5 Alasan Pentingnya Pendidikan Seksualitas untuk Anak




Banyak orang tua yang masih merasa bahwa seksualitas adalah hal yag tabu untuk dibicarakan. Ketika anak-anak bertanya soal seks, mereka akan kebingungan menjawab atau bahkan mengabaikan pertanyaan tersebut dengan dalih, “Ah kamu masih kecil. Itu urusan orang dewasa.”
 
Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., psikolog anak dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa pendidikan seksualitas masih sering dipandang sebagai pengajaran tentang seks atau hubungan seksual. “Padahal tidak,” sanggahnya.
 
Ia menjelaskan bahwa pendidikan seksualitas menyangkut pengenalan jenis kelamin, fungsi organ reproduksi, bagaimana cara merawat dan menjaga kebersihannya, serta perihal identitas diri dan tanggung jawab seksual mereka. Lebih lanjut ia mengatakan, “Orang tua harus sadar betul bahwa pengetahuan seputar seksualitas adalah kebutuhan anak.”
 
Vera menjelaskan bahwa ada beberapa poin penting yang membuat pendidikan seksualitas untuk anak menjadi penting :
 
Hal Naluriah
Manusia secara naluriah akan bereksplorasi secara seksual. Di usia 3 tahun, anak sudah bisa merasakan kenikmatan seksual atau yang dikenal dengan fase anal. “Secara alamiah, anak akan punya dorongan rasa ingin tahu tentang kelaminnya sendiri dan orang lain,” tuturnya.
 
Menurut Vera ini adalah hal yang sangat wajar, lantaran seksualitas secara alamiah memang tidak dapat dimatikan dalam kehidupan seorang manusia. Ia menegaskan bahwa orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi rasa penasaran anak tersebut. Jika anak merasa rasa ingin tahunya tidak terakomodir, anak akan mencari dari sumber-sumber lain. Dan hal ini justru mengkhawatirkan, terlebih bila ada informasi yang salah.
 
Anak Lebih Awas
Anak yang mendapatkan pendidikan seksual cenderung lebih awas dibanding anak yang tidak mendapatkannya. Vera mengatakan, “Kebanyakan anak yang jadi korban kekerasan seksual tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi pada diri mereka. Jangankan untuk mengelak atau mempertahankan diri, mereka pun bahkan tidak tahu nama bagian tubuh yang disentuh.”
 
Di sinilah fungsi pendidikan seksualitas. Anak akan belajar mengenal anggota tubuhnya termasuk alat kelaminnya. Anak juga belajar tentang area pribadi mana saja yang tidak boleh disentuh orang lain. Dengan begitu, anak akan jadi lebih awas dan punya bekal untuk melindungi dirinya sendiri.
 
Tidak Mudah Terpengaruh Anak Lain
Vera mengatakan bahwa ada perbedaan nilai, pengalaman, dan pengetahuan seks yang berbeda antar anak. Anak-anak Anda akan bertemu dengan anak-anak lainnya di luar rumah yang mungkin memiliki nilai yang berbeda. “Anak-anak akan lebih tegar atau kukuh pada prinsipnya terhadap pengaruh teman sebayanya apabila ia sudah punya landasan yang kuat dari rumah,” tutur Vera.
 
Angka Kekerasan Seksual Pada Anak yang Terus Meningkat
Dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kekerasan seksual kepada anak-anak terus meningkat. Jangan berpikir bahwa anak laki-laki tidak rentan terhadap kekerasan seksual. Data KPAI di awal tahun 2018 ini justru mengatakan bahwa kekerasan seksual terhadap anak laki-laki meningkat. Tercatat ada 223 anak laki-laki yang menjadi korban dengan berbagai modus. Hal ini terjadi tidak hanya di kota-kota besar saja. Maka dari itu, pendidikan seksualitas penting bagi anak perempuan maupun laki-laki.
 
Teknologi yang Serba Tinggal Klik
Vera mengatakan bahwa tenologi yang sekarang sudah semakin canggih, membuat anak-, anak-anak bisa terhubung dengan dunia luas hanya dengan sekali klik. Hal ini juga memperbesar kemungkinan anak-anak terpapar hal-hal yang seharusnya tidak diperuntukkan konsumsi seusianya, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pornografi. Dengan pendidikan seksualitas, anak akan lebih memahami batasan dan dampak apabila mereka mengonsumsi informasi yang tidak sesuai dengan usianya.

 
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia