Anak Ingin Pakai Skin Care, Simak Dos & Don’ts Ini

apakah boleh anak memakai skin care?


Belakangan ini, semakin banyak, ya, orang yang peduli tentang kecantikan dan kesehatan kulit. Penggunaan skin care rutin pun kelihatan makin meningkat. Makin banyak pula orang mengedukasi diri mengenai penggunaan skin care dari dokter, web, atau beauty enthusiast/influencer.
 
Tak hanya orang dewasa saja, remaja pun sudah mulai memerhatikan skin care. Anak Mama-Papa juga sudah mulai ribut minta skin care tidak?
 
Mama-Papa mungkin berpikir, “Aduh, kamu masih kecil, nggak usahlah, ya.” Yang Mama-Papa anggap masih kecil ini umur berapa dulu? Sebab, anak-anak zaman sekarang lebih cepat puber dibanding dengan anak-anak di masa kecil Mama-Papa dulu. Saat ini, anak-anak bisa mengalami puber sejak usia 10 tahun.
 
Dalam IG Live Milennial Parents Academy - Parenting Indonesia, pada Senin 18 Oktober 2021 lalu, dr. Kardiana P. Dewi, Sp.KK, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin mengatakan, “Sekarang, hampir semua anak (perempuan) 10 tahun sudah menstruasi.” Akan tetapi, dirinya juga mengatakan bahwa seorang anak perempuan bisa mengalami menstruasi lebih cepat atau lebih lambat dari usia tersebut. Setelah mengalami pubertas, seorang anak bisa dikatakan memasuki usia remaja.
 
Baca juga: Sudah Puber, Yang Perlu Didiskusikan dengan Anak tentang Seksualitas
 
Bila sebelum-sebelumnya, yang disebut remaja adalah anak mulai dari usia 12 tahun, sekarang lebih muda dari itu. Dirinya mengatakan bahwa secara institusional, usia 10 tahun juga sudah dikatakan sebagai remaja. “Zaman now, menurut WHO, remaja itu 10-19 tahun. Di kita (Indonesia), Kemenkes juga menetapkan usia 10 tahun sudah remaja,” ia menambahkan.
 
Kapan Mulai Butuh Pakai Skin Care?
Nah, kapan anak-anak kita mulai butuh pakai skin care? Dokter Dewi menjelaskan, “Sebenernya ini tidak ada patokan khusus. Tapi, zaman dulu, mulai boleh pakai skin care ketika remaja, karena mulai ada problem, kan. Karena sekarang definisi remaja sudah jadi (mulai) 10 tahun, jadi ketika ada keluhan, ya sudah boleh mulai saja digunakan.”
 
dr. Dewi mengatakan bahwa meningkatnya hormon saat pubertas, selain menyebabkan perubahan pada bentuk tubuh, juga memengaruhi kondisi kulit seorang anak. Pernah dengar bahwa berjerawat adalah salah satu tanda seorang anak sudah puber? Ternyata, keduanya memang berkaitan, lho, Ma, Pa.
 
Meningkatnya hormon saat puber disebutkan dr. Dewi juga akan meningkatkan produksi minyak atau sebum di kulit. Kondisi kulit yang lebih berminyak ini dapat meningkatkan risiko masalah kulit remaja seperti berjerawat, komedo, iritasi, dan lainnya.
 
Skin Care Seperti Apa yang Boleh Digunakan?
“Saya mau meluruskan, skin care jangan dilihat sebagai seuatu yang ‘waaah’ begitu, ya. Skin care itu artinya kita merawat kulit kita in a very simple way.” Ia menambahkan bahwa penggunaan skin care untuk remaja yang paling penting adalah berdasarkan kebutuhan kulitnya saja.” Ia juga menekankan bahwa tidak perlu mengikuti tren.
 
Baca juga: Dampak Anak Praremaja Terobsesi Penampilan
 
Agar kulit remaja tetap terjaga kesehatannya, simak apa saja yang bisa diberikan atau dilakukan dan yang sebaiknya tidak perlu berikut:
 
DOS:


Pakai Cleanser
“Yang paling mendasar adalah cleansing,” ujar dr. Dewi. Ia menyarankan untuk memilih bahan yang ringan dan halus. Lakukan cleansing rutin sebelum tidur dan saat bangun tidur. Sebab, dr. Dewi menjelaskan bahwa malam hari, sel kulit mati tertumpuk dan kulit juga bisa terkena debu yang ada di kasur sehingga pori-pori bisa tersumbat. “Itu cepat atau lambat bisa menyebabkan jerawatan,” ujarnya.
 

Pakai Pelembap
Pelembab bisa digunakan setelah mengaplikasikan cleanser. Akan tetapi, dr. Dewi juga menegaskan bahwa untuk anak-anak di bawah 12 tahun bila kulitnya belum ada masalah juga tidak masalah bila tidak menggunakan pelembap.

Pakai Sunscreen/Sunblock
Nah, ini yang sangat penting. Paparan sinar UV matahari dapat merusak kulit. Walaupun di rumah saja, anak-anak juga tetap perlu menggunakan sunscreen/sunblock untuk melindungi kulit dari paparan UV yang menembus jendela rumah.
 
Dokter Dewi merekomendasikan penggunaan sunscreen/sunblock SPF 15-30 saat di rumah saja dan SPF 25-50 bila melakukan aktivitas di luar rumah. Ia juga menyarankan memilih yang formulasinya ringan seperti gel atau cream gel. “Yang warnanya bening-bening gitu,” tandasnya.
 


DON'TS:

Pakai Scrub Rutin
Dokter Dewi mengatakan bahwa cleansing dengan sabun cuci muka saja sudah cukup untuk anak remaja. “Gak perlu discrub-scrub,” ujarnya. Penggunaan scrub rutin malah berisiko membuat kulit anak kering atau iritasi sehingga kemerahan.
 

Pakai Sabun Bayi
Pernah dengar saran kalau anak remaja sebaiknya mencuci muka pakai sabun bayi saja agar lebih aman? Ternyata tidak juga, Ma, Pa. “Sabun bayi itu lembut banget. Terlalu lembut. Fungsinya (di kulit bayi) untuk menahan kadar minyak, kelembapan. Kalau kulit mereka berminyak malah nggak cocok,” jelas dr. Dewi.
 

Pakai Produk Oil Control
Masalah kulit berminyak yang terjadi akibat perubahan hormon, kata dr. Dewi, membuat tidak sedikit anak remaja yang ingin memakai produk yang bisa mengurangi produksi minyak. Menurutnya, hal tersebut tidak perlu karena dapat membuat wajah kering. “Kalau kulit terlalu kering sampai ngelupas, sisiknya bisa menutupi pori-pori, jadi jerawat juga. Terlalu kering tidak baik, minyakan juga nggak oke. Intinya, sabunnya yang lembut, tidak terlalu banyak deterjen,” tuturnya.
 

Pakai Toner, Essence, atau Serum
“Cuci muka saja. Toner, (produk mengandung) acid, AHA-BHA, tidak perlu, tidak usah,” tegas dr. Dewi. Formula yang asam atau acid malah bisa membuat kulit anak menjadi kering. “Apalagi ikutan yang hits, retinol (misalnya),” ujarnya lagi.
 
Kalau pun ingin menggunakan produk yang bersifat air untuk melembapkan, boleh dicoba di usia SMP atau SMA.
 

Pakai Sheet Mask Rutin
“Mereka itu, anak-anak, kulitnya sudah lembap dan masih firm banget.” Sheet mask apabila digunakan sesekali memang tak masalah, tapi tak perlu rutin.
 

Pakai Aloe Vera Gel yang Mengandung Alkohol
Aloe vera gel memang bisa jadi pilihan pelembap karena lebih alami dan teksturnya yang ringan. Akan tetapi, hati-hati agar tidak memberikan yang mengandung alkohol agar formulanya cepat kering di wajah. “Nanti anak-anak mukanya jadi iritasi,” ujarnya mengingatkan.
 
Tip Memilih Skin Care untuk Anak
“Intinya untuk pemula, kalau tidak ada problem apa-apa, berikan saja produk sabun cuci muka dan sunscreen. Kalau mau, diberikan pelembap, kalau belum ketemu, nggak usah dulu.” Ia juga menambahkan, “Kalau memang wajahnya tidak ada problem, silakan beli produk perawatan kulit wajah yang dijual bebas, tapi coba yang kemasan kecil sesuai jenis kulit.
 
Apa saja jenis kulit anak? Secara sederhana, dr. Dewi menjelaskan kondisi kulit dibagi menjadi tiga, yakni normal, berminyak, dan kering. Cara mudah untuk mengetahui kondisi kulit anak bagi orang tua adalah dengan melihat area T (dahi dan hidung) yang umumnya lebih berminyak dari area lain

  • Ciri Anak dengan Kulit Berminyak
Kulit wajahnya cenderung mengiilap. Baru ½ jam cuci muka, wajah sudah berkilau minyak lagi.
  • Ciri Anak dengan Kulit Normal
Wajahnya biasanya baru terlihat berminyak setelah 2-3 jam cuci muka. Biasanya minyak muncul di area T.
  • Ciri Anak dengan Kulit Kering
Tak tampak berminyak walau dalam jangka waktu yang lama setelah mencuci muka.
 
Jika sudah mencoba membeli produk skin care di pasar bebas tapi malah tampak tidak cocok, kemerahan, makin berminyak, atau beruntusan, dr. Dewi menyarankan sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
 
Jaga Asupan yang Dikonsumsi Anak
Tak hanya menjaga permukaan kulit, anak-anak juga harus mengatur konsumsinya. Dokter Dewi menjelaskan bahwa ada makanan-makanan yang dapat memicu jerawat berkaitan dengan peningkatan hormon saat pubertas ini. Ia menjelaskan bahwa secara teoritis, makanan dengan kadar gula tinggi, dan tinggi karbohidrat dapat menyebabkan jerawat serta membuat komedo semakin meradang.
 
Baca juga: Pola Makan Tak Sehat Anak Praremaja
 
Di samping itu, dairy product pun dapat memicu. “Di satu sisi, susu, keju, kan, baik, ya, untuk pertumbuhan mereka. Tapi, kalau muka berminyak, kalau saat lagi berminyak-berminyaknya, ya, kurangi,” tuturnya.
 
Ada juga yang mengatakan bahwa telur dapat membuat kulit berjerawat. Benarkah? “Telur sebetulnya tidak. Tapi pada bebeapa orang tertentu, kalau makan telurnya banyak, bisa muncul jerawat atau bisul-bisul. Jadi tiap orang beda-beda,” ujarnya menjelaskan.
 
Nah, yang paling penting dilakukan orang tua adalah membantu anak mencari informasi dan produk yang paling tepat untuk kulitnya. Jangan sampai anak mencari produk sendiri atau mengikuti tren yang padahal tidak sesuai dengan jenis dan kebutuhan kulitnya hanya karena tidak mendapatkan informasi yang tepat.
 
Baca juga:
Hemat! Manfaatkan 7 Pelembap Kulit dari Bahan Dapur
Papa Perlu Lakukan Ini Saat Anak Perempuan Beranjak Remaja
5 Tahap Perkembangan Anak Usia Praremaja
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
 

 


Topic

#usiasekolah #pubertas

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia