jadi pemarah.” Artinya, orang tua harus kembali ingat bahwa ketegasan harus sejalan dengan kesepakatan atau aturan yang sudah dibuat. Hindari selalu marah-marah hanya karena anak tidak bisa mengerjakan sesuatu yang hasilnya sesuai dengan standar orang tua. Jangan sampai, Anda mengeluarkan kalimat seperti, “Masa begitu saja nggak bisa!” ketika anak sudah berusaha mengikuti aturan.
 
Sebab, ada hal yang berbahaya dari kebiasaan marah, yakni anak-anak bisa jadi kebal. “Anak-anak akan berpikir, 'Ah, bukan Mamaku namanya kalau nggak marah-marah.' Jadi mereka cuek, dibiarkan saja, nanti juga balik sendiri,” ujar Nessi memberi contoh. Hal ini tentu bukan pertanda baik dalam upaya mendisiplinkan anak-anak.
 
LELA LATIFA
FOTO: SHUTTERSTOCK

 
 
 
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia