6 Cara Membuat Anak Lebih Tertarik untuk Belajar


 

Anak yang cenderung tidak menyukai pelajaran sekolah bisa jadi karena berpikir bahwa pelajaran tersebut tidak ada relevansinya dengan kehidupannya. Begini cara membantunya.

Judy Willis M.D., M.Ed., ahli neurologi serta guru kelas menengah di California, AS, memaparkan alasan bahwa anak-anak seringkali tertekan karena mata pelajaran di sekolah yang hanya menekankan pada hafalan. Padahal, anak-anak tumbuh dengan keingintahuan dan punya banyak pertanyaan yang ingin dipecahkan ketika pertama masuk taman kanak-kanak dan seterusnya. Mereka berharap bisa memecahkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti “Mengapa langit berwarna biru?” di sekolah. Sayangnya, sekolah seringkali justru mematikan keingintahuan tersebut dengan kurikulum berlebih yang sangat kaku. “Mereka akan kehilangan antusiasmenya,” tandas Judy.

Untuk itu, Judy menyarankan agar orang tua setidaknya membantu membangkitkan lagi keingintahuan dan minat belajar anak-anak dengan pembelajaran relasional. Yakni belajar dengan cara merelasikan ilmu pengetahuan dengan kehidupan nyata atau membuat jembatan antara otak dengan kehidupan mereka.
 
Mengaitkan pelajaran dengan keseharian mereka atau pengalaman masa lalu anak-anak memicu reaksi neuroplastik yang secara fisik menghubungkan sirkuit memori pengalaman yang sudah ada ke informasi baru. Memori-memori yang aktif kembali akan menjadi Velcro mental yang menggabungkan pengetahuan baru ke dalam sebuah pemahaman. Pembelajaran baru yang terhubung dengan memori yang ada tidak hanya lebih tahan lama, tetapi lebih mudah diingat.
 
Menurut Judy, prinsipnya adalah membuat anak-anak INGIN memelajari apa yang HARUS mereka pelajari. Di sekolah, anak-anak seringkali bingung mengapa mereka harus memelajari sesuatu. Oleh karena itu, mereka jadi tidak ingin memelajarinya. Nah, orang tua bisa membalik keadaan tersebut dengan mencari tahu apa yang anak-anak ingin pelajari. Bagaimana caranya?


1. Buat relevansi pelajaran sekolah dengan kehidupan sehari-harinya

Anda bisa membantunya memahami pelajaran di sekolah dengan melihat hal-hal kecil di kehidupan sehari-harinya. Misal, mengapa suhu udara terasa sangat panas. Anda bisa memasukkan pelajaran tentang pemanasan global ke dalam perbincangan anda. Contoh lain, misalkan mengajak si kecil berkebun dan Anda bisa sembari mengajaknya belajar biologi seperti jenis flora, apakah termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil, bagaimana cara merawatnya dan lain sebagainya.

2. Kaitkan dengan minatnya

Apabila anak anda suka bermain bola, kaitkan pelajaran di sekolah dengan memulai pertanyaan terkait minatnya. Misal, tim sepakbola negara mana yang ia suka. Setelah itu Anda bisa berlanjut pada pertanyaan di benua mana negara tim favoritnya tersebut berada. Anda bisa melanjutkannya dengan pelajaran geografi kemudian.

3. Belajar dari alam

Ketika sedang di pantai, ajak anak Anda mengenali dari mana arah datangnya angin. Dengan begini, Anda bisa membantunya mengenali perbedaan angin darat dan laut dan kapan terjadinya.

4. Libatkan anak dalam membuat rencana keuangannya

Anda bisa membuat strategi untuk memberikan uang saku bulanan pada anak. Mintalah ia membuat sendiri perencanaan keuangannya. Lalu ajarkan ia membuat laporan keuangan sendiri. Dengan begitu, Anda secara tidak langsung akan mengajarkannya berhitung, akuntansi, dan sedikit prinsip-prinsip ekonomi padanya.

5. Ajak ia berbelanja

Ketika mengajaknya berbelanja, sering-sering mintalah ia untuk menghitung. Misal, 1 kg gula seharga Rp13.000, berapa uang yang dibutuhkan jika Anda mengambil 3 kg gula. Mintalah ia juga untuk menghitung total pengeluaran serta uang kembalian.

6. Dorong anak memprediksi

Dalam perjalanan, buat anak memprediksi pukul berapa Anda dan ia akan sampai di rumah. Katakana padanya berapa jarak tempuh dan kecepatan kendaraan. Biarkan ia menghitung dengan rumus fisika.
 
Hal-hal di atas hanyalah sebagian kecil contoh. Yang terpenting adalah bahwa orang tua tahu minat dan ketertarikan anak serta selalu komunikatif untuk mengaitkan apa pun yang sedang dialami atau dirasakan anak dengan pelajaran sekolahnya. Hal ini mampu memicu antusiasme dan keingintahuannya yang lain.
 
Baca juga:
7 Tip Mendampingi Anak Belajar di Rumah Selama Sekolah Ditutup
8 Rujukan Website Belajar Online
4 Mitos tentang Belajar Bilingual
Memberdayakan Pengasuh Menemani Anak Belajar di Rumah
Kuis Mengenali Gaya Belajar Anak
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia