6 Kesalahan Mendidik Anak Remaja Perempuan

bagaimana mendidik anak perempuan


Saat sedang mengobrol, teman menceritakan keinginannya ingin memiliki anak perempuan. Alasannya, “Seru, deh, pasti, bisa didandani. Dipakaikan baju cantik, dikuncir macam-macam.”

Sebagai seorang perempuan, sejak masih anak-anak, kita mungkin terbiasa untuk terus dihadapkan pada beauty, beauty, and beauty. Anak-anak perempuan sejak kecil harus berpakaian rapi, tampil manis, atau harus diikat rambut dengan berbagai jepit. Kalau bertemu orang baru, yang pertama kali dikomentari pasti soal penampilan fisik.

Begitu puber dan memasuki usia remaja, anak-anak perempuan sering sudah dipusingkan dengan urusan cara menghilangkan jerawat, mengurangi berat badan, menghindari aktivitas di luar ruangan agar kulit tidak gelap, atau menata rambut agar selalu tampak rapi.

Definisi beauty atau kecantikan itu pun seperti sudah ditentukan hanya pada penampilan fisik belaka. Masyarakat seperti sudah punya kriteria sendiri tentang bagaimana itu cantik. Sehingga, tak jarang anak-anak perempuan di luar kriteria tersebut merasa tidak bisa menerima tubuhnya, minder, dan bahkan tidak mampu mencintai dirinya sendiri. Belum lagi, kalau anak-anak remaja sudah terpapar konten-konten media sosial.

Beauty saja rasanya tak adil untuk menilai seorang perempuan secara keseluruhan. Perempuan harus dilihat dari brain, behaviour yang akhirnya itulah yang membuat mereka menjadi beauty. Anak perempuan kita di masa ini harus diperkenalkan dengan diversifikasi kecantikan. Mereka harus tahu bahwa cantik itu bergantung pada kapasitas mereka dan cantik itu tidak punya definisi tunggal, melainkan sangat beragam.
Sebagai orang tua, kita tentu ingin anak perempuan kita tumbuh melesat dengan cita-citanya, kemampuannya, kekuatan tekadnya, bukan hanya dinilai penampilan fisiknya saja. Mendidik anak-anak saat masih kecil memang melelahkan dan menguras energi.

Akan tetapi, mendidik anak yang sudah remaja bukan berarti mudah. Susan Merrill, penulis The Passionate Mom memberikan saran pada orang tua agar menghindari kesalahan-kesalahan berikut dalam mendidik anak remaja perempuan:


1. Terlalu Fokus pada Penampilannya
“Hanya karena masyarakat fokus pada penampilan, bukan berarti kita harus melakukannya,” ujar Susan. Berhentilah selalu berkomentar tentang betapa cantiknya anak Anda atau betapa berminyaknya dan berjerawatnya ia hari itu. Stop juga berbicara tentang bentuk tubuhnya. Selama anak Anda masih berada di berat badan yang sehat, maka tak ada hal yang buruk. Bahkan komentar seperti, “Kok, kamu milih baju nggak matching begini, sih?” bisa membuat mereka berpikir bahwa mereka tidak cukup baik. Ini bisa membuat mereka membenci diri sendiri.
 

2. Mengharapkannya Jadi Seperti Anda
Tidak ada dua orang yang benar-benar bisa sama. Bahkan, anak kembar pun punya ciri khusus yang membuat mereka berbeda. Anda tak bisa memaksakan anak perempuan Anda harus seperti Anda, cara berpikirnya, bersikap, berpenampilan, minat, bahkan cita-citanya. Mengharapkan anak jadi seperti orang tua adalah ciri orang tua perfeksionis yang toksik.
 

3. Menghindari Pembicaraan yang Tidak Nyaman
Di dalam masyarakat, mungkin masih ada topik-topik yang tabu untuk dibahas dengan anak, misalnya saja materi tentang edukasi seks. Padahal, materi ini sangat penting untuk melindungi anak dari kejahatan seksual. Ada Beragam Mispersepsi Mengenai Pendidikan Seks sehingga orang tua tidak pernah membicarakannya dengan anak. Pendidikan seks dianggap mengajarkan anak tentang hubungan seks, padahal bukan. Pendidikan seks adalah pelindung untuk anak-anak.
 
Baca juga: Sudah Puber, Yang Perlu Didiskusikan dengan Anak tentang Seksualitas
 

4. Tidak ‘Melatih’ Interaksi dengan Laki-laki
Begitu memasuki usia remaja, tidak sedikit orang tua yang khawatir saat anak perempuannya berinteraksi dengan laki-laki. Kekhawatiran tersebut akhirnya membuat anak-anak terkekang karena dibatasi oleh orang tua. Padahal di usia ini, harusnya anak mendapat pendampingan dari orang tua mengenai interaksi dengan laki-laki.
 
Tidak sedikit anak perempuan yang karena dibatasi oleh orang tuanya, akhirnya memilih untuk menjalin interaksi atau pacaran diam-diam di belakang orang tua. Menurut Susan, ini adalah kesalahan banyak orang tua. Yang dimaksud ‘melatih’ interaksi di sini bukan berarti dengan mengharuskannya atau mengizinkannya pacaran.
 
Yang dimaksud dengan ‘melatih’ adalah membekali anak-anak bahwa dalam hubungan pertemanan mereka dengan laki-laki, mereka harus bisa mengatakan “tidak” atau menolak bila itu tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka juga harus bisa punya batasan yang tegas. Ajarkan kepada mereka bahwa hubungan yang baik adalah saling menghargai dan tidak ada pemaksaan. Ini akan membantu anak-anak terhindar dari hubungan yang toksik dan merusak kesehatan mental mereka.
 
Baca juga: Anak Praremaja Pacaran, Orang Tua Lakukan 3 Hal Penting Ini!
 

5. Menjauhkannya dari Ayahnya
“Anak perempuan membutuhkan jenis cinta yang diberikan seorang ayah,” ujar Susan. Ia mengatakan bahwa Mengetahui mereka memiliki cinta ayah mereka membuat mereka lebih aman dalam hubungan romantis di masa depan.
 
“Jadi cobalah untuk tidak merendahkan suami Anda di depan putri Anda, dorong hubungannya dengan ayahnya, dan tunjukkan sifat-sifat baik ayahnya,” ujarnya mengingatkan.
 
Baca juga: 8 Hal yang Harus Diketahui Ayah dari Anak Perempuannya
 

6. Terlalu Banyak MengkritisiSebagai orang tua, kadang kita sering mengkritisi kesalahan anak seperti ia tidak merapikan kamarnya dengan rapi, ia tidak mencuci piring setelah makan, dan itu dilakukan sepanjang hari. Padahal, kesalahan-kesalahan tersebut sebetulnya tak butuh omelan sepanjang hari. Ia hanya butuh ketegasan untuk diminta melakukannya.
 
Susan mengingatkan, “Tugas utama kita sebagai ibu bagi anak perempuan kita adalah mempersiapkan mereka untuk dewasa. Jadi pikirkan tentang seperti apa putri Anda sebagai wanita berusia 25 tahun. Ini akan membantu Anda hari ini untuk fokus pada apa yang benar-benar penting dalam pengasuhan Anda.”
 
Baca juga:
5 Hal yang Dibutuhkan Anak Perempuan dari Ibunya
8 Dampak Buruk pada Anak Perempuan Bila Merasa Tak Dicintai Orang Tua
5 Langkah Membesarkan Anak Perempuan Pemberani
Benarkah Anak Zaman Sekarang Lebih Lemah dari Anak Zaman Dulu?
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #pengasuhananak #parentingstyle #anakperempuan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia