Jangan Sampai Overlapping, Buat Kesepakatan dengan Anak Soal PR

perlukah membantu anak mengerjakan PR


Apakah Anda selalu berjuang untuk selalu mengingat-ingat PR anak, sementara ia sendiri tak pernah sedikit merasa perlu mengingatnya? Apakah Mama selalu berkata, “Ayo, kerjakan dulu PR-nya!” sehingga terdengar seperti alarm setiap malam. Apakah anak juga sering kebingungan karena buku yang harusnya dipakai untuk mengerjakan PR tertinggal di sekolah?
 
Pernahkah Anda harus kebingungan bertanya ke orang tua lain lantaran anak sama sekali tidak paham tentang apa yang harus ia lakukan untuk mengerjakan PR-nya? Atau, apakah anak sering memberitahu Anda tiba-tiba bahwa ada beberapa bahan proyek yang harus dibeli dan dibawa untuk esok pagi, begitu mendekati jam tidur malam? Mama jadi tergopoh-gopoh mencari toko yang masih buka untuk membeli daftar bahan-bahan tersebut.
 
Ini sebetulnya yang punya PR anak atau orang tuanya, sih? Ah, ternyata memiliki anak yang sudah bertambah usia belum bisa dikatakan mudah selama ia masih saja belum bertanggung jawab sendiri atas tugasnya. Banyak, lho, orang tua yang punya curhatan yang sama. Sebenarnya, inginnya, sih, anak bertanggung jawab sendiri atas PR-nya. Akan tetapi, rasanya orang tua 'gatal' untuk tidak overlapping mengambil alih tanggung jawab itu.
 
Nah, hal tersebut akan jadi lebih sulit lagi bila Anda adalah tipe orang tua yang menginginkan PR anak mendapat nilai terbaik. Rasanya, standar Anda akan PR anak-anak lebih tinggi berkali-kali lipat. Ini membuat Anda turun tangan untuk membantunya. Tak jarang, malah ada orang tua yang mengerjakan PR anaknya langsung. Overlapping-nya makin parah, tuh.
 
Baca juga: 8 Tanda Orang Tua Perfeksionis
 
Berhenti Terus Menerus Membantu Mengerjakan PR
Apakah itu lantas setimpal dengan apa yang Anda dan anak Anda peroleh? Belum tentu. Keith Robinson dan Angel L. Harris dalam bukunya The Broken Compass: Parental Involvement with Children’s Education menyebut bahwa dalam banyak kasus, bantuan orang tua dalam mengerjakan PR tidak membuat perbedaan bagi peningkatan anak dalam nilai tes mereka dalam membaca, matematika, dan nilai mereka.
 
Artinya, bantuan Anda mungkin memang membuat PR anak mendapat nilai baik. Akan tetapi, tidak mendorong peningkatan kemampuannya. Sehingga, kebiasaan orang tua ini justru bisa dianggap toksik.
 
Ketahui alasan lain mengapa orang tua tak perlu membantu anak mengerjakan PR.
 
Orang tua perlu menyadari bahwa tugas mereka hanyalah membantu bila anak-anak membutuhkan bantuan, bukan mengerjakan sepenuhnya.
 
Baca juga: Sejauh Mana Orang Tua Boleh Membantu Anak Mengerjakan PR?
 
Nah, agar anak-anak juga terlatih untuk menumbuhkan rasa tanggung jawabnya, Anda bisa membuat kesepakatan sederhana tentang PR di rumah bersama anak-anak.
 
Kesepakatan ini berisi poin-poin yang mengingatkan anak untuk memenuhi tanggung jawabnya dan sebagai pengingat bagi orang tua akan batasannya. Kesepakatan ini berfungsi untuk menjaga anak-anak dan Anda tetap teratur.
 
Berikut ini adalah contoh isi kesepakatan yang bisa Anda tiru dan mofidikasi sesuai kebutuhan.
 
Tanggung Jawab … (Isi dengan Nama Anda)

  • Membuat daftar PR setiap hari saat jam pelajaran berakhir dan ditulis di agenda untuk memudahkan mengingat.
  • Jika belum paham tentang instruksi PR, saya akan mencoba menanyakan langsung pada guru saat itu juga.
  • Memastikan tahu kapan deadline PR saya.
  • Membawa pulang semua buku yang dibutuhkan untuk menyelasaikan PR.
  • Memberi tahu Mama/Papa bila butuh membeli perlengkapan untuk menyelesaikan PR sehari sebelum dibutuhkan atau selambat-lambatnya sore hari saat akan mengerjakan PR.
  • Mencari lokasi yang tenang untuk menyelesaikan PR agar tidak mudah terganggu.
  • Menyelesaikan PR sebelum menonton TV atau main gadget.
  • Memberitahu orang tua jika tidak mengerti tentang tugas.
 
(Tanda Tangan)
 
Tanggung Jawab Mama & Papa
  • Menyediakan tempat yang tenang untuk mengerjakan PR yang bebas dari gangguan.
  • Menyediakan kalender yang mempermudah anak saya mengelola tugasnya.
  • Memastikan anak saya punya perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas selambat-lambatnya sore hari sebelum PR dikerjakan.
  • Sabar saat anak saya tidak mengerti tugas dan mencoba berkomunikasi dengan baik.
  • Menawarkan bantuan dan saran bila anak saya mengalami kesulitan. Tapi, bukan membantu menyelesaikannya.
  • Menyediakan tutor atau mendaftarkan anak les bila mengalami kesulitan dan saya tidak bisa membantu.
 
(Tanda Tangan)
 
 
Kesepakatan ini bisa membuat Anda cukup tenang dan anak terlatih untuk bertanggung jawab serta menepati janjinya sendiri. Isi kesepakatan bisa diubah di kemudian hari, bila ada penyesuaian.
 
Mama-Papa juga bisa mendiskusikan konsekuensi bila anak tidak menepati perjanjiannya. Pastikan konsekuensi yang Mama-Papa ajukan memenuhi 3 R, Aturan Memberi Konsekuensi kepada Anak.
 
Bagaimana? Siap mencoba?
 
Baca juga:
Cara Menghindari Kesalahan dalam Mendampingi Anak Belajar
3 Kebiasaan Mama Ini Bantu Anak Rajin Belajar
Tip agar Anak Cepat Paham dan Happy saat Belajar
7 Tip Atasi Drama Belajar dari Rumah
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah #belajardarirumah #pembelajarantatapmuka

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Jangan Sampai Overlapping, Buat Kesepakatan dengan Anak Soal PR

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia