Teman Sekelas Anak Ada yang Positif COVID-19, Apa yang Harus Dilakukan?

ketika anak kontak erat dengan penderita covid-19


Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah meningkatnya ekskalasi kasus COVID-19 pasti menyisakan perasaan khawatir bagi orang tua. Apalagi kalau mengetahui bahwa ada teman sekelas anak yang terkonfirmasi positif COVID-19. Waduh, orang tua pasti langsung degdegan cemas dan bingung mengenai apa yang harus dilakukan. Apalagi, di luar banyak berita mengenai klaster sekolah.  
 
Termasuk Kontak Erat
Seseorang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 memang berisiko tertular. Hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah mendeteksi apakah anak termasuk berkontak erat dengan teman sekelasnya yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut.
 
Berdasarkan Buku Saku Pelacakan Kontak Kasus COVID-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, yang dimaksud dengan kontak erat antara lain adalah:

1. Bila teman anak yang positif COVID-19 bergejala, maka yang dihitung sebagai kontak erat adalah dua hari sebelum gejala muncul hingga empat belas hari setelah gejala muncul (atau hingga pasien melakukan isolasi) 

Baca juga: Bagaimana Membedakan Omicron dengan Flu dan Penyakit Lainnya yang Mirip?
 

2. Bila teman anak yang positif COVID-19 tidak bergejala, maka yang dihitung sebagai kontak erat adalah dua hari sebelum swab test yang hasilnya positif dilakukan hingga empat belas hari setelahnya (atau hingga pasien telah melakukan isolasi) 

3. Berdekatan atau melakukan kontak tatap muka dengan teman yang positif COVID-19 dalam radius 1 meter selama 15 menit atau lebih. 

4. Bersentuhan fisik langsung dengan teman yang positif COVID-19 seperti berjabat tangan, berpegangan tangan, berpelukan, dan lainnya. 
Periode paling menular dari seseorang yang terinfeksi COVID-19 adalah dua hari sebelum munculnya gejala. Nah, penting untuk mengetahui apakah di periode tersebut anak dan temannya yang positif sama-sama mengikuti kelas PTM atau bahkan berkontak di luar kelas.
 
Langkah Berikutnya
Kalau anak sudah termasuk kriteria kontak erat, maka hal-hal berikut harus segera dilakukan:

  1. Melakukan isolasi mandiri segera sambil menunggu hasil tes. Ketahui panduan isolasi mandiri untuk anak dengan lengkap.
  2. Mengikuti prosedur tes PCR atau antigen yang telah dikordinasikan oleh pihak sekolah. Orang tua juga dapat melaporkan ke puskesmas untuk dilakukan tes atau membawa anak untuk melakukan tes mandiri di laboratorium atau rumah sakit.
  3. Bila anak melakukan tes antigen dan hasilnya negatif, maka ulangi antigen dalam 24 atau 48 jam atau lakukan tes PCR. Karena, dikhawatirkan terjadi false negative.
  4. Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan, sekalipun hasil PCR negatif, seseorang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 harus tetap menjalani isolasi selama lima hari. Hal ini dikarenakan masa inkubasi  COVID-19 beragam antara tiga sampai lima hari, bahkan bisa mencapai 14 hari di dalam tubuh seseorang sebagaimana dikatakan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI. Sehingga, bisa jadi pada saat tes tersebut, hasilnya masih negatif.
 
 
Baca juga:
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Isolasi Mandiri (Isoman)
Orang Tua Wajib Tahu, Ini Gejala Omicron pada Anak
Apa yang Terjadi Bila Anak-Anak Terkena Omicron?
Benarkah Omicron Meningkatkan Risiko Rawat Inap pada Anak-Anak?
Omicron Menempel 193,5 Jam di Plastik dan 21,1 Jam di Kulit
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #kesehatananak #vaksinanak #covid19 #vaksincovid19untukanak #isoman

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Teman Sekelas Anak Ada yang Positif COVID-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia