4 Dampak Negatif Gadget Bagi Perkembangan Mental Anak-Anak

apa dampak negatif gadget bagi anak-anak


Topik dampak penggunaan gadget bagi anak-anak barangkali adalah sebuah pembahasan klasik yang tak pernah habis. Membahas penggunaan gadget pada anak-anak tak ubahnya seperti membicarakan api, yang bisa jadi kawan sekaligus jadi lawan.
 
Memang, gadget dapat membantu anak-anak dalam mencari informasi untuk mengerjakan tugas maupun memenuhi rasa ingin tahu mereka. Akan tetapi, tidak sedikit juga penelitian dan pendapat pakar yang menunjukkan dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak-anak, di antaranya yakni meningkatkan risiko mata minus.
 
Saat ini ada fenomena yang disebut dengan myopia boom, ketika semakin banyak anak menggunakan kacamata. Tak hanya itu, membuat anak-anak kurang bergerak, kurang bersosialisasi, bahkan dikaitkan sebagai salah satu faktor penyebab speech delay.
 
Akan tetapi, ada dampak negatif penggunaan gadget pada anak-anak yang jarang dibahas, yakni soal perkembangan mental anak-anak. Psikoterapis yang penulis buku 13 Thing Mentally Strong Parents Don’t Do, Amy Morin, L.C.S.W., mengatakan bahwa perangkat digital saat ini menghabiskan banyak waktu, energi, serta kekuatan otak anak-anak. Menurut Amy, penggunaan gadget dapat membuat anak-anak kurang memiliki ketahanan mental. Apa penyebabnya?
 
Baca juga: Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now
 

1. Menumbuhkan Mental ‘Manusia Zona Nyaman’
Apa maksudnya? Anak-anak, ada kalanya merasa bosan, sedih, atau kesepian. Kehadiran gadget membuat mereka tidak perlu mengelola perasaan ketidaknyamanan tersebut. Ia tinggal meraih gadget untuk menghibur mereka. Akhirnya mereka tidak harus menghadapi kesedihan, kemarahan, atau frustasi. Mereka bahkan bisa melarikan diri dari perasaan negatif dengan scrolling media sosial.
 
Amy mengatakan bahwa alih-alih belajar untuk mengelola atau memecahkan perasaan tidak nyaman tersebut, mereka malah hanya mengalihkan diri dari ketidaknyaman tersebut. “Akibatnya, banyak yang kurang percaya diri dalam kemampuan mereka untuk melangkah keluar dari zona nyaman mereka atau menghadapi situasi sulit secara langsung,” ujarnya. Mereka akan sulit mengatasi emosinya dan mencari sumber akar yang sesungguhnya dari masalah mereka.
 
Baca juga: 6 Pedoman Orang Tua Latih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Balita
 

2. Tidak Punya Waktu KontemplasiTidak hanya orang dewasa yang membutuhkan waktu kontemplasi. Anak-anak pun akan merasakan manfaat luar biasa dari kontempasi. Kontemplasi pada anak-anak bukan berarti harus berdiam diri, meditasi, atau mengurung diri di kamar. Waktu untuk sendirian dengan pikiran mereka bisa disebut sebagai kontemplasi. Itu adalah bagian integral dari membangun keterampilan yang membantu anak-anak menjadi tangguh.
 
Baca juga: Prinsip Melatih Anak-anak untuk Mindful Bagi Orang Tua Pemula
 
Waktu dengan pikiran mereka bisa berupa menghubungkan isi buku cerita yang mereka baca dengan kehidupan mereka sendiri, menulis buku diary, mengingat-ingat momen yang membuat mereka tertawa dan marah hari ini, atau bahkan bermain imajinasi bersama boneka atau mobil-mobilan mereka. Semua aktivitas tersebut membantu anak-anak untuk lebih mengenali dirinya sendiri dan emosinya dengan baik.
 
Baca juga: 7 Pengalaman Positif Masa Kecil yang Diperlukan Anak
 

3. Tidak Punya Mental Hidup Berkelompok
Seperti yang sudah banyak dibahas di beberapa penelitian, penggunaan gadget dapat menyabotase anak-anak dari waktu berinteraksi bersama teman-teman yang lain. Mereka lebih cenderung bersantai dan tak melepas pandangan dari gadget untuk main game.
 
Artinya, mereka melewatkan kesempatan untuk memperoleh keterampilan emosional dan sosial dengan melakukan permainan tidak terstruktur tanpa intervensi orang dewasa. Mereka tidak mendapat momen untuk mengekspresikan perasaan mereka, belajar berkompromi, dan menyelesaikan konflik. Padahal, sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Bagaimana mereka bisa bertahan hidup kelak tanpa punya mental hidup sosial.
 

4. Menumbuhkan Mental Ketergantungan
Memiliki anak-anak bermental kuat tentu menjadi harapan tiap orang tua. Akan tetapi, bagaimana jadinya jika anak-anak terus menerus ketergantungan pada orang tua? Gadget akan mempermudah mereka untuk menelepon Anda saat ada buku pelajarannya yang ketinggalan. Anda pun dengan segera akan mengantarkannya untuk mereka ke sekolah. 
 
Sedihnya, smartphone menjadi lebih seperti kalung elektronik yang mencegah anak-anak memecahkan masalah sendiri,” ujar Amy. Mental ketergantungan tersebut tentu tidak akan menumbuhkan mereka menjadi manusia mandiri yang bertanggung jawab.
 
Baca juga:
Gangguan Mata Akibat Main Gadget
Memilih Kacamata Blue Ray untuk Anak yang Dapat Melindungi dari Sinar Biru Gadget
6 Dampak Buruk Gadget Bagi Hubungan
Pengaruh Gadget pada Perkembangan Bicara Anak
Ide Libur Akhir Pekan tanpa Gadget
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #parentingstyle #gadget

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

4 Dampak Negatif Gadget Bagi Perkembangan Mental Anak-Anak

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia