8 Cara Bantu Anak Atasi Stres Karena Sekolah

bagaimana solusi anak stres di sekolah?


Anak-anak zaman sekarang durasi sekolahnya lama. Tidak seperti kita di masa lalu yang sudah sampai rumah di siang hari dan bisa bermain dengan teman-teman di sekitar rumah. Apalagi, tugas anak zaman sekarang pun banyak dan pelajarannya lebih sulit.
 
Ada yang berpikir begini juga, Ma, Pa? Pernahkah merasa kasihan pada anak-anak karena hal tersebut?
 
Ternyata tidak sedikit, lho, anak yang stres akibat sekolah. Sebuah studi dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa terlalu banyak sekolah dan pekerjaan rumah serta kurangnya waktu bermain dapat menjadi bumerang. Anak-anak dapat menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan stres karenanya.
 
Bagaimana tidak, anak-anak disibukkan sejak pagi hingga sore hari dalam full day school, sepulangnya mereka kadang mengambil kegiatan ekstrakurikuler, pada malam hari mereka masih dibebani dengan PR. Jika masa ujian tiba, stres bisa menjadi berkali-kali lipat. Mereka khawatir akan soal ujian dan tidak mendapat nilai baik seperti yang dituntut. Mereka khawatir akan kegagalan. Hal tersebut benar-benar membenani mereka.
 
Baca juga: Anak Stres Menjelang Ulangan, Mengapa?
 
Agar tidak berlanjut dan semakin parah, orang tua perlu membantu anak atasi stres karena sekolah. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua antara lain:
 

1. Peka Terhadap Tanda Stres
Orang tua harus selalu peka terhadap tanda stres yang ditunjukkan anak. Apabila anak Anda tiba-tiba menunjukkan perubahan perilaku seperti menjadi pemurung, suka melamun, terlihat mudah marah, sangat kelelahan, atau selalu gelisah, komunikasikan hal yang menjadi masalahnya. Beberapa tanda stres juga bisa ditunjukkan lewat keluhan yang bersifat fisik seperti sering sakit kepala, sakit perut, atau mual.
 

2. Mengajarkan Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah kunci mengatasi beban pekerjaan rumah yang terlalu berat. Ajarkan anak Anda membuat manajemen waktu. Manajemen waktu yang dimaksud di sini bukanlah aturan anak harus belajar mulai dari jam berapa sampai jam berapa, melainkan lebih spesifik. Misalnya, 1 jam pertama digunakan untuk mengerjakan PR, lima belas menit berikutnya mengulang  pelajaran di sekolah tadi, setengah jam digunakan untuk belajar materi esok hari, dan lima belas menit belajar untuk bekal ujian yang akan datang.
 
Mengapa manajemen waktu penting? Kadang kala, anak merasa terbebani karena ia menggunakan ‘SKS’ atau Sistem Kebut Semalam. Ketimbang begitu, lebih baik ajarkan ia konsisten dalam waktu belajar. Walaupun PR tidak untuk esok hari, yang penting ia sudah mencicil menyelesaikannya, agar tidak berat saat mendekati deadline. Begitu juga dengan ujian. Walau esok tak ada ujian, tak ada salahnya mencicil belajar. Beri ia keleluasaan untuk mengatur sendiri manajemen waktu yang sesuai dengan kebutuhannya.
 
Pelajari manajemen waktu untuk anak sekolah di sini.
 

3. Memeriksa PR Anak
Banyak anak merasa cemas apakah PR yang mereka kerjakan sudah sempurna. Untuk itu, bantulah mereka dengan cara memeriksa PR-nya tiap kali ia selesai mengerjakannya. Hal ini akan membuat mereka lebih tenang menghadapi hari esok saat PR dikoreksi guru. Akan tetapi, ingat bahwa orang tua tidak boleh mengerjakan tugas anak.
 
Baca juga: Jangan Sampai Overlapping, Buat Kesepakatan dengan Anak Soal PR
 

4. Mempertimbangkan Jumlah Kegiatan
Anak-anak juga bisa mengalami over scheduled. Ini adalah salah satu sumber stres bagi mereka. Kegiatan ekstrakurikuler, les akademis, maupun les nonakademis yang terus-menerus selama seminggu akan membuat mereka kelelahan.
 
Karenanya, pertimbangkan untuk mengurangi jadwal mereka. Diskusikan apa yang bisa dikurangi dan diganti di tahun depan dan apa yang tetap dipertahankan.
 

5. Tidur Cukup
Tidur bagaikan recharge untuk tubuh dan pikiran anak-anak. Ada 7 Kesempatan Emas yang Terlewat Akibat Si Kecil Kurang Tidur, lho.
Kurangi screen time, seperti tidak mengizinkan anak menonton TV atau bermain ponsel mendekati waktu tidur agar otak mereka istirahat dan relaks
 
Baca juga: Hampir 70% Anak Alami Gangguan Tidur Selama Pandemi
6 Langkah Mengembangkan Kebiasaan Screen Time yang Sehat
  

6. Aktif Bergerak
Imbangi aktivitas anak dengan bergerak, seperti olahraga. Saat bergerak, melompat, atau lari, tubuh akan mengeluarkan hormon bahagia. Cari inspirasi 18 Ide Permainan Agar Anak Aktif Bergerak
 

7. Family Time
Selalu libatkan anak dalam family time, salah satu caranya adalah dengan rutin mengajak mereka makan bersama. Saat makan, Anda bisa mengobrol tentang bagaimana hari mereka di sekolah, saat ekstrakurikuler, atau di tempat les. Bercerita bisa menjadi salah satu cara stress release mereka.
 

8. Tetap Bersenang-Senang
Bermain adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan beban anak-anak dari sekolah dan PR. Jangan menekankan ia hanya untuk belajar saja, melainkan izinkan ia untuk bersenang-senang.
 
Tak perlu muluk-muluk menjadwalkan liburan ke luar kota untuk bersenang-senang. Anak-anak sering kali menemukan waktu untuk bersenang-senang secara tidak terstruktur seperti sekadar bermain dengan teman di taman kompleks perumahan atau bersepeda santai.
 
Semoga berhasil, ya Ma dan Pa....
 
Baca juga:
Anak dan Remaja Rentan Depresi, Kenali Gejalanya
Jalan-Jalan di Alam Mencerdaskan Anak
Lelah Sekolah Daring? Ajak Anak Ikuti 6 Gerakan Stretching Ringan Ini
Masalah Pertemanan, Sumber Stres Utama Anak
4 Ciri Anak Stres Selama Pandemi
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah #sekolahtatapmuka #PTM

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia