Setelah anjuran karantina #dirumahsaja yang sudah 3 bulan berjalan, kini pemerintah mewacanakan agar kita siap beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru atau The New Normal. Berlakunya PSBB Transisi merupakan langkah besar untuk mengembalikan aktivitas seluruh masyarakat seperti sediakala dengan berbagai batasan yang harus ditaati.
 
Bagi beberapa orang, bisa kembali pergi keluar rumah karena PSBB Transisi sudah mulai dilakukan di berbagai area publik menjadi hal yang menggembirakan. Banyak aktivitas yang sudah dirindukan bisa dilakukan kembali. Akan tetapi, hal ini ternyata tak berlaku bagi semua orang.
 
Mirip Panic Attack
Beberapa ibu justru menceritakan, mengalami stres mendadak ketika ke luar rumah lantaran terlalu lama #dirumahsaja. Sebagian mengaku mengalami gejala seperti panic attack di mana mereka kebingungan, pusing, dan kehilangan kontrol begitu berada di keramaian seperti pasar atau transportasi umum. Ada juga yang menceritakan, “Sampai rumah langsung tersugesti badan jadi nggak enak, berasa demam, bersin-bersin, gitu.”
 
Dr. Steven Taylor, M.D., pengajar di departemen psikiatri di University of British Columbia, Kanada, mengatakan bahwa hal-hal tersebut memang sekilas seperti agorafobia di mana seseorang memiliki ketakutan atas suatu tempat atau situasi yang membuat mereka panik. Menurutnya, orang-orang dengan agorafobia akan menghindari ke luar rumah karena takut mengalami panic attack. Akan tetapi, dalam hal ini, Taylor menegaskan, “Orang-orang ini bukan takut mengalami panic attack, melainkan mereka takut terinfeksi.”
 
Efek Terlalu Lama #dirumahsaja
Para ahli kesehatan mental ternyata sudah memerhatikan munculnya kemungkinan adanya fenomena kecemasan seperti itu tentang kehidupan setelah karantina. Dr. Steven Taylor, M.D., yang juga penulis The Psychology of Pandemic, mengatakan “Orang-orang dapat terlalu menyukai isolasi mereka dan menjadi cemas untuk pergi keluar."
 
Menurut Taylor, hal tersebut disebabkan lantaran orang-orang terlalu nyaman dengan berbagai peraturan yang mereka buat di rumah untuk menjaga keluarga mereka selama pandemi. Orang-orang sudah nyaman dengan bekerja di rumah, masak sendiri di rumah untuk menjamin bahwa apa yang dikonsumsi keluarganya aman, berbelanja online untuk meminimalisir ke luar rumah, dan sebagainya.
 
Dirinya menyebut bahwa orang-orang ini menciptakan ‘kepompong keselamatan’ yang membuat mereka yakin bahwa keluarganya aman. Akhirnya saat harus keluar rumah, mereka mengalami kecemasan yang hebat.
 
 
Baca juga:
Dampak Negatif #dirumahsaja Bagi Perkembangan Sosial Si Kecil
7 Fakta tentang Hubungan Stres dan Pengasuhan
8 Tip Menghindari Pertengkaran Rumah Tangga Selama #dirumahsaja
Wajib Tahu! 10 Pemicu Stres saat #WFH
6 Pengaruh Stres Terhadap Kesehatan Fisik dan Emosional Anda
 
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK