Post Holiday Blues

Sehabis liburan panjang, biasanya kita merasa ‘berat’ untuk kembali beraktivitas. Ini yang disebut sebagai post holiday blues. Dan sindrom ini melanda siapapun, termasuk anak-anak. Maraton liburan, mulai dari liburan sekolah, libur awal puasa, hingga libur Lebaran menghasilkan liburan yang sangat panjang untuk anak.

Setelah masa-masa menyenangkan ini usai, anak mungkin merasa sedih harus kembali ke rutinitasnya yang biasa. Yuk, Ma, bantu anak mengatasi sindrom post holiday blues:

  1. Cari tahu tanda-tandanya. Misalnya nafsu makan berkurang, sulit tidur, moody, malas beraktivitas, bahkan tantrum. Jika hal ini berlangsung lebih dari tiga minggu, Anda harus curiga dan menemui ahli.
  2. Dengarkan anak. Berikan perhatian penuh pada anak. Ia akan merasa didukung karena Anda mendengarkan apa yang diutarakan dan dirasakannya.
  3. Buat aktivitas menarik. Meski ia malas kembali beraktivitas seperti biasa, Mama harus tetap mengajaknya melakukan sesuatu. Buatlah kegiatan yang bisa menarik minatnya seperti dulu lagi. Menghabiskan waktu bersama akan membuat mood anak membaik.
  4. Berusahalah kembali ke rutinitas. Meskipun terasa berat, bantu ia agar terbiasa lagi dengan jadwal sekolah, kursus, dan bermain. Lama-kelamaan ia akan lupa dengan sindrom pasca liburan ini.
  5. Kembali ke pola hidup sehat. Setelah selama liburan anak makan banyak makanan manis, keripik, soda, dan sebagainya, ajak ia makan makanan sehat lagi. Masukkan buah dan sayur dalam menu makanan harian. Mama juga perlu mengajaknya kembali berolahraga dengan cara yang asyik. Misalnya dengan main kejar-kejaran atau petak umpet. Dengan kembali ke kebiasaan hidup sehat, anak akan lebih mudah mengatasi perasaan sedih dan tantrumnya.

Foto: Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia