Makin Tinggi! Hari ini Kasus COVID-19 Tembus 2000 Kasus Baru

covid 19 omicron naik terus

Varian Omicron tetap mendominasi 99% dari kasus COVID-19 yang ada di dunia saat ini. Proporsi subvarian global adalah BA.5 sebanyak 60,2%, dan BA.2 22%. Afrika Selatan dan Portugal sudah menyatakan berada di gelombang kelima dengan dominasi subvarian BA.5 dan BA.4. Demikian pula Inggris masih memiliki angka kasus cukup tinggi dengan dominasi 2 subvarian baru tersebut.
 
Di Indonesia, dilaporkan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, pada jumpa pers hari ini, Jumat 24 Juni 2022, kasus COVID-19 melesat lagi. Makin tinggi! Ada 21 provinsi yang mengalami peningkatan kasus dalam 1 minggu terakhir. Pada 16 Juni telah dilaporkan sebanyak 1242 kasus, lalu terus berangsur naik, dan dalam 2 hari ini dr. Syahril mengungkap peningkatannya hingga 1907 kasus. Varian BA.4 dan BA.5 sudah ditemukan sebanyak 143 kasus. Dari 1907 kasus, positivity rate-nya naik menjadi 3,93%.


“Kita masih masa pandemi, fluktuasi angka-angka ini bisa naik dan turun, dan ini menjadi perhatian serta evaluasi kita untuk kewaspadaan,” kata dr. Syahril.
 
Namun, data yang dikeluarkan oleh Satgas COVID-19 melewati laporan tersebut. Hari ini Satgas mencatat penambahannya sudah mencapai 2.069 kasus baru.
 
Sudah ditemukan sebanyak 143 kasus dengan subvarian baru BA.4 dan BA.5, dengan perbandingan 73 laki-laki dan 70 perempuan. BA.5 terbanyak, yakni 122 kasus, dan BA.4 sebanyak 21 kasus. DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak kasus COVID-19 maupun dari kasus kedua subvarian baru tersebut. Sementara, dari status vaksinasi, hanya 6 orang yang belum divaksin, selebihnya sudah mendapatkan vaksin 1 dan 2, bahkan booster.
 
Walaupun kasusnya ngegas terus, pasien yang meninggal pada rentang 1-23 Juni 2022 berkisar di bawah 10 orang per harinya. Gejala BA.4 dan BA.5 hampir sama dengan gejala Omicron subvarian sebelumnya, namun lebih ringan. Utamanya terdapat batuk, demam, flu, pilek. “Gejalanya ringan, hanya 1 orang perempuan berusia 20 tahun di DKI Jakarta yang masuk kategori bergejala sedang, ada sesak napas. Namun ia sudah selesai dirawat dan sembuh,” kata dr. Syahril.
 
Baca juga: Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5, Cepat Menular tapi Gejala Ringan
 
Vaksinasi Terus Digenjot
Vaksinasi menjadi salah satu tameng pencegahan dan menurunkan keparahan infeksi COVID-19. Saat ini, kata dr. Syahril, kita sudah sesuai dengan sasaran. Sebanyak 234 juta orang sasaran usia di atas 6 tahun, dosis 1 sebanyak 85,7%, dosis 2 sejumlah 71,8%, dan booster 27,3%.
 
“Namun WHO menyatakan targetnya harus 70% populasi sudah mendapatkan dosis lengkap pada Juni 2022. Kalau dihitung populasi Indonesia, sebanyak 270 juta, maka vaksin kita dosis 1 capaiannya adalah 74%, dosis 2 sebanyak 62%. Untuk itu vaksin menjadi program prioritas, (kita harus) meningkatkan vaksin 1, 2, dan booster,” kata dr. Syahril.
 
Ada 13 provinsi mencapai 70% vaksin dosis kedua, di antaranya DKI Jakarta, Bali,d an Yogya. Hanya 8 provinsi yang mencapai 70% dosis 2 untuk kelompok lansia. Sementara, baru DKI Jakarta dan Bali yang capaian booster-nya di atas 50%.
 
“Vaksin menjadi kebutuhan bersama agar kita bisa menekan jumlah kasus. Walaupun kasus naik, tidak masuk gejala berat atau sampai rawat inap, sehingga bed occupancy rate rumah sakit bisa dikendalikan,” kata dr. Syahril.
 
Lebih jauh dikatakan bahwa booster sudah menjadi persyaratan mudik Lebaran kemarin. “Saat ini Satgas COVID-19 pun sudah memberikan pengetatan yang harus dilakukan, di tempat-tempat pertemuan yang berskala besar lebih dari 1000 orang. Kita akan upayakan menekan ini dengan cara booster. Bisa mengusulkan syarat perjalanan harus booster. Kalau ini dianggap yang terbaik, akan kita lakukan,” kata dr. Syahril.
 
Jangan Sembarang Buka Masker
Dengan adanya kenaikan kasus yang signifikan dan munculnya subvarian baru, maka masyarakat diimbau bersama-sama untuk melakukan upaya-upaya yang bisa menekan penyebaran dan peningkatan kasus, dan bagaimana menekan atau mengendalikan angka kesakitan dan kematian.
 
“Harus meningkatkan disiplin protokol kesehatan yang ketat. Pelonggaran aturan boleh buka masker di luar ruangan bukan berarti boleh bebas tanpa masker di tiap luar ruang. Kewajiban mengenakan masker tetap diterapkan saat di luar ruang banyak orang, kerumunan, pertandingan olahraga, konser musik, tempat wisata,” kata dr. Syahril.

Selain mengenakan masker, protokol kesehatan lainnya juga dianjurkan untuk terus dipatuhi. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus terus menjadi pegangan kita.

Ayo, Ma dan Pa, kita jaga keluarga dan anak-anak kita, ya, karena pandemi jelas belum selesai.
 
Baca juga:  
Kasus COVID-19 Naik Lagi, Jangan Abaikan Penyakit Menular Lainnya
Omicron Pada Anak, Benarkah Tidak Berbahaya?
Bagaimana Membedakan Omicron dengan Flu dan Penyakit Lainnya yang Mirip?
 
Gracia Danarti
Foto: Shutterstock

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #omicron

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Makin Tinggi! Hari ini Kasus COVID-19 Tembus 2000 Kasus Baru

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia