Resolusi Tahun Baru: Anak Sehat Mental

anak sehat mental


Tidak sedikit orang yang ternyata memiliki trauma masa kecil yang hampir sama, yakni pengalaman terlalu dituntut oleh orang tua menjadi ‘anak emas’. Tuntutan-tuntutan seperti harus berprestasi, harus bersikap manis, harus menyenangkan, tidak boleh agresif, tidak boleh berulah, tidak boleh membantah ternyata membawa luka yang membekas hingga masa dewasa. Sebab, pada perjalanan memenuhi semua tuntutan dan ekspektasi orang tua tersebut, kita pada masa anak-anak sering kali malah harus mengabaikan perasaan dan pendapat diri sendiri.
 
Ketika menjadi orang tua, tak jarang, tanpa disadari orang tua malah menerapkan pola pengasuhan yang sama pada anaknya. Padahal, hal tersebut tentu dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.
 
Sadarilah bahwa anak-anak bukanlah ‘piala’ yang bisa Anda pamer-pamerkan karena prestasinya, pendidikannya, bakatnya, atau sifat-sifatnya. Orang tua yang mindful, akan mampu berpikir bahwa sama seperti kita, anak-anak adalah manusia biasa yang juga punya emosi negatif, keinginan atau pendapat yang berbeda dengan orang tuanya, bahkan juga bisa memprotes Anda. Agar tidak mengulang pengasuhan yang sama, Anda perlu untuk memaafkan masa lalu dan berkomitmen agar hal itu cukup berhenti di Anda saja.
 
Pendidikan terbaik yang saat ini bisa Anda berikan kepada anak-anak adalah pendidikan menjadi ‘manusia seutuhnya’ yang bisa mengakui dan menerima perasaannya sendiri, terkoneksi dengan dirinya sendiri, serta dapat membangun relasi yang sehat dengan Anda sebagai orang tuanya maupun orang lain. Ini adalah pendidikan yan menjadi bekal bagi mental yang sehat sampai kapan pun.
 
Nedra Glover Tawwab, terapis dan pakar hubungan di North Carolina, AS menyarankan beberapa hal berikut untuk mendorong anak sehat mental:
 

  • Dorong anak-anak untuk membicarakan perasaannya.
Anak-anak yang terbiasa mengidentifikasi dan menerima emosinya, akan lebih mampu mencari solusi. Mereka juga akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang lebih mindful dan empati.
 
Pelajari 6 Pedoman Orang Tua Latih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Balita
 
  • Biarkan anak membuat kesalahan.
Semua orang bisa membuat kesalahan. Ini adalah prinsip penting yang pelu dipahami oleh anak-anak. Jadi, Biarkan Anak Belajar dari Kesalahannya
 
  • Minta maaflah kepada anak ketika Anda membuat kesalahan.
Anda mungkin terus-terusan mengajarkan mereka untuk minta maaf. Jangan berhenti di situ, ya! Anda juga perlu melakukannya. Ini akan membuat mereka merasa sangat dihargai dan penting. Sebelum tidur adalah waktu terbaik untuk meminta maaf pada anak.
 
Baca juga: 6 Dampak Memaksa Anak Meminta Maaf
 
  • Orang tua bukan robot yang tak punya perasaan buruk.
Biarkan anak-anak melihat bahwa Anda juga bisa merasakan emosi negatif dari momen buruk yang Anda hadapi. Ajak mereka membicarakan hal tersebut tanpa harus ditutupi.
 
  • Luangkan waktu untuk melakukan apa pun yang disukai oleh anak Anda.
Anak-anak yang menghabiskan cukup waktu berkualitas dengan orang tuanya akan tumbuh menjadi anak yang lebih percaya diri karena ia merasa dicintai.
 
Baca juga: Pentingnya Bermain Bersama Anak
 
  • Ajarkan mereka cara menangani pemicu emosi secara sehat.
Jangan hanya dikritik, anak-anak butuh diajari cara mengatasi pemicu emosinya seperti tugas sekolah yang terlalu berat, jadwal yang padat, masalah pertemanan, dan lain sebagainya.
 
  • Luangkan waktu untuk mengobrol dengan anak Anda tentang apa pun.
Keterbukaan akan meningkatkan hubungan Anda dan anak secara emosional.
 
Baca juga: 6 Trik Membuat Anak Terbuka dengan Anda
 
  • Beri kesempatan kepada anak untuk mengoreksi kesalahan Anda.
Lagi-lagi orang tua bukanlah ‘yang maha benar’. Ketika Anda memberikan anak-anak kesempatan untuk mengoreksi kesalahan roang tuanya, Anda mengajarkan mereka untuk bersikap berani berpendapat ketika ada hal yang tidak sesuai dengan idealismenya.
 
  • Jadilah panutan.
Jadilah manusia versi terbaik dari yang Anda harapkan dan yang dibutuhkan oleh anak Anda.
 
Ketika anak sehat mental, maka ia akan tumbuh menjadi anak percaya diri, solutif, dan bertanggung jawab. Ini akan membuatnya sukses di kehidupannya.
 
Baca juga:
Ajari Anak 2 Kebiasaan Ini untuk Cegah Tantrum
9 Langkah Menumbuhkan Anak Bermental Kuat
18 Kesalahan Mendidik Anak yang Berbahaya untuk Kesehatan Mentalnya
8 Manfaat Menulis Buku Diary untuk Anak-Anak
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #parentingstyle

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia