3 Alasan Pindah Kerja


Baru-baru ini, Jobstreet.com mengungkap sebuah survei mengenai generasi Y di tempat kerja. Survei yang dilakukan terhadap 3.500 responden menyatakan bahwa sebanyak 65,8 persen generasi Y memilih meninggalkan sebuah perusahaan setelah bekerja selama 12 bulan (1 tahun), untuk melompat ke perusahaan lain. Tentu ini bukan informasi menyenangkan untuk perusahaan. Apa penyebabnya?
  • TIDAK BAHAGIA
Satu dari 5 responden menjadikan alasan ‘tidak bahagia’ untuk pindah bekerja. Merealisasikan sebuah ide serta merasa didengar menjadi hal yang penting bagi generasi Y untuk merasa betah. Namun, sering kali perusahaan tidak menanggapi hal ini dengan serius.
  • TUNJANGAN YANG LEBIH BESAR
Generasi Y mempertimbangkan faktor tunjangan kesehatan, uang transportasi, konsumsi atau telekomunikasi untuk bertahan di satu perusahaan. Hanya 1 dari 3 responden merasa puas dengan tunjangan yang diterima. Tetapi, tunjangan besar tidak menjadi pertimbangan untuk bertahan di sebuah perusahaan. Mereka tidak puas karena ada perbedaan antara ekspektasi bentuk tunjangan yang diterima dengan realita. Sementara, perusahaan merasa bahwa pekerja dari generasi Y tidak memiliki kompetensi yang sepadan untuk mendapatkan tunjangan yang diharapkan.
  • LINGKUNGAN YANG TIDAK SESUAI
Fleksibilitas dalam bekerja menjadi faktor yang penting bagi generasi Y agar merasa ‘betah’ di satu perusahaan. Kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan di luar kantor selama komunikasi tetap berjalan dengan keberadaan akses internet atau waktu masuk kantor yang bisa disesuaikan, menjadi pilihan ideal bagi generasi Y. Mereka merasa memiliki kemampuan mengatur kecepatan bekerja mereka, tanpa terikat kepada banyak peraturan. Tetapi, hanya 1 dari 3 responden yang sudah mengimplementasikannya di tempat kerja.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia