Hindari Melakukan 6 Hal Ini Saat Si Kecil Tantrum



 

Tangisan, teriakan, dan erangan si kecil pada gilirannya membuat “tuas” Anda rasanya dikokang dan siap melepaskan peluru yang bisa menyakiti dan membahayakan. Analogi peluru ini barangkali cocok bila dilekatkan kepada respons Anda ketika menghadapi tantrum si kecil.
 

Ketika Anda pada akhirnya meluapkan “peluru” amarah, maka akan ada yang terluka, yaitu si kecil. Berbalik berteriak pada si kecil saat mereka sedang tantrum memiliki efek yang berbahaya bagi mereka secara psikologis.
 

Allison Mark, PsyD, PA., psikolog klinis di Florida, AS, mengatakan ada beberapa hal yang harus dihindari oleh orang tua ketika merespons tantrum anaknya:
 

  1. Meremehkan Perasaannya

Anak-anak yang sedang tantrum butuh divalidasi. Meremehkan perasaannya seperti mengatakan, “Aduh, itu bukan masalah, deh!” atau “Masa begitu saja sedih, sih” justru akan membuat mereka bingung mengidentifikasi emosi mereka. Di samping itu, mereka juga bisa merasa tidak berharga atau tidak penting.
 

  1. Mengatakan “Gak ada yang perlu ditangisi”

Anak-anak masih belajar mengenali dan mengelola emosinya. Yang perlu Anda ajarkan adalah mengidentifikasi emosinya, bukannya malah mendikte mereka dengan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan tanpa memberi penjelasan.
 

  1. Berbohong

Ketika si kecil tantrum lantaran minta dibelikan mainan, hindari mengatakan kebohongan seperti, “mainannya sudah habis,” atau “tokonya sudah tutup.” Kebohongan ini tidak akan meredakan tantrum anak-anak, melainkan bisa semakin memperparahnya. Cobalah gunakan cara yang lebih mindful dengan mengajaknya bicara ketika sudah lebih tenang dengan mengatakan bahwa untuk saat ini, Anda masih harus menabung untuk membelikan mainan tersebut untuknya. Hal ini akan mampu menumbuhkan empati yang lebih baik pada anak-anak.
 

  1. Take it Personally

Saat tantrum, anak-anak bisa saja mengatakan, “Aku benci Mama!” atau “Papa jahat!”. Don’t take it personally atau jangan diambil hati, deh. Anak-anak belum mampu mengungkapkan emosi mereka dengan baik. Oleh karenanya, cobalah tanggapi mereka dengan kalimat, “Kamu kesal, ya? Maaf ya, Mama/Papa….” Sampaikan pula harapan Anda padanya.
 

  1. Menyebut Bahwa Perilakunya Membuat Anda Sedih atau Marah

Nah, siapa yang sering bilang, “Gara-gara kamu, Mama jadi sedih, nih!” atau “Jangan bikin Papa marah, deh!” Tidak ada yang harus bertanggung jawab atas perasaan Anda, kecuali Anda sendiri. Kesedihan atau kemarahan Anda adalah tanggung jawab Anda sendiri sebagai orang tua. Jangan tuntut anak sebagai pihak yang bersalah atas emosi negatif Anda tersebut.
 

  1. Menggunakan Sarkasme

Hindari mengatakan sarkasme seperti, “Kamu ini kayak bayi saja!” atau, “Kamu ini anaknya siapa, sih? Kok bisa kayak begini?” Halo, tentu saja ia anak Anda sendiri, bukan? Alih-alih berkomentar dengan sarkasme, lebih baik tunggu ia lebih tenang untuk diajak berbicara.

 

Baca juga:

Ajari Anak 2 Kebiasaan Ini untuk Cegah Tantrum

Tenangkan Tantrum Si Kecil dengan 7 Kalimat Ini

Jangan Langsung Redakan Anak Tantrum. Ini Alasannya!

5 Trik Cegah Tantrum Anak

Lakukan 6 Cara Ini Untuk Redakan Tantrum Anak

 

LELA LATIFA

FOTO: FREEPIK

 

 

 

 

 

 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia