6 Tip Membuat Si Pendiam Lebih Terbuka


 

Anak Anda pendiam? Betapa punya anak yang pendiam menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Di saat orang tua lain mungkin kadang lelah dengan anaknya yang cerewet dan selalu berisik, orang tua anak pendiam mungkin lelah dengan aktivitas menebak-nebak. Mereka harus menebak apa yang dirasakan anaknya, apa yang dibutuhkan anaknya, maupun apa masalah yang sedang dihadapinya.
 
Sebagai orang tua, Anda tentu sangat penasaran dengan apa yang dialami anak Anda selama tidak di rumah. Tentu saja, Anda ingin memastikan apakah ia baik-baik saja dan apakah semuanya aman. Akan tetapi, sulit untuk mendapatkan kepastian ini dari si pendiam. Minim sekali informasi yang bisa Anda dapatkan darinya.
 
Di samping itu, anak-anak yang pendiam juga cenderung lebih sering sendiri di tengah perkumpulan. Kadang-kadang ini membuat Anda penasaran, apakah ia bahagia dan nyaman di sana. Anda juga sering menjadi tidak enak dengan kerabat atau teman Anda yang tidak direspons oleh si kecil saat ia diajak bicara.
 
Nah, bagaimana membantu anak pendiam agar lebih terbuka?


1. Tidak Melabeli

Ada kalanya, anak-anak menjadi pendiam karena pesan yang mereka terima. Sederhananya, anak-anak menjadi sungguh-sungguh sering diam lantaran mereka kerap disebut sebagai pendiam. Bahkan, tanpa sadar, orang tua bisa menjadi sumber pesan itu sendiri. Misal, saat salah satu tetangga Anda tidak berhasil saat berusaha mengajaknya bicara, Anda mengatakan, “Maaf ya, dia malu sepertinya.” atau “Oh, dia memang gitu anaknya, pendiam. Maaf, ya.” Kalimat seperti ini menurut Erica Reischer, Ph.D., penulis What Great Parents Do: 75 Simple Strategies for Raising Kids Who Thrive, membawa pesan tersirat bagi anak Anda bahwa diamnya pada saat itu dianggap sebagai hal yang negatif.
 
Oleh karenanya, upayakan membangun penerimaan dalam keluarga Anda sendiri bahwa setiap anggota keluarga memiliki keunikan dan kepribadian masing-masing yang berbeda dari anggota keluarga lainnya. Berikan si kecil ruang untuk bebas mempertahankan siapa dirinya yang sebenarnya dengan tidak melabelinya. Untuk membantunya mengatasi situasi sulit saat ia diajak berkomunikasi dengan orang lain, Anda bisa mencoba untuk mengatakan, “Nampaknya dia lagi ingin sendiri.”.


2. Mulai dari Rumah

Sebelum mengharapkan ia untuk berbicara dengan ringan di hadapan umum, mulailah dengan mendorong keterbukaan itu di rumah. Pastikan Anda menjadi orang tua yang aktif mengajaknya bicara, sekalipun tak selalu berhasil mendapatkan jawaban yang memuaskan Anda.
 
Dr. Ruth Peters, psikolog klinis penulis buku The 25 Laws of Parenting, mengatakan penting bagi Anda untuk membuat si kecil meyakini bahwa Anda adalah orang kepercayaannya di mana ia bisa mengungkapkan semua pikiran dan perasaannya pada Anda.
 
Nah, oleh karena itu, Ruth menyarankan agar Anda punya jadwal yang konsisten untuk mengobrol. Anda bisa saja mmenyempatkan sekian menit sebelum tidur untuk saling berbicara. “Jika rutinitas malam Anda memiliki ritual ini, maka akan menjadi kebiasaan untuk menggunakannya sebagai waktu bicara,” ujarnya.
 
Anda bisa berbicara tentang apa pun. Bila ia terlihat tak nyaman dengan pertanyaan Anda seputar perasaannya sepanjang hari itu, Anda bisa menanyakan berbagai hal sepele lain seperti hujan, masakan Anda yang kegosongan, dan lainnya. Jangan hanya menunggu jawabannya, Anda juga bisa mengawali bercerita agar ia terpancing untuk bercerita juga. “Anda akan senang dengan betapa cepatnya keheningan pecah dan pikiran serta rahasianya yang dibagi!” seru Ruth.


3. Sensitif

Berhadapan dengan anak yang pendiam memang membuat kemampuan ‘membaca’ Anda harus ditingkatkan. Ruth menyebut bahwa Anda harus lebih sensitif untuk membaca kebutuhan si kecil untuk didengarkan. Pastikan Anda ada saat ia butuh bicara, sehingga ini bisa menjadi stimulasi yang baik baginya untuk terbuka.

4. Curi Waktu

Sebagian orang merasa tidak nyaman saat harus berkomunikasi tatap mata. Dr. Ron Taffel, Ph.D., pakar pengasuhan dan penulis Nurturing Good Children Now, memberikan tip untuk membuat anak-anak mau lebih terbuka, yakni dengan memanfaatkan kesempatan di sela-sela kegiatan seperti saat ia sedang main atau saat Anda sedang menyetir ketika menjemputnya sekolah. Momen yang tak perlu melibatkan tatapan mata ini bisa jadi membuat mereka lebih nyaman.

5. Main, main, dan Main

Sangat wajar bagi anak pendiam untuk kewalahan saat berada di lingkungan baru. Akan tetapi, ini bukan alasan bagi orang tua untuk mengurung anaknya di rumah. Maria Zimmitti, Ph.D., psikolog di Washington DC, AS, menyarankan orang tua untuk mendorong anaknya bermain dengan lebih banyak anak untuk melatih mereka menemukan perasaan nyaman dan akhirnya bersenang-senang dengan anak-anak lain.
 
Akan tetapi, usahakan untuk tidak menempatkan mereka pada play date yang terlalu besar atau memaksa mereka berinteraksi saat belum siap. Sebab, menurut Maria, ini dapat menyebabkan kecemasan dan mengarah pada penghindaran lebih lanjut. Lakukan secara bertahap.


6. Briefing

Anda tentu menyadari bahwa sulit bagi mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain. Akan tetapi, jangan sampai dia mematung di momen yang berkaitan dengan etika atau sopan santun.
 
Pastikan Anda memberikan briefing padanya saat Anda akan mengajaknya bertemu dengan orang lain. Misal, “Kita perlu sopan dengan membalas saat orang lain menyapa,” atau “Etikanya, kalau kita datang ke pesta ulang tahun, kita pasti mengucapkan selamat ulang tahun kepada tuan rumah.” Anda bisa memberinya saran alternatif yang bisa dilakukan. Misal, dengan melambaikan tangan saat ada orang lain yang menyapa, atau tersenyum saat ada yang menawarkan makanan. Tetap tenang, bagaimana pun juga gerakan non verbal ini tetap bisa diterima sebagai sebuah keterbukaan dalam komunikasi, kok, Ma.
 
 
Baca juga:
Anak Terlalu Pendiam, Perlukah Khawatir?
Ajak Anak Pendiam Bicara
Cari Tahu Penyebab Anak Pendiam
6 Trik Membuat Anak Terbuka dengan Anda
Agar Anak Terbuka pada Orang Tua
 

(LELA LATIFA)
IMAGE: FREEPIK
 

 
 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia