Mengendalikan Anak Suka Memukul

Mulai bersekolah merupakan peristiwa yang sangat luar biasa. Sekarang, anak bersama dengan peer-nya selama beberapa jam pada hari itu dan harus berhadapan dengan berbagai kepribadian yang berbeda, berbagi mainan, mengikuti peraturan, serta terbiasa pada rutinitas yang baru. Selama melakukan semua ini, ia harus menahan nya karena masih merasa sangat kangen pada Mama dan Papa. Berusaha menguasai beberapa keterampilan sekaligus dan berada di lingkungan yang membuatnya stres membuat si 3 tahun merasa capek plus frustrasi. Akibatnya? Ia pun memukul untuk menunjukkan, “Perrggiii. Aku kesal.”

Nantinya, hal ini akan berlalu, kok, Ma. Menyerang secara fisik cenderung mereda begitu ia bisa mengatakan dan mengendalikan perasaan marahnya. Sementara itu, inilah berbagai trik untuk menyiasatinya:

1. Perhatikan dulu si korban, bukan si pemukul. Jadi, si pemukul akan melihat kalau perhatian Anda lebih pada seseorang kesakitan. Dari sini, ia tahu bahwa ia tidak boleh memukul sembarangan dan perilaku buruk tidak akan membuatnya segera mendapat perhatian.


2. Cari tahu mengapa anak memukul, sehingga ia tahu kalau Anda mengerti alasannya. Misalnya, “Ternyata, kamu benar-benar ingin bermain dengan mainan itu, tapi tidak memakai kata yang ramah untuk membantu kamu mendapatkannya, ya?” Namun, bila terus memukul, ia harus dikeluarkan dari kelas. Paling tidak, ia tidak akan terus menyakiti orang lain.

3. Antisipasi situasi di mana ia cenderung memukul (mengambek di akhir hari atau tidak mau berbagi satu-satunya boneka Spidermannya?), dan cobalah untuk berada di dekatnya untuk menghindari berbagai masalah yang mungkin muncul.

4. Pujilah begitu ia bisa berinteraksi dengan temannya melalui kata-kata. Ini berarti kalau ia sudah bisa mengendalikan diri dan juga lebih sabar. Umpan balik yang bersifat positif akan membuatnya lebih bangga.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia