Membesarkan Anak Laki-Laki Berkarakter




Anak laki-laki kita mungkin saja akan menjadi ketua tim di sekolahnya. Anak laki-laki kita bisa saja punya jabatan pimpinan di tempatnya bekerja saat dewasa. Anak laki-laki kita nantinya juga akan jadi kepala keluarga yang berdampingan dengan istrinya untuk membimbing anak-anaknya. Oleh karenanya penting sekali untuk membesarkan mereka menjadi orang yang berkarakter.
 
Anak laki-laki yang berkarakter akan lebih mudah mengorganisasi teman-teman satu timnya. Laki-laki dewasa yang berkarakter juga akan lebih peka dan mudah empati terhadap bawahannya saat menjadi pimpinan di kantor. Mereka juga akan menjadi sosok suami dan ayah idaman untuk keluarganya.
 
Apa saja yang perlu diajarkan orang tua sejak dini untuk membesarkan anak laki-laki yang berkarakter?
 
Ajarkan Mereka Menghargai
Misalnya, ketika anak mengatai temannya karena perbedaan fisik, seperti ‘gendut’, ‘item’ atau ‘kribo’, mereka mungkin menganggapnya sebagai canda, tapi jangan pernah mengabaikan perilaku anak yang tidak menghargai orang lain hanya karena banyak yang menganggapnya wajar.
 
Sebaiknya, katakan: “Apa menurutmu mereka suka dipanggil seperti itu? Bagaimana perasaanmu kalau kamu jadi dia? Bagaimana kalau kamu minta maaf ke dia? Mama harap kamu bisa mengobrol dengannya.”
 
Ajarkan Mereka Menjadi Tangguh
Jangan terlalu banyak turun tangan membantu anak mengatasi masalahnya. Latih mereka untuk selalu mampu menganalisa masalahnya serta mencari cara untuk mengatasinya. Ajari juga mereka untuk tidak mudah menyerah dan mencari bantuan bila memang membutuhkan. Hal-hal tersebut adalah bekal untuk sebuah ketangguhan.
 
Sebaiknya, katakan: “Kamu sedang kesulitan, ya? Wah, menurut kamu, ada kesalahan di mana, ya? Kita cari tahu, yuk. Kalau sudah, kita bikin daftar solusinya. Kalau butuh bantuan, bilang, ya.”
 
Ajarkan Mereka Mengenali Emosinya
Sadar atau tidak, kita sering membesarkan anak laki-aki dengan berbagai slogan seperti ‘anak laki-laki harus kuat’ atau ‘anak laki-laki tidak boleh menangis’. Akhirnya stereotip yang sering kita ucapkan itu mereka ambil untuk memaknai karakter mereka sendiri.
 
Menjadi kuat tentu baik, tetapi memangnya kenapa kalau anak laki-laki menangis? Toh, semua orang juga pasti pernah merasakan sakit atau sedih. Jadi, apa yang salah dengan mengekspresikan emosi mereka?
 
Menurut Jessica VanderWier, psikoterapis di Ontario, Kanada, apa yang kita ucapkan tersebut bisa menjadi pesan toksik yang menyebabkan anak akhirnya kesulitan untuk memaknai emosinya sendiri dan mengekspresikannya. Jessica juga mengatakan bahwa hal itu bisa berdampak pada orang-orang di sekitarnya dan juga pada berisiko pengulangan saat mereka mengasuh anak-anaknya.
 
Sementara, anak laki-laki yang memiliki kemampuan untuk mengatasi emosi mereka dengan cara yang sehat akan  mampu mengatur amarahnya, dan dapat memiliki hubungan yang sehat dan fungsional.
 
Sebaiknya, katakan: “Hmm, kamu lagi sedih/kecewa/marah, ya? It’s okay untuk menangis. Perasaanmu nyata. Kami di sini untuk menemanimu. Setelah kamu merasa lebih baik, kamu bisa ceritakan masalahmu.”
 
Ajarkan Mereka Yakin pada Upayanya
Sering mengucapkan, “Kamu pasti bisa!” dan “Anakku, kan, hebat”? Kata-kata ini bisa berubah menjadi toxic positivity, lho. Di samping itu, anak juga jadi mudah terjebak pada perfeksionisme yang membuat mereka sendiri jadi kewalahan.
 
Sebaiknya, katakan: “Kamu sudah berlatih dengan giat untuk menghadapi perlombaan besok. Itu adalah bekalmu.”
 
Ajarkan Mereka untuk Lebih Sensitif
Latih anak untuk banyak melihat kondisi orang lain. Hal ini akan menumbuhkan jiwa empati mereka. Misalnya saja ketika makan bersama di restoran.
 
Sebaiknya, katakan: “Jadi pelayan restoran itu susah, ya. Setelah orang selesai makan, mereka harus buru-buru merapikannya. Banyak meja makan yang ditinggal dalam kondisi tidak rapi. Bagaimana kalau kita menumpuk piring-piring kita di tengah setelah makan? Jadi, pelayan akan lebih mudah membereskan meja kita. Bagaimana menurutmu?
 
Ajarkan Mereka Menilai Proses
Alih-alih hanya fokus pada hasil, ada baiknya menumbuhkan anak yang selalu menilai proses dengan baik.
 
Baca juga:
6 Nilai yang Harus Ditanamkan pada Anak Laki-laki
7 Hal Penting Ini Perlu Papa Contohkan Pada Anak Laki-Lakinya
3 Langkah Mengasuh Anak Tangguh
Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia