Dampak Buruk Mama Tidur Seranjang dengan Anak




Apakah Anda masih tidur seranjang dengan anak setiap hari, Ma? Tidur seranjang dengan anak atau co-sleeping adalah hal yang umum diterapkan banyak keluarga.
 
Banyak keluarga, terutama mama, masih berbagi satu ranjang dengan anak balitanya sepanjang tidur malam, terutama apabila anak masih menyusu. Mempermudah menyusui anak yang terbangun di malam hari menjadi alasan mengapa banyak mama masih tidur seranjang dengan anak.
 
Beberapa alasan lain mengapa satu keluarga masih menerapkan tidur bersama antara lain adalah mempermudah mereka untuk tertidur saat anak sudah berhasil ditidurkan. Selain itu, tidur bersama juga banyak diyakini memiliki manfaat positif untuk memperkuat ikatan antara orang tua dan anak serta dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
 
Namun, tidur seranjang dengan anak sepanjang malam ternyata punya dampak negatif bagi mama, lho. Sebuah penelitian dari University of Maryland di Amerika Serikat mengungkapkan hal ini.
 
Studi yang dilakukan terhadap mama yang tidur bersama balita berusia antara 12 hingga 32 bulan ini mengamati korelasi antara kebiasaan, total durasi tidur, serta gejala kesehatan mental yang dialami oleh sang mama termasuk stres, kecemasan, dan depresi.
 
Studi ini membeberkan bahwa ketika balita yang tidur bersama orang tuanya mengalami masalah tidur, maka akan berdampak pada berkurangnya waktu tidur orang tua, terutama mama. Para mama melaporkan terganggu oleh anaknya yang bergerak di tempat tidur atau bahkan memanggil-manggil dan membangunkan mereka. Padahal, tidur malam adalah battery recharge yang sangat penting untuk para Mama.
 
Sangat wajar bila anak-anak masih terbangun di malam hari. Akan tetapi, perhatikan berapa kali dan berapa lama durasinya untuk mengetahui apakah hal tersebut normal atau termasuk ke dalam 3 Ciri Balita Alami Gangguan Tidur . Sebab, ada dampak Yang Terjadi di Masa Depan Bila Balita Kurang Tidur
 
Dibandingkan dengan ayah, mama akan terkena dampak yang lebih parah. Rata-rata mama yang balitanya mengalami masalah tidur mengalami penurunan durasi tidur rata-rata satu jam.
 
Anda mungkin berpikir bahwa anak yang mengalami masalah tidur akan lebih cepat terlelap dan lebih nyenyak bila tidur bersama Anda. Namun, ternyata hal tersebut tidak terlalu signifikan. Justru mama yang akan mengalami kekurangan tidur. Sebab, saat anak masih terlelap untuk menggantikan akumulasi jam tidurnya di malam hari dengan bangun agak siang, mama harus sudah bangun sesuai jadwal biasanya di pagi hari untuk beraktivitas.
 
Dampak pada Kesehatan Mental Mama dan Pengasuhan
Kurangnya durasi tidur ini berdampak pada gejala kesehatan mental serta emosi mama dalam pengasuhan anaknya. "Tanpa cukup tidur, orang tua cenderung merasa mengantuk dan mudah tersinggung, sehingga sulit untuk merawat balita yang aktif," ungkap Maureen M. Black, Ph.D., direktur Klinik Pertumbuhan dan Nutrisi di Department of Pediatrics at the University of Maryland Children’s Hospital.
 
Tidur terpisah dengan anak selain berdampak positif untuk kualitas tidur mama, tentunya juga bisa melatih kemandirian anak serta mengajarkan mereka tentang privasi. Ketahui waktu yang tepat mengenai Kapan Anak Bisa Tidur Sendiri?


Baca juga:
7 Kesempatan Emas yang Terlewat Akibat Si Kecil Kurang Tidur
Hampir 70% Anak Alami Gangguan Tidur Selama Pandemi
Trik Agar Anak Preteen Mau Tidur Lebih Cepat
5 Fakta tentang Tidur Siang
Tidur Bersama Ayah
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia