2021, Anda Harus Sehat Mental!



 

Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang harus Anda pelajari dalam waktu singkat. Banyak hal juga yang harus Anda selesaikan dalam waktu bersamaan.
 

Penelitian yang terbit dalam Scandinavian Journal of Public Health mengatakan, bahwa tekanan dalam mengasuh anak sangat memengaruhi kesejahteraan mental orang tua. Anda adalah salah satu yang paling terdampak. Sering mendengar, kan, bahwa menjadi ibu adalah pekerjaan yang terberat di dunia ini?
 

Anda menjadi semakin tertekan ketika masalah pengasuhan ditambah dengan perasaan terisolasi dari lingkungan luar, perasaan rendah diri karena kehilangan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, perasaan bahwa suami tidak bisa memahami dirinya, atau tekanan-tekanan yang berisi stereotip tentang ibu yang baik dari lingkungan sosial. Huh, ini, nih, yang sering bikin Anda menangis diam-diam sebelum tidur atau sedang mandi.
 

Tahun 2021 ini, adalah awal yang baik untuk lebih peka terhadap kesehatan mental Anda. Hilangkan beberapa kebiasaan buruk yang berdampak buruk pada kesejahteraan mental Anda.
 

  • Istirahat saat lelah ganti dengan istirahat sesuai jadwal

Ada kalanya, karena terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan, Anda baru bisa istirahat setelah semua selesai atau saat perasaan lelah benar-benar tidak bisa ditolak. Berhenti melakukan ini, ya, Ma. Istirahat adalah hal yang fundamental bagi kesehatan mental Anda. Menurut Mental Health Foundation, tidur tidak hanya membantu kita pulih dari aktivitas fisik, melainkan juga membantu menjaga mental kita.
 

  • Hobi ngode ke pasangan ganti dengan komunikasi asertif

Memberikan kode adalah salah satu cara komunikasi yang seharusnya tidak lagi dilakukan di 2021, Ma. Sebab, tidak semua orang akan memahami kode dari Anda. Alih-alih bahagia karena keinginan Anda terwujud, Mama justru seringkali jengkel dan kecewa karena Papa tidak peka akan kode Anda. Nessi Purnomo, M.Si., Psikolog, Psikolog Keluarga menyarankan untuk melakukan komunikasi asertif dengan cara menyampaikan apa yang membuat keberatan dan apa yang Anda harapkan dari pasangan Anda.
 

  • Anak yang paling penting ganti dengan Aku juga penting

Salah satu isi pesan keselamatan penerbangan adalah pakai dulu masker oksigen Anda sebelum Anda memakaian pada anak Anda atau orang lain di kondisi darurat. Ini juga berlaku di kehidupan sehari-hari, Ma. Bagaimana Anda bisa memberi cinta dan membahagiakan anak-anak kalau Anda sendiri tidak bahagia? Jadi, tak perlu menganggap diri egois bila Anda butuh untuk me time.
 

  • Menghindar dari masalah ganti dengan menyadari, memaafkan diri sendiri, dan mencari solusi

Menghindar dari masalah mungkin bermanfaat dalam jangka pendek. Akan tetapi, masalah baru justru akan bermunculan ke depannya bila tak kunjung dihadapi dan diselesaikan.
 

  • Menyalahkan diri sendiri ganti dengan memaafkan diri sendiri

Maafkan diri sendiri dan percayalah pada kemampuan diri Anda sendiri.
 

  • Mengerjakan semua hal ganti dengan mengerjakan sesuai kemampuan

    Dr. Ashurina Ream, PMH-C, psikolog klinis dan ahli kesehatan mental ibu di masa perinatal menyebut bahwa banyak ibu sering kali terjebak pada merasa “harus” melakukan semuanya sendiri. Hal tersebut tentu tak baik untuk kesehatan mental mereka.
     

Multitasking bukan berarti Anda menyelesaikan semua tugas sendiri. Kerjakan sesuai kemampuan dan sesuai dengan target yang sudah dibuat. Mendelegasikan tugas pada suami atau orang lain juga termasuk ke dalam manajemen menyelesaikan tugas, bukan?
 

  • Mendengar untuk menjawab ganti dengan mendengar untuk memahami

Mendengar secara aktif dibutuhkan untuk menjalani hubungan yang lebih mindfull, entah itu dengan anak maupun pasangan.
 

  • Menganggap diri sendiri buruk ganti dengan menerima diri sendiri

Terima diri Anda sendiri dan temukan kelebihan yang bisa dioptimalkan.
 

  • Selalu mengeluh ganti dengan journaling

Ketimbang mengeluh karena semua hal tak berjalan sesuai rencana dan tidak ada yang mendengarkan, lebih baik curahkan emosi Anda ke dalam journal. Di samping itu, tuliskan juga evaluasi dan ide Anda ke sana. Dari situ, siapa tahu Anda bisa menemukan solusi atas masalah Anda.
 

  • Merasa buruk saat scrolling ganti dengan unfollow saja

Bila Anda merasa minder atau sedih karena unggahan orang lain, jangan dilanjutkan demi kesehatan mental Anda sendiri. Mama yang punya hak untuk menentukan sendiri akun yang berguna dan membuat Anda bahagia untuk diikuti.

 

Baca juga:

9 Cara Mengatasi Mental Habit Yang Buruk

Pandemi Memengaruhi Kesehatan Mental Anak

6 Mental Habit Yang Buruk

7 Langkah Wujudkan Resolusi Tahun Baru

Resolusi Sehat Bersama Pasangan

Ketrampilan Sosial dan Mental Anak

 

LELA LATIFA

FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia