Anak Punya HP Sendiri, Orang Tua Wajib Ajarkan 5 Etika Digital

ajari anak abege etika menggunakan handphone dan media sosial


Anak-anak generasi alfa lahir dengan teknologi internet di tangannya. Mereka menggenggam dunia. Kita tahu bahwa memang ada beragam manfaat positif yang bisa mereka dapat. Akan tetapi, ada juga hal negatif yang mungkin diterima dari kebiasaan online mereka. Penyalahgunaan informasi atau cyberbullying menjadi salah satu bahaya yang mengintai.
 
Oleh karenanya, anak-anak perlu diajarkan cara bersikap dewasa dalam memandang dan menggunakan teknologi internet. Jaga agar mereka tidak menjadi pelaku maupun korban bullying saat menggunakan internet.
 
Baca juga: 9 Tipe Anak Rentan Mengalami Bullying
6 Tanda Anak Anda Sedang Di-Bully
 
Sherri Mabry Gordon, bullying expert di Ohio sekaligus penulis buku Weaponized Social Media mengatakan bahwa anak-anak perlu diajarkan etika digital, yakni batasan-batasan apa saja yang layak atau tidak layak ia lakukan di internet. Sherri menggarisbawahi lima poin etika digital yang perlu dipahami anak-anak, yakni:
 

1. Perlakukan Orang Lain Seperti Kamu Ingin Diperlakukan Orang Lain
Saat mengajarkan anak tentang etika dan sopan santun, Anda pasti mentransfer prinsip ini pada mereka. Beberapa anak mungkin berpikir bahwa saat online, ia tak melakukan interaksi dan komunikasi tatap muka sehingga ia bisa tak perlu lagi menomorsatukan prinsip ini. Jelaskan pada anak-anak bahwa prinsip ini tetap harus dijunjung tinggi saat online, walau tidak ada tatap muka.
 
Beri mereka pemahaman dengan menjelaskan: “Orang di ujung sana tidak dapat melihat ekspresi wajahmu atau mendengar intonasimu. Terkadang pesan yang dimaksudkan untuk bercanda justru tidak dipersepsi sebagai lucu dan malah menimbulkan kemarahan.”
 

2. Hal-hal yang Sebaiknya Tidak Dibicarakan di Internet
Internet, dalam hal ini media sosial, sering kali digunakan sebagai ‘tong sampah’ alias tempat curhat. Anak-anak Anda juga mungkin melakukannya. Ingatkan anak-anak untuk tidak membicarakan hal-hal pribadi yang bersangkutan dengan keluarga atau hal penting lain di media sosial.
 
Di samping itu, penting juga untuk diketahui oleh anak-anak bahwa mereka tidak sebaiknya membicarakan masalah sensitif yang berhubungan dengan pertemanan di media sosial. Mereka akan lebih baik membicarakannya langsung dengan teman yang bersangkutan.
 
Beri mereka pemahaman dengan menjelaskan: “Begitu kamu memencet tombol send atau post, kamu tidak bisa menghilangkannya kembali. Bahkan kalau pun kamu menghapusnya suatu hari nanti, kamu tidak bisa menjamin bahwa orang lain tidak menyimpannya. Mereka mungkin saja screenshoot unggahanmu.”
 
Baca juga: Anak Punya Media Sosial, Ajarkan 6 Hal Ini
 
3. 
Hanya Mengunggah Hal BenarAjarkan anak-anak untuk selalu menyensor apa pun yang ingin mereka unggah untuk memastikan bahwa isinya tidak negatif, kasar, maupun bersifat menyindir. Ajarkan juga pada mereka untuk mengecek ulang kebenaran sebelum mengunggah pesan apa pun agar tidak sampai hanya berisi gosip dan rumor.
 
Baca juga: Anak Hobi Bergosip, Ketahui 5 Alasannya
 
Beri mereka pemahaman dengan menjelaskan: “Kata-kata yang tidak benar akan membuat orang lain atau bahkan kamu sendiri berada dalam masalah. Jadi selalu periksa kembali sebelum mengunggah apa pun.”
 

4. Tidak Merusak Kepercayaan Teman
Meme bertebaran di mana-mana. Bahkan foto teman juga bisa dijadikan meme. Dorong anak-anak untuk bertanya pada diri sendiri tentang bagaimana perasaa mereka jika salah satu momen paling memalukan mereka dipajang untuk disebarluaskan ke banyak orang.
 
Di samping itu, ingatkan mereka untuk bertanya pada diri sendiri tentang apakah temannya mengatakan hal tersebut secara rahasia padanya sehingga tidak boleh ada orang yang tahu, apakah unggahannya akan mempermalukan temannya. Anak-anak juga perlu paham aturan bahwa mereka harus selalu meminta izin sebelum mengunggah foto temannya.
 
Beri mereka pemahaman dengan menjelaskan: “Bagaimana perasaanmu kalau temanmu tiba-tiba memasang foto atau mengunggah ceritamu yang kamu sendiri tidak ingin orang lain mengetahuinya?”
 

5. Menghindari Konflik Digital
Perpesanan instan seperti whatsapp atau line adalah hal menarik bagi anak-anak karena mereka bisa tetap terhubung walau tanpa perlu kehadiran langsung. Akan tetapi, sangat memungkinkan percapakan mereka mengarah kepada hal-hal kasar dan jahat.
 
Ajarkan anak-anak untuk tidak menanggapi teks yang kasar, menahan diri tidak berkomentar negatif di unggahan seorang teman yang provokatif, dan bahkan keluar dari grup perpesanan instan bila itu menyakitinya. Anak-anak perlu belajar langsung dari apa yang dimaksud dengan cyber bullying.
 
Baca juga:
Bila Anak Digosipkan Oleh Teman-Temannya, Lakukan 6 Hal Ini!
Beda Bullying pada Anak Laki-laki dan Perempuan 
Iri Hati jadi Penyebab Anak Melakukan Bullying
4 Kebiasaan Orang Tua Posting Foto di Medsos yang Membahayakan Anak
Anak Dapat Pesan Cinta
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #parenting

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Anak Punya HP Sendiri, Orang Tua Wajib Ajarkan 5 Etika Digital

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia