8 Pertanyaan tentang Vaksin HPV



 

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling banyak diderita perempuan setelah kanker payudara. WHO memperkirakan penderita kanker di Indonesia akan meningkat hingga tujuh kali lipat di tahun 2030.

Salah satu cara untuk mencegah kanker yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus ini adalah dengan pemberian vaksin HPV. Namun, masih banyak hal yang dipertanyakan tentang vaksin ini.

Saya pernah pap smear dan hasilnya baik, tidak ada indikasi sel kanker sama sekali. Apakah saya harus tetap melakukan vaksin HPV?
Sebaiknya iya. Perlu diingat bahwa vaksin HPV adalah untuk upaya preventif, bukan kuratif. Kebanyakan infeksi HPV tidak menunjukkan gejala yang jelas. Akibatnya seringkali korban baru mendatangi tenaga kesehatan saat sudah berada di stadium tinggi.

Saya tidak pernah berganti-ganti pasangan seksual dan hanya berhubungan dengan suami saya. Perlukah vaksin HPV?
Asumsi yang paling umum adalah virus HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. Orang yang sering berganti-ganti pasangan akan lebih berisiko terinfeksi virus ini. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Penularan virus HPV lewat aktivitas seksual menyumbang 85% infeksi yang menyebabkan kanker serviks ini. Sementara 15% lainnya dapat disebarkan lewat aktivitas nonseksual seperti pemakaian toilet umum, tercemar alat kedokteran yang tidak steril dan juga tidak higienisnya pakaian dalam.

Apakah tidak terlambat jika saya melakukan vaksin HPV sekarang? Berapa batas maksimal usia perempuan untuk menerima vaksin HPV?
Menurut Centre of Disease Prevention and Control Amerika Serikat, vaksin HPV dapat diberikan pada anak perempuan dan laki-laki mulai usia 11-12 tahun. Namun vaksin ini akan tetap efektif diberikan sampai seorang perempuan berusia 26 tahun. Jika lebih dari itu, sebetulnya belum terlambat. Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia berpendapat bahwa vaksin ini masih efektif diberikan pada perempuan hingga usia 45 tahun, walaupun efektivitasnya berkurang 10%.

Saya pernah dengar bahwa vaksin HPV sebetulnya hanya untuk mencegah kutil di kelamin. Apa itu benar?
Vaksin HPV terbagi dalam dua jenis, yakni HPV bivalen untuk mencegah infeksi HPV 16 dan 18 yang menyebabkan kanker serviks dan HPV quadrivalen untuk mencegah infeksi HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 dan dapat diberikan pula pada laki-laki. Tipe 6 dan 11 ini adalah penyebab kutil kelamin. 

Apakah dengan vaksin HPV saya 100% terbebas dari risiko kanker serviks?
Tidak. Dr Elizabeth Jane Supardi, Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa vaksin HPV hanya mampu mencegah kanker serviks 100% apabila dilakukan dua kali pada perempuan yang belum pernah berhubungan seks.

Benarkah vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini dan kegagalan ovarium?
Kementerian Kesehatan RI memastikan bahwa vaksin HPV tidak ada kaitannya dengan menopause dini. Hal ini didasarkan pada tidak ditemukannya bukti bahwa ada perempuan yang mengalami menopause dini di negara-negara yang sudah 14 tahun melaksanakan vaksin HPV.

Sejauh ini Centers for Disease Control and Prevention dan US Food and Drug Adminsitration belum menemukan bukti bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan kegagalan ovarium. Mayoritas laporan efek samping vaksin HPV yang diterima oleh Vaksin Adverse Event Reporting System (VAERS) adalah sesak napas, pusing, mual, demam, bekas kemerahan atau nyeri di bagian tubuh yang disuntikkan vaksin.

Bagaimana saya bisa mendapatkan vaksin HPV?
Anda bisa mengunjungi fasilitas kesehatan dan melakukan tes pap smear terlebih dahulu dengan dokter obstetri ginekologi. Jika tidak ada infeksi virus HPV yang terdeteksi, Anda bisa mendapatkan vaksin HPV.

Vaksin akan diberikan tiga kali suntikan. Suntikan kedua akan diberikan 1-2 bulan setelah suntikan pertama. Suntikan yang terakhir dapat Anda dapatkan enam bulan setelah vaksin pertama. Untuk terus mengontrol pencegahan kanker serviks, ada baiknya perempuan melakukan pap smear rutin tiap 3 tahun sekali setelah mendapatkan vaksin HPV.

Berapa dana yang harus saya keluarkan untuk vaksin HPV?
Harga vaksin HPV bivalen adalah sekitar 700 ribu rupiah. Sedangkan vaksin HPV quadrivalen lebih tinggi, yakni sekitar 1,2 juta rupiah. Anda tentu perlu menyiapkan dana lebih untuk tes pap smear dan biaya berkonsultasi dengan dokter.

 
Lela Latifa
Foto: Shutterstock


 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia