Mengapa Anak-Anak Harus Dibatasi Makan Mi Instan?

mengapa anak tidak boleh amkan mi instan


Tak dapat dipungkiri, banyak di antara Anda mungkin dibesarkan sebagai ‘generasi mi instan’. Bagaimana tidak, coba Anda ingat, betapa dekatnya kehidupan kita dengan mi instan? Sarapan di waktu yang mepet saat akan berangkat sekolah dulu akhirnya sering diselamatkan oleh mi instan. Kotak bekal ke sekolah, tak sekali dua kali diisi mi instan. Membawa bekal saat pergi ke kolam renang bersama teman-teman pun mi instan.
 
Kebiasaan makan mi instan ini sungguh melekat bahkan hingga kita dewasa. Kalau mau diingat-ingat lagi pada saat jadi anak kos, mungkin Anda dan teman-teman Anda selalu mengandalkan mi instan di akhir bulan. Dan, tunggu dulu, mi instan sebetulnya bukan hanya dikonsumsi di saat kepepet saja, lho. Mi instan bagi sebagian orang juga merupakan ‘kemewahan’, misalnya ia menjadi makanan yang sangat diidamkan saat hujan.
 
Kini, saat menjadi orang tua, Anda mungkin menyimpan beberapa bungkus mi instan dan menyantapnya diam-diam saat si kecil tidur. Atau, Anda memilih makan di luar agar anak tidak tahu sehingga ia tidak bisa minta. Anda mungkin sudah punya kesadaran untuk tidak memberi mi instan kepada anak, akan tetapi, tak jarang Kakek-Nenek atau tetangga menggagalkannya dengan berkata, “Cuma sedikit saja. Lagipula, kan, nggak setiap hari. Kamu dulu juga makan mi instan tapi sampai sekarang baik-baik saja.” Nah, siapa yang mengalami ini juga?
 
Sebetulnya boleh tidak, sih, bila balita makan mi instan?
 
Dr. Rosanne M. Sugay, M.D., dokter spesialis anak dan penyakit dalam di Las Vegas, AS menjawab, “Jika yang Anda maksud ‘ya’ adalah aman untuk memberi makan mi instan pada balita Anda, maka jawabannya adalah ‘ya’.” Yang dimaksud oleh Sugay di sini adalah bahwa pada usia balita, anak Anda sudah punya kemampuan untuk memproses bentuk dan tekstur mi di dalam mulutnya, sehingga aman dari kemungkinan tersedak.
 
Baca juga: Bayi Sulit Makan Akibat Gangguan Fungsi Oromotor
 
Ia melanjutkan, “Jika yang Anda maksud ‘ya’ adalah untuk bertanya apakah memberi makan mi instan pada balita Anda bisa memenuhi kebutuhan gizinya, maka jawabannya ‘mungkin’.”
 
Menurut Sugay, mi instan memiliki kandungan karbohidrat, agar jadi lebih bergizi, Anda bisa menambahkan sayuran atau daging (beku) dan telur ke dalam mi instan untuk suatu waktu, maka ia akan jadi lebih bergizi.
 
Baca juga: Cara Mudah Menentukan Porsi Makan Anak
 
Yang terakhir, ia mengatakan, “Jika ‘ya’ yang Anda maksud adalah untuk bertanya apakah boleh membuat mi instan sebagai bagian dari pola makan setiap hari, maka jawabannya pasti ‘tidak’.” 
 
Memang, mengapa, sih, anak-anak harus dibatasi makan mi instan?
 
1. Nutrisi Kosong
Pada proses makanan kemasan seperti mi instan tidak fokus pada vitamin dan mineral apa pun, serta mengarah pada nutrisi yang rendah.
 
2. Kandungan Lemak Trans
Agar bisa disimpan lama, mi diproses dengan cara dikukus dan digoreng dalam minyak. Hal ini menyebabkan lemak trans saat penggorengan menjadi bagian dari mi yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
 
3. Lapisan Lilin
Untuk mendapat  tampilan yang lebih menarik, mi dilapisi dengan lilin saat proses pembuatan. Ini berbahaya dan diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
 
4. Kehadiran MSG
Monosodium glutamate digunakan untuk meningkatkan rasa pada mi instan. Konsumsi MSG berlebihan diketahui dapat menyebabkan obesitas hingga kerusakan sel saraf.
 
5. Pengawet
Mi instan mengandung garam dalam jumlah tinggi untuk mengawetkannya dalam jangka waktu lama. Sodium yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan obesitas dan risiko hipertensi atau masalah jantung.
 
6. Zat Kimia Lainnya
Saat proses pembuatan, zat-zat kimia lain juga dimasukkan dan bisa bersifat karsinogenik.
 
Banyak Balita Indonesia Malnutrisi: Karena mi Instan?
Akhir kuartal 2019 lalu, United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan bahwa 24,4 juta anak-anak di Indonesia menderita malnutrisi. Di Asia Tenggara, angka ini diikuti oleh 11 juta anak di Filipina, dan 2,6 juta anak di Malaysia. Disimpulkan bahwa hampir 40% anak-anak di bawah usia lima tahun di tiga negara ini mengalami malnutrisi.
 
Unicef menyebut bahwa hal tersebut bisa terjadi karena minimnya waktu orang tua dalam menyiapkan makanan sehat. Mi instan bisa dianggap sebagai solusi lantaran kepraktisaannya. Orang tua juga dinilai lebih menganggap penting mengenyangkan perut anak ketimbang memikirkan nilai gizinya.
 
Sedih, ya, Ma, membaca angka tersebut?
 
Kalau memang si kecil mau makan mi instan, boleh saja, asal tidak setiap hari ya, Ma. Ikuti tip dari ahli gizi untuk membuat mi menjadi lebih bergizi bagi anak Anda. Klik di sini.
 
Baca juga:
Rahasia Gizi Seimbang Anak Aktif
Usia Berapa Anak Boleh Minum Kopi?
Anak Susah Makan, Perlukah Vitamin?
Resep: Sup Bihun Miso
5 Kebebasan yang Harus Dimiliki Anak-Anak di Meja Makan
Jangan Sampai Stunting, Penuhi Nutrisi Ini untuk Anak
Anak Susah Makan, Bolehkah Diberi Makanan Kemasan? 



LTF
Foto: FREEPIK


Topic

#balita #kesehatananak #gizianak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia