Sulit Menahan Buang Air Kecil dan Vagina Melonggar, Bagaimana Mengatasinya?




Pernahkah Anda mengalami kesulitan menahan buang air kecil (inkontinensia urine) atau memiliki keluhan vagina terasa melonggar setelah persalinan? Anda resah dan malu dengan kondisi ini?

Mama, Anda tidak sendirian. Perempuan memang memiliki risiko mengalami permasalahan pada organ reproduksinya. Permasalahan kesehatan pada perempuan (feminine Issues) ini bisa terjadi di berbagai usia, mulai dari masa kanak-kanak hingga lanjut usia. Penyebabnya antara lain adalah penambahan usia, aktivitas seksual, persalinan, maupun kondisi menopause.
 
Saat balita, misalnya, perempuan telah dihadapkan pada risiko-risiko masalah kesehatan pada organ reproduksi seperti perlekatan maupun tertutupnya bibir kemaluan. Menginjak masa remaja, tidak sedikit perempuan yang kerap mengeluhkan rasa nyeri selama haid dan mengalami keputihan berulang. Keluhan-keluhan tersebut berlanjut hingga memasuki masa kehamilan sampai masa menopause.
 
Ketika hamil, gangguan yang umum terjadi adalah kesulitan dalam mengontrol frekuensi dan kesulitan menahan buang air kecil. Mungkin Anda pernah mengalaminya, yakni kondisi seperti ngompol dan menyebabkan rasa tidak nyaman, karena sulit dikendalikan. Hal ini juga terjadi pada perempuan lansia yang perlu menggunakan popok dalam kegiatan sehari-harinya. 
 
Beberapa keluhan lain yang dirasakan di usia dewasa adalah keluhan di seputar vagina, seperti vagina melonggar, atrofi vagina, dan kondisi vagina yang kering. Beberapa perempuan pascamenopause mengalami atrofi vagina yang dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual dan penurunan kualitas hidup. Selain itu, kondisi vagina yang kering juga dapat terjadi akibat penurunan kadar estrogen. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri tiap kali berhubungan seksual dan lecet pada epitel vagina.
 
Yang Bisa Dilakukan Secara Mandiri di Rumah
Menurut dr. Alfa P. Meutia, SpOG(K), pakar uroginekologi dari Layanan Uroginekologi RSU Bunda Jakarta, pada acara pengenalan layanan baru di 
GynROSE Clinic, kondisi-kondisi tersebut di atas perlu mendapat penanganan, baik yang dilakukan secara mandiri (tentu dengan konsultasi kepada ahlinya terlebih dahulu) maupun dengan tindakan medis. “Diperlukan beragam penanganan terkini untuk feminine issues pada berbagai usia, mulai dari intervensi perilaku, latihan otot, hingga pembedahan,” kata dr. Alfa.
 
Apa yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah? Dokter Alfa menyebutkan contoh paling sederhana yang dapat dilakukan perempuan secara mandiri di rumah adalah senam kegel. Ada banyak Manfaat Senam Kegel untuk Kesehatan. Fungsi senam kegel adalah untuk melatih otot dasar panggul, sehingga bisa menolong 
mengatasi kesulitan menahan berkemih. Selain itu, perempuan juga disarankan untuk berkemih secara rutin untuk melatih kandung kemih agar tidak penuh, serta melakukan penurunan berat badan yang ideal (untuk kondisi overweight).
 
Kapan Perlu Tindakan Medis?
Kondisi tidak bisa menahan buang air kecil ataupun permasalahan lainnya yang berkaitan dengan feminine issues mungkin tidak mengancam jiwa, namun bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. Jika ini terjadi pada Anda, jangan biarkan berlarut-larut atau menanganinya sendiri tanpa berkonsultasi kepada ahlinya. Segera konsultasikan kondisi Anda kepada dokter obgyn untuk mendapatkan saran dan penanganan tepat.
 
Mengapa ini perlu? Karena feminine issues yang serius memerlukan pemeriksaan penunjang dan tindakan untuk menuntaskan masalah-masalah tersebut. Salah satu tindakan yang sering menjadi solusi dari masalah kesehatan pada perempuan adalah FemiLift atau prosedur laser vaginal yang bersifat non-invasif, tidak memerlukan rawat inap dan pembedahan, dan cenderung memiliki rasa sakit yang minimal, dimana menggunakan laser CO2 yang menstimulasi produksi kolagen dan elastin.
 
FemiLift merupakan salah satu prosedur yang tersedia di Layanan Uroginekologi RSU Bunda Jakarta. Terdapat juga Laser Vagina Tightening (LVT), yakni prosedur yang menggunakan teknologi CO2 Pixel Laser untuk mengatasi keluhan pada vagina perempuan. LVT termasuk prosedur dengan invasi yang minimal, memiliki efek termal yang lebih lama, serta memiliki waktu penyembuhan yang singkat. Rata-rata waktu pemulihan dari prosedur LVT ini adalah sekitar 3 hingga 5 hari, sehingga para perempuan dapat segera kembali ke aktivitas normalnya. Layanan lainnya antara lain adalah skrining awal kondisi pasien, USG, perineometri, labiaplasty, dan hysteroscopy.
 
Baca juga: 
Perawatan Vagina Setelah Melahirkan
Amankah Perawatan untuk Vagina?

 
grc
Foto: Shutterstock
 

 


Topic

#duniamama #kesehatan #selfcare

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Sulit Menahan Buang Air Kecil dan Vagina Melonggar, Bagaimana Mengatasinya?

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia