Jangan Marah Salah Momen, Ma!


 

Pernahkah Anda merasa menyesal, sedih, dan bersalah telah memarahi si kecil begitu melihat wajah polosnya saat sedang tertidur lelap? Sebagian dari kita mungkin berjanji tak akan melakukannya lagi, tapi pada akhirnya kembali mengulanginya di kemudian hari.
 
Rebecca Schrag Hersberg, Ph.D., psikolog klinis dan konselor pengasuhan, dan penulis buku the Tantrum Survival Guide, mengatakan bahwa sering kali Anda mengekspresikan kekesalan dengan cara yang salah. Sehingga, alih-alih belajar sesuatu, si kecil justru malah bingung dengan sikap Anda, tidak mendapat apa pun, atau malah beralih jadi membantah. Sebab, bagaimana pun juga, anak-anak akan belajar lebih baik saat kita menggunakan cara yang lembut—namun tetap tegas—ketimbang marah-marah.
 
Berikut ini adalah momen marah-marah Mama yang sebenarnya tidak efektif:


1. Mengacuhkan Si Kecil

Tugas yang menumpuk memicu kelelahan Anda. Anda bisa saja meledak begitu melihat mainan si kecil berserakan saat Anda menyeterika baju. Anda kemudian mendengus, merebut kotak bedak dari tangan si kecil, menyapu semuanya dalam diam, tapi dengan gerakan yang kasar. Mama pun mengacuhkan si kecil dengan harapan ia merasa bersalah dan meminta maaf atau bertanggung jawab membereskannya.
 
Rebecca menjelaskan bahwa ini adalah sebuah kesalahan, mengapa? Pertama, itu adalah bentuk komunikasi non verbal yang masih sulit dipahami si kecil. Alih-alih melakuan itu semua, lebih baik kita mengatakan langsung padanya untuk membereskannya. “Jika kita ingin anak-anak kita belajar mengekspresikan perasaan mereka—bahkan bila itu sulit—dengan kata-kata, maka kita perlu melakukan hal yang sama.
 
Kedua, Anda harus paham bahwa bukan tugas si kecil untuk menghibur Anda yang kelelahan atau memenuhi kebutuhan emosional Anda. Anda perlu menjaga diri Anda sendiri dan tidak bisa menuntut si kecil memahami komunikasi tersirat Anda.


2. Membentak saat Si Kecil Menumpahkan Minum

Ini mungkin respon yang sering keluar dari kita saat lelah. Kita teriak, “tuh, kan, tumpah, tuh” atau “kok, bisa, sih?” saat si kecil menumpahkan minum. Saat ia bertanya, “kenapa, sih, Ma?” kita akan membalasnya dengan, “Makanya kamu itu hati-hati,” atau “Duh, kan, bawa air gini saja nggak bisa.”
 
Mengapa ini salah sasaran? Pertama, kita semua—dan si kecil—tahu bahwa minuman itu tumpah. Yang perlu dilakukan berikutnya adalah mengelapnya. Kedua, kita bertanya tentang bagaimana itu bisa terjadi, padahal kita semua tahu bahwa itu adalah ketidaksengajaan atau kecelakaan. Mengapa harus kita pertanyakan? Berikutnya, kita merespons dengan pernyataan yang membuat si kecil merasa rendah diri. Iya, kita telah menanamkan ketidakpercayaan diri dengan menunjukkan ketidakpercayaan kita padanya.


3. Menunjukkan Kecemasan yang Tak Berhubungan

Anda marah saat si kecil terlalu lama bermain game online di ponsel pintarnya dengan kalimat, “Kamu ini main game terus, nanti nilai sekolah kamu jelek, gimana?” Kecemasan Anda memang relevan. Bila si kecil terlalu lama main game, ia jadi kehilangan waktu belajar, dan jika ia tidak belajar bisa jadi nilai sekolahnya turun. Akan tetapi, kemarahan Anda ini salah sasaran.
 
Mengapa ini salah sasaran? Karena, seperti yang tadi sudah dijelaskan, kaitan sebab dan akibat antara main game dengan nilai sekolah yang turun terlalu panjang. Bila yang Anda gugat adalah ia yang terlalu lama bermain game, maka sebaiknya Anda mengaitkannya dengan aturan atau kesepakatan yang sudah Anda buat Bersama. Misal, “kok, Kakak main game-nya melebihi aturan waktu?”
 
Kalimat ini selain lebih efektif menghentikan tatapan mata anak-anak dari ponselnya juga membuat mereka lebih mudah memahami maksud Anda.
 
Nah, jadi bagaimana, Ma? Sering kali karena sudah kelelahan dan keburu marah duluan, ternyata apa yang jadi niatan kita justru tidak bisa tersampaikan dengan baik pada si kecil.
 
 
Baca juga:
Saat Hendak Marah Pada Anak, Lakukan 3M
Makin Kesal dengan Pasangan Selama #dirumahsaja? Ini 7 Alasannya
50 Daftar Hal Sensitif yang Dapat Membuat Pasangan Bertengkar
Perlukah Bertengkar Terus dengan Anak?
6 Pengaruh Stres Terhadap Kesehatan Fisik dan Emosional Anda
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 
 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia