Trik Ajarkan Literasi Keuangan Sesuai Usia Anak



 

Tahukah Anda, literasi finansial adalah salah satu dari enam literasi dasar yang harus dikuasai anak Indonesia di abad 21? Menurut laman gln.kemdikbud.go.id, literasi dasar lainnya adalah literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya dan kewarganegaraan.
 

Literasi keuangan sangat diperlukan untuk mendidik manusia sadar dan paham tentang bagaimana cara mengelola keuangan secara bijak dan sesuai kebutuhan. Nah, literasi ini harus dikenalkan pada anak sedini mungkin. Manfaatnya, agar anak-anak terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan benar di masa depan.
 

Dalam acara “POPZ Online Financial Hacks For Parents Batch 6: Raising Money-Smart Kids”, Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom, GCertFinPlanning, CFP, QWP, Financial Consultant, CEO dan Co-Founder ZAP Finance, dan psikolog Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi, Psi, PGCertPT, membagikan trik memperkenalkan konsep sederhana keuangan berdasarkan usia anak:
 

  1. Usia Prasekolah
     

    - Konsep keuangan sederhana sudah bisa dikenalkan sejak usia 3 tahun. Tentu saja dengan cara yang mudah dipahami. “Setelah orang tua gajian, ajak anak ke supermarket untuk membeli kebutuhan keluarga. Ajak ia mengamati proses pengeluaran uang di kasir Jadikan ini sebagai golden moment untuk menjelaskan konsep dasar tentang uang,” ujar Irma Gustiana, yang akrab disapa Ayank Irma ini memberi contoh simpel.
     

    - Gunakan juga media buku atau mainan untuk membahas konsep tentang uang.
     

    - Celengan juga bisa Anda gunakan sebagai sarana membentuk kebiasaan menabung.
     

  2. Usia Sekolah
     

    - Di usia ini anak sudah lebih memiliki pemahaman dan dapat berkomunikasi dengan baik. Anda bisa menunjukkan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan (primer, sekunder, dan barang mewah).
     

    - Beri uang saku mingguan untuk mereka kelola sendiri. Uang saku harus dibedakan karena kebutuhan tiap anak beda. Uang saku diberikan untuk memenuhi kebutuhan anak (membeli makanan atau minuman saat sekolah) dan kebiasaan mereka, sepeti membeli alat tulis yang mereka sukai.
     

    - Anak juga sudah bisa diajak membagi pos pengeluarannya, termasuk uang amal.
     

    - Ajak anak ke bank untuk membuka rekening tabungan pertamanya. Tapi jangan Anda sendiri yang melakukan kegiatan menabung ini, ya. Biarkan ia melakukannya sendiri sambil Anda dampingi agar ia paham proses keluar masuk uang saat ditabung.
     

    - Temukan aktivitas di mana anak bisa belajar menghasilkan uang dengan pekerjaan house chores sederhana. Contoh, setelah membantu membersihkan kamar, ruang keluarga, atau kebun, anak akan mendapatkan koin-koin yang bisa ditukarkan dengan uang seminggu sekali. “Uang ini dipakai buat apa? Jangan semua ditabung. Sebenarnya tidak benar. Bukan hal tepat. Saat anak menabung, anak juga belajar cash flow management. Kalau uang sudah ada, mereka harus mengerti bagaimana membaginya. Dan ini diajarkan sesuai tahapan usia masing-masing,” jelas Prita Ghozie.

    Di usia 8 tahun, anak sudah mampu berpikir abstrak. Jadi sudah bisa diajak membuat keputusan anggaran keluarga. Contoh, anak sudah bisa diajak diskusi saat berbelanja pakaian via online. Jelaskan pilihan Anda berdasarkan keterjangkauan dan variasi, lalu minta pendapatnya.

    Saat usia 9 tahun ke atas anak harus belajar lebih banyak tentang menunda. “Anak sudah bisa diajarkan tentang delayed gratification atau kemampuan sosial seseorang dalam mengontrol diri dengan cara menunda kepuasan demi mencapai hasil yang lebih besar di masa yang akan datang. Menunda menggunakan uang untuk kepuasaan sesaat, sehingga pemahaman tentang hidup yang berkaitan dengan keuangan dalam hidup, lebih baik. Contoh, kalau mau beli sesuatu menabung dulu. 30 hari baru beli sesuatu yang diinginkan,” terang Ayank Irma.

     

  3. Usia Remaja
     

    - Lakukan pertemuan rutin singkat secara kasual membahas pemanfaatan uang yang diberikan padanya. Contoh, pemanfaatan uang saku, uang hasil house chores, atau uang hadiah Lebaran.
     

    - Diskusikan tujuan jangka panjang anak menabung. Contoh, apakah uang tabungannya di bank mau ditabung untuk menyicil mobil, bahkan rumah.
     

    - Kenalkan investasi kecil yang bisa dilakukan anak untuk proses belajar. “Nabung bukan pangkal kaya. Tapi investasi yang membuat kaya. Investasi paling mudah, beli emas atau reksa dana untuk experience. Reksa dana bisa jatuh banget, tapi ada juga potensi untung besar. Ini bagaimana anak mengambil keberanian untuk berinvestasi dan menggunakan potensinya. Bila anak di bawah 17 tahun, bisa dikenalkan dengan investasi emas. Setelah 17 tahun kenalkan reksa dana. Tapi, orang tua harus jago dulu, ya,” terang Prita Ghozie.
     

    - Ajarkan juga anak untuk magang, agar ia paham arti pekerjaan dan upah yang diterima. Anak bisa magang di kantor teman Anda yang memiliki bisnis sendiri.

 

Baca juga:

Sejak usia 3 tahun, Balita Anda Sudah Dapat Memahami Konsep Keuangan

Cara Efektif Ajak Anak Menabung

Cerdas Menabung Dana Pendidikan Anak

8 Ide Menghasilkan Uang untuk Anak-anak

5 Langkah Mengelola Uang Angpau Anak Jangka Panjang

 

 

GLENNY LEVINA

FOTO: FREEPIK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia