10 Definisi Papa Keren Zaman Now

bagaimana menjadi papa keren


Di dunia ini, tampaknya, tidak ada kehidupan tanpa tuntutan dan tekanan yang sering kali stereotipikal, ya. Seorang perempuan untuk disebut sebagai ibu yang baik atau ideal harus dihadapkan pada perdebatan melahirkan pervaginam versus melahirkan caesar, menjadi stay at home mom atau working mom, mengurus anak sepenuhnya atau mendapatkan bantuan, dan banyak hal lain. Ada standar di masyarakat tentang ibu yang baik dan yang tidak bisa memenuhinya. Padahal, bukankah semua ibu yang berhasil memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anaknya serta tidak menelantarkannya adalah ibu yang baik? Tidak peduli bagaimana pun caranya.
 
Hal yang sama juga berlaku pada laki-laki. Tak sedikit yang menyebut bahwa untuk menjadi seorang ayah atau papa yang baik, laki-laki harus mapan secara ekonomi dan mampu mendisiplinkan anak? Justru, tuntutan dan tekanan itu sering kali membuat ayah jauh dan dingin kepada anaknya karena terlalu sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang di luar rumah. Akhirnya, tanpa sadar malah sering melakukan kesalahan yang sering tidak disadari suami sibuk. Sekalinya berkumpul dengan anak, fokusnya masalah disiplin.
 
Bisakah kita sedikit berbelok dari konstruksi yang stereotipikal itu? Sebetulnya, papa keren yang dibutuhkan oleh keluarga tak selalu harus sama dengan tuntutan masyarakat, bukan? Kita membutuhkan papa yang keren versi kebutuhan keluarga kita masing-masing.
 
Papa yang keren itu setidaknya adalah papa yang…
 

1. Ikut Mengerjakan Pekerjaan Rumah
Masih zaman, ya, ada papa yang mengatakan bahwa urusan rumah atau pekerjaan domestik adalah tugas perempuan? Ini, kan, rumah bersama, jadi mengurusnya juga harus bersama, dong. Papa keren tak ragu untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, atau menjemur pakaian.
 
Hal itu dikerjakannya bukan dalam rangka membantu istri. Karena ia tahu, itu bukan hanya tugas istri, melainkan tugasnya juga. Jadi, tidak ada yang dibantu dan tidak ada yang membantu di sini. Semua orang hanya sedang menjalankan kewajibannya masing-masing.
 

2. Teredukasi Cara Mengurus Anak dengan Baik
Begitu anak lahir, papa keren juga pasti ikut mengedukasi dirinya tentang cara mengurus anak, mulai dari mengganti popok, memandikan, memakaikan baju, menggendong anak, menyendawakan anak, serta menyuapi. Bikinnya berdua, ngurusnya juga berdua, dong.
 

3. Mengikuti Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak, apalagi di 1000 hari pertama kehidupannya harus sangat diperhatikan. Jujur, terus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak cukup bikin mama pusing. Apalagi kalau berat badan anak naiknya seret. Sering kali, ketika mengkhawatirkan hal tersebut, bukannya dapat dukungan, mama malah sering dapat jawaban, “Udahlah, santai aja. Anaknya yang penting pintar,” atau, “Anak kita berat badannya susah naik karena aktif banget mungkin.” Aduuuh, masa mama harus presentasi dulu, sih, soal kurvanya? Sedih, deh.
 
Baca juga: Jangan Sampai Stunting, Penuhi Nutrisi Ini untuk Anak
 
Karena mama juga disibukkan dengan mengASIhi, memompa ASI, mencari menu MPASI, dan banyak hal lain, maka boleh, dong, papa yang ambil tugas untuk mencatat pertumbuhan anak setiap bulannya. Papa boleh banget, lho, mencatat tinggi badan dan berat badan anak setiap bulan dan diplot di kurva untuk meringankan beban pikiran Mama. Nah, papa keren juga adalah papa yang berinisiatif untuk mencari cara stimulasi anak sesuai usia agar perkembangannya optimal.
 

4. Hafal Jadwal Vaksin Anak
Nah, ini lagi, nih. Papa keren nggak lupa mengingat kapan jadwal vaksin rutin anaknya. Bagi-bagi kapasitas otak untuk mengingat hal penting tentang anak, ya, Pa, biar nggak semuanya harus disimpan di hardisk otak mama. 

5. Bermain dengan Anak
Papa keren selalu meluangkan waktu untuk bermain bersama anak. Aktivitas ini, selain membawa kebahagiaan untuk anak, juga punya manfaat jangka panjang bagi perkembangannya. Daniel Paquette, Psikolog dari University of Montreal, Kanada mengatakan bahwa  anak-anak yang sering bermain bersama papanya akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri serta berani mengambil risiko. Sebab, saat bermain dengan anak, umumnya papa akan mendorong anak untuk eksplorasi dan mampu mengatasi hambatan.
 
Baca juga: 6 Jenis Bermain pada Anak-anak
8 Pilihan Mainan Edukatif Balita
 

6. Membacakan Buku untuk Anak
'
Selain meningkatkan bonding dengan anak, membacakan buku untuk anak punya banyak sekali manfaat. Membacakan buku untuk anak bisa memperkaya kosa katanya, mendorong imajinasi dan kreativitasnya, serta melatih kemampuan mendengarnya. Di samping itu, membacakan buku cerita untuk anak juga bisa menjadi salah satu metode menyenangkan untuk menasihati mereka, lho.
 
Ketahui manfaat membacakan buku untuk anak selengkapnya di sini.
 
Baca juga: 5 Manfaat Membacakan Buku yang Sama Berulang-ulang pada Balita
 

7. Tidak Melarang Anak Menangis
Di dalam budaya patriarkis, laki-laki mendapat tuntutan untuk tidak boleh sedih dan tidak boleh menangis. Ini adalah salah satu bentuk toxic masculinity.
 
Mungkin, Papa juga tumbuh dengan tuntutan ini. Akan tetapi, Anak Laki-laki yang Menangis Bukan ‘Cemen’, Jangan Dilarang! Mengabaikan emosi mereka justru dapat merusak kesehatan mentalnya. Papa keren adalah yang tahu bagaimana cara memvalidasi emosi anak dan mengajarkan mereka cara mengelolanya.
 

8. Mau Mendengarkan Istri
Kadang, para suami suka bingung, begitu berkomentar tentang curhatan istrinya, eh, kok, istri malah ngambek. Tarik napas, Pa. Papa harus tahu bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan biasanya hanya butuh didengar dan dimengerti. Sedangkan, laki-laki dengan logikanya selalu ingin jadi problem solver. Nah, akhirnya Mama jadi merasa kesal karena kebutuhannya untuk dimengerti justru tidak terpenuhi. 
 
Papa keren adalah yang mau meluangkan waktu untuk mendengarkan istri dan mencoba memahami emosinya. Papa bersedia menahan diri untuk tidak langsung menawarkan solusi sampai istrinya meminta. Pelajari tip menjadi tempat curhat ternyaman untuk istri di sini, yuk.
 
Baca juga: 4 Cara Komunikasi Yang Membahayakan Pernikahan
 

9. Punya Perencanaan Keuangan
Tidak sedikit keluarga yang mengalami masalah keuangan karena tidak memiliki perencanaan keuangan. Nah, papa keren adalah yang sudah menyiapkan perencanaan keuangan dengan detail agar perahu dapat berjalan stabil. Mau tahu apa saja perencanaan keuangan yang harus dimiliki Papa? Baca tip dari Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom, GCertFinPlanning, CFP, QWP, CEO & Financial Planner ZAP Finance, di sini.
 

10. Berolahraga dan Bergaya Hidup Sehat
Papa keren juga berinvestasi pada kesehatannya. Selain bermanfaat untuk diri sendiri, papa yang rajin berolahraga juga akan berdampak pada anak. Berdasarkan penelitian dari Weight Watcher International, anak-anak dengan papa yang aktif, cenderung 3,5 kali lebih aktif.
 
Baca juga: 10 Kebiasaan Sehat Keluarga Masa Kini
 
 
Baca juga:
10 Pantangan Bagi Ayah yang Bertanggung Jawab
Untuk Papa: 7 Tip Menjadi Suami yang Lebih Baik
8 Pemicu Pertengkaran Suami-Istri Setelah Punya Anak
7 Kelemahan Suami-Istri dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
4 Hal yang Dicemburui Istri dari Suami
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#keluarga #parentingstyle #parenting #pengasuhananak #papakeren

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia