8 Ciri Keluarga Tidak Sehat


Betapa tenteramnya memiliki keluarga yang suportif, menerima apa adanya, dan selalu jadi tempat pulang yang aman. Anak-anak akan bahagia di dalamnya dan tumbuh menjadi anak yang percaya diri kelak. Sementara, orang dewasa di dalam hubungan tersebut, yakni orang tua dapat memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya. Sungguh ideal sekali gambaran tersebut.
 
Akan tetapi, semua itu tak akan terwujud apabila ada hal-hal yang tidak sehat di dalam keluarga Anda.  Julie L. Hall, penulis buku The Narcissist in Your Life: Understanding and Recovering from Narcistic Families and Relationship, mengatakan bahwa keluarga yang tidak sehat akan mengalami kegagalan fungsi untuk menjamin kebahagiaan seluruh anggotanya. Ia menyebutkan ciri dari keluarga tersebut:


1. Tak Ada “Diterima Apa Adanya”

Keluarga yang tak sehat tanpa disadari menerapkan penerimaan bersyarat bagi seluruh anggota keluarga. Seluruh anggota keluarga harus mematuhi sistem nilai dan narasi keluarga. Misal, anak-anak akan diperlakukan dengan baik bila mendapat peringkat 3 besar di kelasnya.

2. Ada yang Paling Dominan

Kita memang mengenal konsep kepala keluarga, akan tetapi pada pelaksanaannya, keluarga yang sehat adalah keluarga demokratis yang memberikan kesempatan kepada seluruh anggota keluarganya berpendapat dan mengambil keputusan dengan pertimbangan masing-masing. Hal ini tidak bisa ditemui di keluarga yang tidak sehat. Di sana, setiap orang harus tunduk pada orang yang paling dominan, sekalipun itu bertentangan dengan pendapat dan penilaiannya.

3. Sering Menyalahkan

Di dalam keluarga yang tak sehat, harus selalu ada seseorang yang disalahkan ketika masalah buruk terjadi. Misal, uang belanja yang habis sebelum akhir bulan, segelas susu yang tumpah, genteng rumah yang bocor, atau anak yang sakit.
 
“Biasanya ada kambing hitam keluarga yang dibuat untuk menanggung beban utama dari masalah keluarga,” ujar Julie memberi gambaran. Keluarga yang tidak sehat tidak bisa segera beralih untuk mencari solusi dan justru terjebak pada menyalahkan dan menyudutkan salah satu anggota keluarganya bertubi-tubi.


4. Menuntut Kesempurnaan

Karena keluarga ini tak memiliki penerimaan tanpa syarat seperti yang sudah disebutkan di poin 1, maka mereka selalu menuntut kesempurnaan. Ketidakmampuan bukannya didukung, akan tetapi malah dianggap sebagai kelemahan di keluarga ini. Dan, Anda bisa dipermalukan karena kelemahan ini.

5. Selalu Dihadapkan pada Pilihan

Dalam keluarga yang tidak sehat, semua orang sering dihadapkan pada pilihan yang sulit. “Anak-anak sering merasa terpaksa memilih antara orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga lainnya,” ujar Julie memberi contoh. Seolah-olah memilih dianggap sebagai pembelaan, sehingga di dalam keluarga akan sering mengalami perpecahan akibat pilihan-pilihan ini.

6. Pelit Penghargaan

Keluarga yang tidak sehat sangat pelit terhadap penghargaan bagi seluruh anggota keluarganya. Mereka hanya memberi penghargaan terhadap ‘anak emas’ yang disukai dan dianggap berhasil memenuhi standar keluarga.

7. Perasaan Dianggap Tidak Penting

Perasaan negatif terhadap standar keluarga, apakah itu kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan tidak dianggap penting dan harus dipangkas dalam keluarga ini. Hanya orang yang paling dominan seperti yang disebut di poin 2 lah yang bebas mengekspresikan perasaanya.

8. Bersaing Satu Sama Lain

Keluarga adalah tempat kita saling bekerja sama. Akan tetapi, tidak di keluarga yang tidak sehat. Mereka menciptakan rumah dengan iklim yang kompetitif dengan membandingkan satu sama lain. Ini tentu bisa merusak kepercayaan diri dan melahirkan permusuhan di dalam keluarga.
 
 
Baca juga:
7 Tanda Keluarga Anda Stres
7 Fakta tentang Hubungan Stres dan Pengasuhan
4 Kesalahan komunikasi yang Sering Terjadi dalam Hubungan
Hubungan Suami Istri Tak Lagi Mesra, Mengapa?
6 Trik Meremajakan Hubungan Suami-Istri
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia