Apa yang Terjadi Bila Anak-Anak Terkena Omicron?

apa gejala omicron pada anak


Beberapa negara melaporkan peningkatan kasus COVID-19 Varian Omicron. Tak hanya orang dewasa, varian baru COVID-19 ini juga banyak menginfeksi anak-anak dan menyebabkan peningkatan rawat inap. Kepala Petugas Medis di Texas Children's Pediatrics, Dr. Stanley Spinner sebagaimana dilansir dari CNN bahkan menyebut peningkatan kasus rawat inap anak-anak dengan omicron mencapai 48%.
 
Balita disebut juga lebih rentan terinfeksi omicron lantaran belum mendapatkan vaksinasi COVID-19. CDC pada 1 Januari mengeluarkan data bahwa lebih dari 4 dari 100.000 anak di bawah usia 5 tahun harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena COVID-19. Bahkan, Spinner juga mengatakan, “Menurut saya, kita akan melihat lebih banyak angka (rawat inap) sekarang daripada yang pernah kita lihat sebelumnya."
 
Lalu apa yang terjadi pada tubuh anak-anak ketika mereka terkena omicron? Mengutip dari NBC, anak-anak yang terinfeksi omicron akan mengalami batuk dengan suara menggonggong yang keras yang dikenal sebagai croup.
 
Baca juga: Ajari Anak Etika Batuk dan Bersin yang Benar
 
Mengendap di Saluran Pernapasan
Dokter menjelaskan bahwa croup terjadi karena omicron alih-alih mengendap di paru-paru seperti varian sebelumnya, justru cenderung mengendap di bagian lebih atas, yakni saluran pernapasan. Ketika ini terjadi, anak mengalami pembengkakan pada saluran napas bagian atasnya, mulai dari saluran pernapasan laring, batang tenggorokan atau trakea, sampai bronkus yang merupakan cabang trakea menuju paru-paru dan bertugas sebagai jalur keluar-masuknya udara.
Dr. Buddy Creech, ahli penyakit menular pediatrik dan direktur Program Penelitian Vaksin Vanderbilt di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, AS mengatakan, "Saluran udara anak-anak kecil dan sangat sempit.” Ia menjelaskan bahwa peradangan yang jauh lebih sedikit saja dapat dengan mudah menyumbatnya.
 
Meskipun croup umumnya menurut Creech tidak berbahaya, hal itu bisa menakutkan bagi orang tua karena menyebabkan batuk yang terdengar seperti gonggongan anjing. Sejumlah virus lain termasuk parainfluenza dan virus pernapasan syncytial dapat menyebabkan croup dan infeksi saluran pernapasan yang disebut bronkiolitis.
 
Dr. Mark Kline, kepala dokter di Rumah Sakit Anak New Orleans, AS menjabarkan bahwa kondisi croup lebih dapat ditangani karena tidak berhubungan dengan paru-paru. Ia bahkan menyampaikan kelegaannya lantaran croup adalah salah satu diagnosis pediatrik yang sering ditangani oleh para dokter. Bahkan ia mengatakan, "Croup adalah salah satu penyakit pertama yang Anda pelajari ketika Anda (bila menjadi dokter) magang di pediatri.”
 
Perawatan yang Dibutuhkan
Perawatan croup adalah dengan menjaga saluran udara bagian atas tetap terbuka dan bersih sampai peradangan mereda. Amy Edwards, ahli penyakit menular pediatrik di University Hospitals Rainbow Babies & Children's Hospital di Cleveland, AS mengatakan bahwa beberapa anak dengan croup mungkin memerlukan steroid untuk mengurangi pembengkakan atau peradangan dalam beberapa hari. Tetapi beberapa juga dapat hilang dengan sendirinya. “Terkadang anak-anak dengan bronkiolitis membutuhkan dukungan oksigen atau perawatan pernapasan sebelum umumnya pulih sepenuhnya,” kata Edwards.
 
Sementara itu, Dr, Magna Dias, dokter pediaktrik dari Yale School of Medicine mengatakan bahwa beberapa anak mungkin membutuhkan cairan infus untuk mengatasi dehidrasinya. “Sebagian besar melakukannya dengan sangat baik dan pulang dalam beberapa hari. Sayangnya, beberapa harus dibawa ke ICU,” ujarnya.
 
Jangan Diremehkan
Kendati para dokter menyebut masalah akibat omicron lebih punya peluang untuk ditangani, namun tetap jangan meremahkan virus ini. Edwards mengingatkan risiko rawat inap sangat mungkin terjadi, apalagi bagi anak yang belum divaksinasi. Apalagi, ia juga mengatakan bahwa bahkan beberapa anak yang sebelumnya sehat, dapat mengalami komplikasi serius yang memerlukan rawat inap.
 
Sampai saat ini, vaksin menjadi salah satu cara terbaik untuk melindungi anak-anak terhadap infeksi. Akan tetapi, untuk memberikan vaksin COVID-19 pada balita masih butuh perjalanan yang cukup panjang. Oleh karenanya, salah satu cara melindungi mereka adalah dengan 'membentenginya'. Artinya, mengelilingi mereka dengan orang dewasa serta anak-anak lebih besar yang sudah divaksinasi.
 
Baca juga:
Penyebab Anak Batuk Pilek
Panduan Jika Anak-Anak Harus Isolasi Mandiri (Isoman)
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Isolasi Mandiri (Isoman)
Bayi & Balita Positif COVID-19, Apa yang Harus Disiapkan dan Dilakukan di Rumah
Langkah Aman Menyusui saat Ibu Positif COVID-19
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#balita #kesehatananak #covid19 #omicron

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia