Makin Kesal dengan Pasangan Selama #dirumahsaja? Ini 7 Alasannya



Kalau boleh jujur, apa yang pertama kali muncul di pikiran Anda begitu mendengar kabar dari kantor bahwa Anda dan suami menerapkan work from home, ditambah lagi anak-anak juga belajar di rumah? Adakah yang bersyukur karena berpikir bisa menghabiskan waktu bersama selama semua anggota keluarga “dirumahkan”?
 
Hari-hari pertama mungkin terasa sempurna untuk sebuah kemewahan waktu bersama. Akan tetapi, kenapa hari-hari berikutnya terasa berat, ya, Ma, Pa? Anda dan suami jadi lebih sering berdebat, beradu argumen, saling sewot, bahkan saling berteriak. Anak-anak kadang juga jadi sasaran amukan.
 
Keluarga Anda tak sendiri. Philip Lee, M.D., psikiater yang juga konselor pernikahan di New York, AS, mengatakan bahwa ada banyak keluarga lain juga yang mengeluhkan lebih sering terjadi ‘ledakan’ kecil di rumah selama masa karantina ini. Bahkan, melansir dari Daily Mail, angka perceraian di Cina melonjak selama masa karantina di mana semua orang menghabiskan waktu bersama di rumah.
 
Waktu untuk selalu bersama ini bag Philip nampak seperti kaca pembesar yang mampu memperlihatkan seberapa baik atau buruknya kualitas hubungan Anda dan pasangan. Apa saja, sih, yang menyebabkan Mama dan Papa jadi lebih sering berantem selama #dirumahsaja bersama?


1. Adaptasi Kerja di Rumah

Bila di kantor, pikiran dan hati Anda sepenuhnya untuk urusan kantor. Akan tetapi, di rumah, Anda tak bisa semudah itu melakukannya. Anda tentu harus mengatur ulang work mode Anda. Sayangnya, kita bukan mesin yang bila dipencet tombol ‘on’-nya maka akan bekerja. Kita manusia yang butuh mood untuk melakukan pekerjaan. Mood dan konsentrasi itu bisa jadi bubar karena ada teriakan anak-anak yang sedang bermain, ada suara mesin penyedot debu, teriakan minta tolong ini itu, dan lain sebagainya. Ini tentu tak mudah bagi Anda. Wajar bagi semua orang untuk lebih mudah merasa cemas di saat ada perubahan di dalam hidupnya. Hal itulah yang bisa memicu Mama atau Papa lebih sensitif.

2. Tidak Punya Jadwal

Jadwal adalah hal yang paling penting di masa karantina ini. Sayangnya tidak semua pasangan memilikinya. Alhasil saling ribut terjadi karena ada yang merasa tugasnya terlalu berat dan yang satu lagi dilihat tidak berbuat apa-apa. Padahal, percayalah di masa karantina ini kita semua bekerja lebih ekstra: menyelesaikan pekerjaan kantor, mengasuh, mengajari anak belajar di rumah, dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Itu tentu tak mudah.
 
Jadwal sangat membantu istri dan suami menyepakati jam berapa mereka harus bekerja (karena sebagian pasangan harus bergantian laptop atau komputer, bahkan dengan anaknya), kapan mereka harus conference call dengan rekan kantor sehingga ada pasangan yang bisa menjaga anak-anak tetap tenang, bergantian menemani anak belajar, bergantian menyelesaikan pekerjaan rumah, dan lainnya. Ketidakcocokan jadwal ini rentan membuat pasangan jadi berpikir, “Kamu hanya mementingkan urusanmu sendiri,” atau “Kenapa kamu selalu tidak bisa saat aku butuh bantuan?”


3. Anak-anak Belajar di Rumah

Banyak yang mengeluhkan hal ini. Proses belajar di rumah sering jadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Mereka harus membantu mengajari anaknya materi yang semakin sulit, menenangkan anaknya, menemani mereka mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Orang tua yang mungkin bisa istirahat saat anak pergi sekolah pun jadi kehilangan waktu istirahatnya. Beban ini yang kemudian menjadikan Anda jadi lebih kelelahan.

4. Anak-anak yang Selalu Nempel

Mama dan Papa ada di rumah! Sebuah imajinasi yang sempurna bagi anak-anak untuk berpikir bahwa ini adalah sebuah liburan dan semuanya bisa diajak bermain. Padahal, tidak semudah itu, sayang! Papa dan Mama harus tetap kerja.
 
Sudah menjadi karakter anak-anak untuk tidak bisa menerima bila orang tuanya mengacuhkannya untuk urusan lain saat ada di dekatnya. Inilah yang membuat si kecil akan lebih rewel dan nempel sehingga Anda sulit bekerja. Baru mau kerja, si kecil minta dibacakan buku. Baru buka laptop, anak-anak mengajak makan.


5. Tidak Punya Waktu Istirahat

Bekerja, mengasuh, menjadi guru, dan mengurus rumah sekaligus adalah beban berat yang membuat Anda jadi seperti tidak punya waktu istirahat. Kelelahan tentu membuat Anda rentan stres dan mudah terpancing emosi saat ada sesuatu yang mengganggu. Akhirnya, konflik pun tak terhindarkan.

6. Tidak Punya Waktu dan Ruang untuk Sendiri

Kita memang makhluk sosial, akan tetapi ada kalanya kita butuh sendiri. Di rumah bersama selama 24 jam penuh membuat Anda kehilangan privasi. Anda tak bisa menikmati waktu dan ruangan untuk sendiri. Padahal, waktu untuk menyendiri sangat dibutuhkan untuk menetralisir semua emosi negatif Anda.

7. Tidak Punya Waktu Berdua

Anda dan suami memang selalu bersama di rumah: makan bersama, bersih-bersih rumah bersama, dan tidur bersama. Tapi itu tidak menjamin Anda dan pasangan punya waktu di mana benar-benar bisa berdua saja tanpa gangguan anak-anak. Waktu untuk berdua penting untuk saling mengomunikasikan kelelahan, kecemasan, serta apa saja yang mengganggu di pikiran, juga bisa untuk meningkatkan ikatan.
 

Baca juga:
5 Tip Lebih Betah Bersama Pasangan Selama #dirumahsaja
5 Manfaat Bermesraan dengan Pasangan
25 Kalimat Empati Dalam Merespons Curhat Pasangan
50 Daftar Hal Sensitif yang Dapat Membuat Pasangan Bertengkar
Pasangan Bahagia = Orang Tua Bahagia
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK


Topic

#corona #coronavirus #covid19 #covid-19

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Makin Kesal dengan Pasangan Selama #dirumahsaja? Ini 7 Alasannya

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia