Uang Pulsa Anak, Bagaimana Mengaturnya?

bagaimana ajari anak mengatur uangnya


Anak Mama-Papa sudah punya ponsel sendiri? Selama ini bagaimana cara Mama dan Papa mengatur uang pulsanya? Apakah Mama-Papa mengisi setiap saat pulsa mereka habis atau setiap mereka meminta? Atau, Mama-Papa tipe orang tua yang sudah menyediakan jatah mingguan atau bulanan?
 
Sama seperti uang saku, uang pulsa untuk anak juga butuh diatur, Ma, Pa. Psikolog Anak dan Remaja Pendiri Sahabat Orangtua & Anak, Hanlie Muliani, M.Psi, membagikan tip mengatur uang pulsa anak.
 
Baca juga: 4 Tip Memberi Uang Saku untuk Anak
 

1. Ajarkan Anak Membedakan Keinginan dan Kebutuhan.
Ada banyak paket kuota yang tersedia. Anak bisa memilih beragam, misalnya saja paket yang menyediakan gratis akses YouTube, medsos, atau online game di tengah malam. Mereka mungkin saja menginginkan akses gratis yang sudah disediakan oleh paket provider. Akan tetapi, mereka tidak mungkin melakukannya di tengah malam, kan? Hal tersebut tentu akan menggangu waktu tidurnya.
 
Penting bagi orang tua untuk mengarahkan anak memilih yang sesuai kebutuhannya. “Kalau mengikuti kebutuhan, ada kata cukup. Kalau keinginan, nggak ada,” ujarnya. Edukasi ini termasuk ke dalam materi dasar pendidikan finansial untuk anak.
 

2. Ajarkan Membuat Perencanaan Keuangan
Ajarkan anak untuk menghitung sendiri kebutuhan pulsa bulanannya dan menyerahkannya pada Anda. Ia juga harus membuat laporannya di akhir bulan. Dengan demikian ia akan bertanggung jawab untuk menghemat pulsanya hingga bisa bertahan sampai akhir bulan. Ini adalah salah satu cara untuk mengajarkan mereka mahir membuat perencanaan keuangan juga. Kemampuan perencanaan keuangan ini akan sangat terpakai saat mereka dewasa kelak.
 

3. Menyiasati Keinginan Belanja atau Pesan Makanan Online.
Anak-anak zaman sekarang sudah sangat canggih. Mereka sangat mungkin sudah punya aplikasi transportasi atau belanja online yan memungkinkan mereka memesan makanan atau barang secara online.
 
Ajarkan anak Anda untuk membagi-bagi uang yang ia dapat ke dalam tiga anggaran, yakni pos untuk kebutuhan belanja (jajan), menabung, dan berbagi. Sediakan tiga toples uang untuknya dan tempelkan label bertuliskan jenis anggaran yang tadi. Jadi, setiap kali anak ingin membeli sesuatu secara online, maka arahkan ia untuk membayar dengan uang dari stoples berlabel belanja.
 
Jika anak Anda belum memiliki aplikasi transportasi atau belanja online dan memilih meminjam akun Anda, maka berlakukan hal yang sama.
 

4. Transaksi Game Online
Pernah dengar kasus ada anak yang membeli voucher online game di supermarket dengan nominal yang besar tanpa sepengetahuan orang tuanya? Yang terjadi, orang tuanya marah pada pegawai supermarket. Nah, masalah transaksi online game ini juga perlu diwaspadai.
 
Hanlie sendiri mengatakan bahwa ia belum mengizinkan anaknya yang masih usia SD untuk melibatkan transaksi dalam game online. “Main online game, sih, boleh,” ujarnya. Alasannya adalah menurutnya kemampuan kognitif anak-anak usia SD masih belum berkembang baik, sehingga dikhawatirkan mudah kelewatan atau mudah tertipu.
 
Bila Anda memang sudah mengizinkan anak Anda melakukan transaksi untuk game online, maka Anda juga bisa menerapkan cara seperti poin 3 untuk mengatur nominalnya.
  
Baca juga:
Kiat Membentuk Kesadaran Finansial Anak
Trik Ajarkan Literasi Keuangan Sesuai Usia Anak
Melatih Delay Gratification, Keterampilan Penting untuk Anak
Anak Diam-diam Mengambil Uang Orang Tua, Apa yang Harus Dilakukan?
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #parentingstyle #digitalparenting

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia