Kakak dan Adik Bersaing, Ini yang Perlu Mama Lakukan


Ikatan batin atau persaudaraan tidak membuat sibling bullying tidak mudah terjadi atau jika sudah terjadi pun gampang mengatasinya. Karena, menurut Anna Surti Ariani (Nina) - psikolog anak dan keluarga - yang berpengaruh pada sibling bullying terutama bukan ikatan atau hubungan persaudaraan, tetapi parenting behavior. “Jadi, kalau orang tua bisa menegaskan aturan dan bentuk hubungan antar saudara kandung, maka sibling bullying berkurang,” tegas Nina.

Berikut ini saran Nina mengenai beberapa hal penting yang bisa Anda lakukan untuk menghindari dan mengatasi sibling bullying.

Jangan membanding-bandingkan antara kakak dengan adik
Boleh, kok, Anda mengatakan si kakak hebat karena sudah menghabiskan makanan, atau adik hebat karena bisa mewarnai dengan rapi. Namun, jangan kemudian menyambung dengan mengatakan, "Adik bagaimana, sih, kok, makanannya tidak habis-habis!” atau, “Kakak, sih, mewarnainya buru-buru! Jadi nggak rapi kayak punya Adik!”

Cari sisi-sisi positif dari masing-masing anak
Usahakan itu adalah hal yang berbeda. Kalaupun sama, cari kekhasan masing-masing anak. Dengan demikian, anak tahu bahwa ia diperhatikan orang tuanya, dan memiliki perbedaan yang bisa saling melengkapi dengan kakak atau adiknya.

Kalau kakak-adik bertengkar, orang tua tidak harus terlibat
Tetapi kalau topik pertengkarannya sama terus-terusan, ada salah satu pihak yang selalu terlihat lebih lemah, artinya sudah terjadi bullying. Maka, orang tua perlu menegaskan aturan-aturan yang ada. Karena biasanya terjadi pada anak besar, orang tua bisa mengajak anak-anak untuk mendiskusikan topik pertengkaran tersebut sampai tuntas, termasuk membuat kesepakatan-kesepakatan yang perlu dilakukan berikutnya oleh masing-masing anak.

Selalu berusaha untuk mendengarkan semua pihak
Jangan mudah melabel satu anak walaupun ia sering kali jadi ‘sumber masalah’. Contohnya, walaupun yang sering menjatuhkan barang adalah si adik, kita jangan langsung menuduh ia pasti membuat berantakan meja makan. Coba dengarkan alasan versi kakak dan versi adik. Kalau ada ketidakselarasan, coba ditanyakan lagi ke semua pihak, kalau perlu tanya saksi-saksi (mbak, nenek, tante, jika ada).

Buat aturan yang jelas di rumah, dan usahakan taati
Misal, tidak boleh memukul, tidak boleh merebut barang, selalu mengucapkan salam, dll. Semakin jelas aturannya, maka anak semakin paham bahwa ia tidak bisa semena-mena terhadap saudara kandungnya.

Selalu ingatkan anak-anak bahwa rumah harusnya menjadi tempat berteduh yang menyenangkan dan menenangkan buat semua orang di dalamnya, dan bahwa setiap anggota keluarga punya tanggung jawab untuk membuat rumah seperti tujuan itu. Jadi, seluruh keluarga diajak menyepakati apa saja perannya, lalu saling menegur jika tidak berjalan. Contohnya, peran kakak adalah untuk menahan diri tidak mencela adik ketika menjatuhkan barang, tetapi mengingatkannya. Sebaliknya adik perlu lebih berhati-hati, sehingga tidak perlu sampai ditegur siapa pun. Peran-peran ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga.

Foto: 123rf

Baca juga: Dampak Persaingan Kakak Adik

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia