Ini Cara Papa Ikut Mendukung Kelancaran Menyusui


ASI adalah makanan pertama dan utama yang menyediakan nutrisi lengkap untuk bayi. Sudah tidak diragukan lagi, ASI memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, kita tentu sepakat untuk mengupayakan pemberian ASI yang optimal pada si kecil.
 
Namun sayang, sering kali hanya karena Mama lah yang bisa memproduksi ASI, maka pemberian ASI dianggap semata-mata menjadi kewajiban bagi Mama saja. Padahal, mengASIhi adalah tugas kedua orang tua. Membuatnya berdua, maka mengurusnya pun juga berdua.
 
Papa juga harus ikut menyusui si kecil.  Tapi, yang dimaksud dengan Papa ikut menyusui bukanlah secara fisiologis Papa harus memproduksi ASI untuk si kecil. Melainkan, Papa ikut mendukung kelancaran menyusui. Bagaimana caranya?
 
dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp.A(K), Spesialis Anak, menyampaikan bahwa cara utama yang bisa dilakukan Papa adalah dengan memberi dukungan emosional pada Mama yang menyusui. “Faktor psikologis memang memegang peranan penting banget,” ujarnya. Ia menerangkan, “Secara psikologis, Mama harus lebih santai. ASI jumlahnya akan cukup kalau Mamanya dalam kondisi happy, tidak stres.”
 
Dokter di RSIA Bunda Jakarta ini menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa terjadi saat Mama dalam kondisi stres. “Yang pertama, saat stres, hormon oksitosin ibu jumlahnya sedikit dan ASI-nya jadi sedikit. Kemudian, saat kurang ASI, bayi jadi rewel. Jadi tambah stres, ya, buat semua keluarga. Yang ketiga, saat stres (tubuh) akan mengeluarkan hormon kortisol yang timbul saat kita siaga menghadapi bahaya, atau kebingungan. Kalau hormon ini keluar, muncul di ASI, kena anak, anaknya jadi cemas,” paparnya.
 
Nah, di sinilah Papa bisa ambil peran. Papa harus menjaga mood Mama tetap positif dan tidak stres sehingga produksi hormon oksitosinnya optimal. “Bantuin segala hal yang kita bisa lakukan dengan tujuan supaya Mamanya bisa istirahat, recharge, dan balik segar lagi. Menyusui itu capek sekali,” tutur dr. Herbowo. Papa bisa mengambil alih bayi setelah menyusui untuk disendawakan, menggendong, dan membantu menenangkan saat si kecil terbangun di malam hari, mengganti popoknya, mengajaknya bermain, atau memandikan bayi agar Mama bisa memiliki waktu istirahat sebentar saja. Sebab, kurang istirahat juga bisa menjadi pemicu stres
 
Cara lain yang disarankan dr. Herbowo adalah dengan memberikan pijatan. “Kalau di kelas laktasi, ayahnya juga diajarin pijat laktasi.” Pijat laktasi atau yang dikenal juga dengan pijat oksitosin ini bisa merangsang hormon oksitosin yang berperan penting dalam produksi ASI serta membantu mengoptimalkan let down reflex sehingga bayi lebih mudah menghisap.
 
Yang tak kalah ampuh untuk meningkatkan oksitosin adalah membanjiri Mama dengan perhatian. Misal, menyiapkan apa pun yang disukai dan dibutuhkan oleh Mama, seperti camilan atau minuman favorit. “Kasih juga kejutan kecil, hadiah, atau hal kecil yang membuat rileks seperti pertanyaan sudah makan belum,” ujar dr. Herbowo.
 
Terakhir, yang tak kalah pentingnya selain aksi nyata, Papa juga perlu “ada” untuk Mama. “Kadang seorang istri itu cuma butuh didengar. Nggak perlu langsung kasih solusi. Itu, kan, cowok banget, ya, kalau ada keluhan atau masalah langsung cari solusi. Tapi, didengarkan saja seringkali cukup,” ungkap dr. Herbowo.
 
Selain itu, dr. Herbowo juga menyampaikan agar Papa lebih mengerti bahwa di kondisi menyusui yang melelahkan, emosi Mama cenderung tidak stabil. “Jadi, Papa harus coba menjaga tensi komunikasi, gesturnya, agar tidak membuat Mama jadi down,” pungkasnya.
 
Jadi, sudah siap, Pa? Kalau kemarin-kemarin belum dilakukan, yuk, mulai dari hari ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai.
 
 
Baca juga:
Pa, Bantu Mama Menyusui, Yuk!
Manfaat Jangka Panjang Papa Terlibat MengASIhi
8 Ketakutan Mama Saat Menyusui
Sukses Menyusui ASI Eksklusif, Ini Tipnya!
4 Penyebab Hamil Lagi Meski Masih Menyusui
 
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia