Belajar dari Klaster Sekolah di Padang Panjang, Ini Mekanisme Bila Ditemukan Kasus COVID-19 di Sekolah




Belum seminggu setelah digelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM), sebanyak 54 siswa di SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat terinfeksi COVID-19. Melansir dari CNN Indonesia, kasus klaster sekolah ini bermula saat seorang murid di asrama sekolah menunjukkan gejala COVID-19 berupa demam dan kehilangan indra penciuman.
 
Seorang wali murid yang diwawancarai oleh CNN Indonesia menyebut bahwa murid yang sakit dan menunjukkan gejala COVID-19 masih tetap ditempatkan di dalam satu asrama dengan siswa lain yang sehat. "Kan, sudah ada yang terpapar, namun mereka tetap dicampur antara yang sehat dengan yang menunjukkan ciri-ciri terpapar Covid-19," ujar wali murid tersebut.

Baca juga: Anak Kembali Masuk Sekolah, Ketahui Risikonya
 
Akhirnya, berdasarkan koordinasi antara pihak sekolah, Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Polsek setempat, diputuskan agar dilakukan tes PCR. Mengutip dari Kompas, sejumlah 269 orang yang terdiri dari siswa, pembina asrama, juru masak dan anak juru masak menjalani tes PCR.
 
Dari hasil tes PCR tersebut, 52 orang diketaui positif COVID-19, yakni 7 siswa laki-laki dan sisanya siswa perempuan. Saat ini, siswa yang positif COVID-19 menjalani isolasi di asrama. Para siswa ini merupakan pasien bergejala ringan seperti demam dan juga Orang Tanpa Gejala (OTG). Sementara, bagi siswa di asrama yang negatif COVID-19, orang tua diminta menjemput anak-anaknya untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
 
Sementara itu, BPBD Padang Panjang juga sudah melakukan penyemprotan di ruang kelas dan sarana prasana sekolah lainnya. Dengan demikian, untuk sementara pembelajaran kembali dilakukan secara online atau daring, baik bagi siswa yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama.
 
Masih dari Kompas, klaster sekolah di SMA ini juga pernah terjadi sebelumnya. Terhitung sejak PTM sebelumnya dijalankan pada 21 Mei hingga 6 Juni 2021, terdapat 27 siswa asrama di sekolah ini yang terinfeksi COVID-19. 
 
Anak Mama-Papa, sudah mulai mengikuti PTM belum? Nah, belajar dari kasus klaster sekolah yang seperti ini, sebetulnya dibutuhkan deteksi cepat ketika ada siswa, guru, atau warga sekolah lain yang menunjukkan gejala untuk melindungi warga sekolah lainnya.
 
Nah, bagaimana bila ditemukan kasus di sekolah? Apakah anak-anak juga harus dites? Berikut ini adalah mekanisme yang dijelaskan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19:
 

  1. Memberikan infomasi sesegera mungkin kepada seluruh orang tua atau wali murid dan segenap warga sekolah. Keterbukaan informasi menjadi sangat penting, dan tidak boleh ditutupi.
  2. Memulangkan siswa dengan aman.
  3. Meliburkan sekolah dalam jangka waktu dua minggu terhitung sejak kasus ditemukan.
  4. Melakukan sterilisasi berupa penyemprotan cairan disinfektan pada seluruh ruangan di sekolah juga pada seluruh perlengkapan belajar-mengajar.
  5. Mewajibkan isolasi mandiri dan melakukan tes bagi seluruh warga sekolah setelah 3X24 jam.
  6. Orang tua harus mengamati kondisi anak, melakukan isolasi mandiri untuk anak sesuai waktu yang direkomendasikan pada no. 5, dan segera menginformasikan hasilnya pada pihak sekolah.
  7. Jika kasus bertambah, maka sekolah perlu memberhentikan sementara PTM sampai diizinkan kembali oleh dinas pendidikan setempat.
Mama-Papa bisa membaca di sini untuk mengetahui panduan isolasi mandiri untuk anak. Di samping itu, pastikan juga sudah memahami dos & don'ts isolasi mandiri di rumah.
 
Untuk diketahui, berikut ini adalah warga sekolah yang tidak diperbolehkan mengikuti PTM:
  • Memiliki penyakit penyerta yang sulit terkontrol.
  • Tidak dapat menerapkan protokol kesehatan selama perjalanan pergi dan pulang dari sekolah (harus menggunakan transportasi umum yang kesulitan menerapkan protokol kesehatan).
  • Memiliki gejala seperti COVID-19.
  • Memiliki riwayat perjalanan dari wilayah PPKM Level 4, oranye, merah, dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 hari.
  • Memiliki riwayat bersentuhan/berdekatan dengan penderita COVID-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 hari.
 
Baca juga:
Sekolah Kembali Dibuka, Ini 10 Pandangan IDAI
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Isolasi Mandiri (Isoman)
Fenomena Learning Loss Akibat Pandemi
Dari 1-10, Seberapa Aman Makan di Luar saat Pandemi?
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah #sekolahtatapmuka #pembelajarantatapmuka

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Belajar dari Klaster Sekolah di Padang Panjang, Ini Mekanisme Bila Ditemukan Kasus COVID-19 di Sekolah

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia