Para Ibu Sandwich Generation Rentan Alami Stres

stres generasi sandwich


Sandwich generation atau generasi roti lapis adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang dewasa yang harus merawat orang tuanya yang sudah lanjut usia, dirinya sendiri, serta anak-anak mereka. Ibarat sandwich, posisi mereka ada di tengah, terjepit dengan beragam kewajiban.
 
Tentu saja terimpit menjadi sandwich generation tak mudah. Kita merasa tidak bisa memilih salah satu karena menganggap bahwa keduanya adalah tanggung jawab kita. Survei menunjukkan bahwa sandwich generation rentan mengalami beban mental, apalagi bagi seorang perempuan atau ibu.
 
Baca juga: 6 Penyebab Umum Stres yang Menimpa Mama
 
Lebih banyak responden perempuan yang melaporkan mengalami stres ekstrem dibandingkan laki-laki dalam survei yang dilakukan oleh American Psychological Association ini. Mereka mengatakan bahwa mereka mengelola stres dengan buruk. Para perempuan atau ibu sandwich generation usia 35-54 yang mengalami stres paling ekstrem dibandingkan kelompok usia lainnya. Hampir 40% dari perempuan di kelompok usia tersebut melaporkan tingkat stres yang ekstrem. Sementara, stres ekstrem dilaporkan oleh 29% perempuan sandwich generation yang berusia 18-34 tahun dan 25% dari mereka yang berusia di atas 55 tahun.
 
Sumber Stres para Ibu Sandwich Generation
Survei tersebut menunjukkan bahwa para perempuan atau para ibu sandwich generation merasa lebih stres karena mereka harus menyeimbangkan tuntutan, serta menerima ekspektasi harus merawat anak-anak yang sedang tumbuh dan orang tua mereka yang menua dengan lembut. Wajar saja, masih banyak pemikiran bahwa tugas perawatan atau mengurus pekerjaan domestik dan mengasuh anak adalah milik perempuan. Tak jarang, mereka juga dituntut untuk ikut menanggung beban finansial lantaran tidak sedikit orang tua yang berpikir bahwa anak adalah aset yang bisa menjamin hari tua mereka.
 
Baca juga: Sering Dituntut Serba Sempurna, Ini Tip Menjadi Ibu Bahagia dari Psikolog
 
Psikolog Katherine Nordal, PhD, direktur eksekutif untuk praktik profesional, American Psychological Association, mengatakan,“Kekhawatiran akan kesehatan orang tua dan kesejahteraan anak-anak Anda, serta masalah keuangan untuk menyekolahkan anak-anak dan menabung untuk masa pensiun Anda sendiri adalah banyak hal yang harus ditangani.”
 
Dampak Berbagai Beban Sandwich Generation bagi Para Ibu
Apa saja dampak beban berlapis yang harus dihadapi para perempuan atau para ibu ini?
 

1. Hubungan dengan Pasangan, Anak, dan Keluarga
Masih dari survei tadi, 83% mengatakan bahwa beban sebagai sandwich generation tidak hanya memengaruhi kesejahteraan mental mereka sendiri, melainkan juga memengaruhi hubungan dengan pasangan, anak-anak, dan keluarga mereka. Karena harus membagi waktu dan kehadiran dengan tidak sedikit orang, hal ini wajar saja terjadi, bukan?
 

2. Burnout
Melansir dari satupersen.net, platform edukasi pengembangan diri yang didirikan oleh Sarjana Psikologi Ifandi Khainur Rahim, menghidupi orang tua dan anak-anak sekaligus tentu mengharuskan para sandwich generation bekerja ekstra karena kebutuhan yang menjadi dua kali lipat. Hal ini dapat menyebabkan burnout atau kelelahan fisik dan mental.
 
Pemicunya bisa jadi adalah jam tidur harus berkurang karena mengambil kerja tambahan demi pemasukan bertambah. Di samping itu, orang-orang yang terjebak menjadi sandwich generation juga hanya memiliki sedikit waktu untuk bersosialisasi.
 
Baca juga: Mama Mengalami Moms Fatigue? Ikuti Langkah Mengatasinya
 

3. Perasaan Bersalah
Perasaan bersalah ini kerap muncul ketika para sandwich generation merasa belum mampu memenuhi kebutuhan orang tua atau anak-anaknya secara maksimal. Mereka terbebani dengan perasaan harus bertanggung jawab atas semua keinginan dan kebutuhan orang tua dan anak-anaknya.
 
Baca juga: 7 Keputusan Mama yang Tidak Akan Berdampak Negatif pada Hubungan dengan Anak
 

4. Khawatir Akan Masa Depan Sendiri
Tidak sedikit sandwich generation yang memiliki kesulitan untuk menabung. Jangankan menyisihkan untuk dana darurat atau pensiun, pendapatan cukup sampai akhir bulan saja sudah syukur. Begitulah kira-kira. Ini membuat mereka juga selalu khawatir akan masa depannya sendiri.
 
Terlebih mereka mungkin tidak menginginkan siklus ini terjadi lagi. Sehingga, mereka terus dihantui keinginan untuk bisa menyiapkan masa tua sendiri agar tidak membebani anaknya. Anda bisa membaca 7 Tip Manajemen Keuangan untuk Sandwich Generation
 
Baca juga:
Perasaan Bersalah Ibu Bekerja Pemicu Stres Kronis
7 Tanda Keluarga Anda Stres
Working Mom dan Milenial Rentan Menjadi Orang Tua Perfeksionis
4 Resolusi Keuangan yang Akan Menyelamatkan Keluarga Anda
3 Prinsip Penting Mengelola Keuangan Keluarga
5 Prioritas Penting yang Harus Ada di Perencanaan Keuangan Papa
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#duniamama #selfcare

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia