8 Manfaat Menulis Buku Diary untuk Anak-Anak

apa manfaat anak menulis buku harian


Dear Diary…
Dua kata itu dulu sering kita tuliskan saat masih anak-anak sampai remaja di buku dengan sampul tebal atau empuk bergambar hati, bunga, atau hewan lucu, dan bergembok. Biasanya, sih, menulisnya saat malam hari di kamar sebelum tidur. Setelah menulis, kunci gemboknya tak lupa diselipkan di bawah kasur, di sudut lemari, atau di kotak rahasia. Ingat tidak?
 
Apakah anak-anak Anda menulis buku diary? Kalau iya, selamat! Bukan karena ia mewarisi apa yang Anda lakukan di masa dahulu kala, melainkan karena ia akan mendapatkan beragam manfaat dari aktivitas rutin tersebut.
 
Menulis buku diary atau buku harian ternyata bermanfaat, lho, untuk mendampingi masa perkembangan anak-anak. Apa saja manfaatnya?
 

1. Membantu Mengekspresikan Emosi dan Pikiran
Saat memasuki usia puber atau menjelang remaja, anak-anak akan mengalami perubahan hormon yang juga memengaruhi emosi mereka. Jodie Rodriguez, pendiri Growing Book by Book mengatakan bahwa memiliki catatan pribadi bisa membantu anak-anak menghadapi masa-masa di mana emosi sering labil dan intens ini.
 
Buku diary bisa menjadi tempat yang aman bagi mereka untuk menyampaikan berbagai emosi dan pikiran tanpa harus takut dihakimi. Tidak sedikit anak-anak yang enggan bercerita kepada orang tuanya atau teman lain karena ketakutan akan dikritisi atau dihakimi.
 

2. Menjaga Kesehatan Mental Anak
Perlu diketahui bahwa kemampuan anak mengenali emosi yang kemudian dituliskan di buku diary adalah salah satu kunci kecerdasan emosional. Amy Morin, LCSW, psikoterapis di Northeastern University in Boston, Massachusetts, AS mengatakan, “Individu dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderung tidak mengalami depresi dan penyakit mental lainnya.” Artinya, menulis buku diary adalah salah satu saluran menjaga kesehatan mental anak.
 

3. Membiasakan Anak-anak Punya Waktu Luang untuk Refleksi
Harus diakui, anak-anak zaman sekarang sibuk banget! Sepertinya, lebih sibuk dari masa kecil kita dulu. Sekolah hingga sore, dilanjutkan tambahan pelajaran, les ini-itu, kegiatan minat-bakat lainnya, terlibat komunitas atau proyek. Banyak, deh, kegiatannya.
 
Di antara banyaknya kesibukan tersebut, anak-anak perlu punya waktu luang untuk refleksi. Mereka butuh waktu untuk benar-benar sendiri, untuk mencerna apa saja yang sudah terjadi hari ini, perasaannya, atau yang menjadi keinginannya esok. Ini sama dengan praktik mindfulness ya, Ma, Pa. Jadi, alih-alih memanfaatkan waktu yang terbatas untuk bermain gadget dan membuat mata tetap aktif sebelum tidur, lebih baik menulis buku diary.
 
Baca juga: 8 Cara Seru Melatih Mindfulness pada Si Kecil
 

4. Meningkatkan Keterampilan Menulis Anak
Anak-anak akan belajar struktur kalimat, lebih banyak kosa kata, serta tata bahasa dari kebiasan menulis buku diary. Kemampuan menulis sangat penting untuk kehidupan akademik anak-anak. Clare Argar, Manajer Program Senior di National Literacy Trust, London menguraikan penelitian yang mereka lakukan bahwa hanya lima persen dari anak-anak yang tidak pernah menulis di luar sekolah mampu menulis pada tingkat yang lebih tinggi dari yang diharapkan untuk usia mereka, dibandingkan dengan lebih dari 30 persen dari mereka yang menulis di waktu mereka sendiri.
 
Nah, menulis buku diary adalah cara yang bagus untuk membuat anak-anak menulis di luar sekolah. Anak-anak yang punya kebiasaan menulis akan lebih mudah menghadapi tantangan membuat esai di sekolah atau di perguruan tinggi.
 

5. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak
Buku diary bisa membantu anak berkomunikasi lewat tulisan. Ada sejumlah anak yang lebih mudah berkomunikasi melalui tulisan dibandingkan dengan berkomunikasi secara lisan.
 
Baca juga: Anak dengan Kecerdasan Verbal Linguistik, Apa Ciri dan Kelebihannya?
 

6. Melatih Motorik Halus
Sebagai anak-anak generasi alfa, mereka pasti sudah familiar dengan mengetik di laptop, komputer, atau tablet, ya. Akan tetapi, menulis dengan tangan seperti yang dilakukan untuk menulis buku diary masih diperlukan. Menulis dengan tangan menurut Eduoard Gentaz, profesor psikologi perkembangan di Universitas Jenewa, Swis merupakan aktivitas kompleks yang membutuhkan berbagai keterampilan, seperti merasakan pena dan kertas, menggerakkan alat tulis, dan mengarahkan gerakan dengan pikiran. Ia mengatakan, “Anak-anak membutuhkan beberapa tahun untuk menguasai latihan motorik yang tepat ini.”
 

7. Memperkuat Daya Ingat
Tak hanya itu, menulis dengan tangan juga disebut Gentaz juga dapat meningkatkan ingatan, lho. Bisa meminimalisir risiko dementia, deh.
 

8. Sebagai Sarana Throwback
Throwback tidak hanya bisa dilakukan dengan mengunggah foto atau video lama ke media sosial saja, kan? Dengan membuka kembali buku diary lama, anak-anak akan dibawa ke masa lampau dan mereka akan bisa memahami perkembangan dirinya sendiri. Buku diary lama juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi mereka suatu hari nanti.
 
Nah, orang tua juga harus menghargai privasi anak untuk tidak membaca buku diary-nya, ya. Ketimbang penasaran dengan isinya, lebih baik ajak anak mengbrol secara langsung. Buat hubungan ibu-anak senyaman mungkin, sehingga ia akan terbuka untuk curhat apa pun kepada Anda. Lakukan 6 Trik Membuat Anak Terbuka dengan Anda
 
 
Baca juga:
Luangkan Waktu untuk Menuliskan Emosi Positif
#dirumahsaja, Dorong Anak Menulis Jurnal
8 Alasan Anda Harus Jadi Teman Curhat Si Kecil
Anak Praremaja Pacaran, Orang Tua Lakukan 3 Hal Penting Ini!
4 Strategi Mendisiplinkan Anak Praremaja
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #pengasuhananak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia