Bahaya Gangguan Bipolar


Anda memiliki anggota keluarga atau saudara yang mengidap Gangguan Bipolar (GB)? Sebaiknya awasi dan perhatikan kesehariannya mulai sekarang. Dalam sebuah seminar Gangguan Bipolar dan Fenomena Bunuh Diri di Kota Besar bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan PT Abbot Indonesia, terungkap jika ada sekitar 15 hingga 20 persen pengidap GB yang mencoba dan berhasil menghilangkan nyawanya dengan bunuh diri. “Para penyandang gangguan Bipolar ini memang umumnya memiliki ide bunuh diri satu atau dua kali dalam hidupnya dan beberapa berhasil bunuh diri, terutama pasien pria,” ungkap DR. Dr. Margarita M. Maramis, SpKJ (K), Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood Lain di PDSKJI juga dokter konsultan kejiwaan Bagian Psikiatri FK Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Gangguan Bipolar sendiri adalah gangguan mood yang dicirikan dengan suasana hati terlalu gembira (manik) dan depresi dalam periode yang berbeda. GB memiliki derajat ringan hingga berat yang seluruhnya memerlukan pengobatan dan konseling secara sinergi. “Saat manik, biasanya orang tersebut akan berbicara cepat, kata-katanya melompat-lompat, banyak ide, belanja impulsif, tidak tidur, nafsu seks berlebih, makan tidak teratur, dan menjadi sensitif. Dalam tahap yang berat, orang tersebut bisa terganggu pekerjaannya karena tidak fokus dan suka meninggalkan pekerjaan,” ujar dokter Margarita.

Sementara, saat depresi, penderita bisa menjadi lemah, tak bergairah, pola pikir melambat, selalu berpikiran negatif, merasa tidak berharga, kurang hasrat seksual, dan menarik diri dari lingkungan sosial. “Justru penderita GB yang tengah depresi disertai hipomanik (sedikit berenergi) berpeluang besar melakukan bunuh diri, dibandingkan penderita yang depresi berat,” pesan Margarita.

Jika Anda mengetahui orang di dekat Anda adalah penderita GB, dokter Margarita menyarankan untuk selalu mengingatkan orang tersebut meminum obat mood stabilisator dan anti psikotik yang sudah diresepkan oleh dokter secara rutin sepanjang hidupnya. Obat ini mampu memperbaiki saraf dan kimia otak sehingga moodnya tetap stabil. Jika tidak, penderita GB sangat rentan melakukan perilaku seksual negatif, menyalahgunakan NAPZA, dan bunuh diri.

Selain itu, keluarga dan teman juga perlu mendorong orang tersebut rutin berkonsultasi ke dokter, menjalani hidup sehat, olahraga teratur, meditasi, dan mengungkapkan masalah. (foto: 123rf)

Baca juga: Penyebab Depresi

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia