Anak Membantu Pekerjaan Rumah, Jangan Dilarang




Anda sedang melakukan pekerjaan rumah, anak lantas menawarkan bantuan. Jujur saja, bagaimana respons Anda saat itu? Senang dengan tawaran dari anak atau justru keberatan?
 
Untuk mengizinkan anak membantu pekerjaan rumah, mungkin bukan hal mudah. Bagaimana tidak, kemampuan si kecil belum sebaik Anda, kecepatannya pun belum mampu menyamai Anda.
 
Anda barangkali berpikir bahwa dengan membiarkan anak membantu pekerjaan rumah, maka akan memakan waktu lebih lama. Sedangkan, Anda masih punya tumpukan pekerjaan lain yang sudah menanti. Oleh karenanya, mengatakan, “Memang kamu bisa?” “Jangan, Mama aja, nanti lama,” atau “Nggak usah, ah, nanti malah kotor, tumpah.” “Nanti malah ribet, ah,” dan lain-lain, menjadi lebih mudah dikatakan.
 
Sumber Bantuan atau Sumber Pekerjaan Tambahan?
Bila Anda melakukan hal di atas, maka Anda tidak sendiri. Peter Gray, Ph.D., profesor psikologi perkembangan dan pendidikan di Boston College, Massachusetts, mengatakan bahwa banyak orang tua yang lebih sering menganggap anak-anak sebagai sumber pekerjaan tambahan daripada sumber bantuan.
 
Menurut Peter, orang tua biasanya lebih senang menahan balita agar tidak membantu. Mereka bisa jadi melarang, mengancam, atau mengalihkan perhatian anak dengan menyuapinya aktivitas lain. Hal ini berakar dari asumsi umum yang  memosisikan pekerjaan sebagai sesuatu yang secara alami orang tidak ingin lakukan.
 
Padahal, melarang atau menolak bantuan anak justru akan menyebabkan beberapa dampak berikut:
 

1. Menghambat Naluri Balita
Peter menyebut bahwa ini adalah kesalahan orang tua dalam merespons bantuan balita. Terlalu banyak melarang adalah salah satu dari 4 Penghambat Kemandirian Balita
 
Karena faktanya, membantu adalah naluri alami yang dimiliki oleh seorang balita. Mereka adalah mitra yang bisa diandalkan dan tanpa membutuhkan hadiah. Mereka punya inisiatif sendiri dan secara sukarela melakuannya.
 
Peter menegaskan bahwa bila anak-anak diizinkan untuk membantu dan lebih sering membantu, mereka akan jadi mitra kerja yang hebat di masa kanak-kanak hingga dewasa. Artinya, dengan melarang balita Anda membantu, Anda sedang menghambat pengembangan potensi tersebut.
 

2. Menghambat Perkembangan Anak
Di samping itu, saat membantu, anak-anak juga dapat menstimulasi tugas-tugas perkembangaan mereka. Mereka akan belajar mengoordinasikan mata dan tangannya atau melatih kemampuan motoriknya. Bila dilarang, mereka akan kehilangan kesempatan stimulasi tersebut.
 
Peter juga mengatakan bahwa membentuk anak-anak menjadi mitra yang mau mengambil tanggung jawab atas pekerjaan keluarga akan lebih mudah bila dilakukan sejak balita, ketimbang bila Anda tiba-tiba menagih tanggung jawabnya untuk membantu saat ia sudah lebih dewasa—sementara di tahun-tahun sebelumnya Anda selalu melarangnya.
 
Baca juga: 4 Kebiasaan Salah yang Memengaruhi Perkembangan Anak
 
 

3. Menggilas Kepercayaan DiriAnak-anak juga akan tumbuh secara positif dengan membantu. “Dia akan memperoleh keterampilan dan perasaan yang berharga tentang pemberdayaan pribadi serta harga dirinya,” tutur Peter. Dengan melarang anak membantu Anda, sebetulnya Anda juga sedang menggilas kepercayaan dirinya sendiri karena ia beranggapan bahwa ia tak mampu.
 
Yang Harusnya Dilakukan
Terlepas dari apakah anak belum bisa menyelesaikan tugas dengan sempurna dan cepat, ini adalah waktu yang baik untuk memberinya kesempatan. Maka, alih-alih melakukan kesalahan dengan melarangnya, Peter menyarankan orang tua untuk :

  • Menganggap pekerjaan rumah bukan hanya sebagai pekerjaan seseorang (Mama saja atau Papa saja) melainkan seluruh anggota keluarga. Dengan begitu, maka semua orang punya tanggung jawab untuk menyelesaikannya, termasuk si kecil.
Baca juga: Anak Ingin Membantu Pekerjaan Anda? Ini Yang Harus Anda Lakukan!
  • Berikan kendali kepada anak soal bagaimana cara ia menyelesaikan dan  bagaimana hasilnya. Artinya, menurunkan standar juga diperlukan dalam hal ini.
  • Manfaatkan waktu saat si kecil membantu Anda sebagai pembelajaran. Bimbing ia dengan ceria hingga pada akhirnya ia akan menjadi ahli dalam hal itu.
  • Hindari meminta bantuan dan memberi hadiah setelahnya. Karena, hal tersebut justru akan merusak motivasi intrinsiknya untuk membantu
  • Berikan senyuman dan ucapan terima kasih yang tulus. Itulah yang diinginkan anak-anak. Hal ini juga dapat memperkuat ikatan orang tua dan anak.
 
Baca juga:
4 Langkah Mempercepat Kemandirian Anak
Ajak Anak Membantu Pekerjaan Rumah Tangga Selama ART Mudik
5 Alasan Mengapa Orang Tua Tak Perlu Membantu Anak Mengerjakan PR
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#anakmandiri

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia