8 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak




Keluarga adalah faktor penentu utama kesehatan mental anak di tahun-tahun pertamanya. Jangan hanya karena mereka masih kecil maka mereka dianggap tidak tahu apa-apa. Justru, semua pengalaman baik atau buruk yang ia dapat dari masa kecil lah yang akan ia bawa sampai dewasa.
 
Tidak sedikit orang yang ternyata memiliki trauma masa kecil yang hampir sama, yakni pengalaman terlalu dituntut oleh orang tua menjadi ‘anak baik’. Tuntutan-tuntutan seperti harus harus bersikap manis, harus menyenangkan, tidak boleh menangis, teriak, agresif, berulah, atau membantah ternyata membawa luka yang membekas hingga masa dewasa. Sebab, pada perjalanan memenuhi semua tuntutan dan ekspektasi orang tua tersebut, kita pada masa anak-anak sering kali malah harus mengabaikan perasaan dan pendapat diri sendiri.
 
Untuk mengembangkan kesehatan mental yang baik, kita perlu menyadari sejak awal bahwa anak-anak adalah manusia biasa yang juga punya emosi negatif, keinginan atau pendapat yang berbeda dengan orang tuanya, bahkan juga bisa memprotes Anda.
 
Pendidikan terbaik yang saat ini bisa Anda berikan pada anak-anak adalah pendidikan yang dapat menjadikannya ‘manusia seutuhnya’ yang bisa mengakui dan menerima perasaannya sendiri, terkoneksi dengan dirinya sendiri, serta dapat membangun relasi yang sehat dengan Anda sebagai orang tuanya maupun orang lain.
 
Hal-hal berikut ini bisa Anda lakukan sebagai orang tua.
 

1. Dorong anak membicarakan perasaannya.
Mental yang sehat berawal dari kemerdekaan anak-anak untuk merasakan semua emosi. Yang paling penting bagi keluarga adalah memastikan bahwa semua emosi yang dirasakan oleh anak adalah valid dan bisa diterima. Lakukan emotional coaching untuk mengasah keterampilan anak dalam memahami emosinya.
 
Anak-anak yang terbiasa mengidentifikasi dan menerima emosinya, akan lebih mampu mencari solusi. Mereka juga akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang lebih mindful dan empati.
 

2. Biarkan anak membuat kesalahan.
Nedra Glover Tawwab, terapis dan pakar hubungan di North Carolina, AS mengatakan bahwa setiap orang tua harus memaklumi bahwa semua orang bisa membuat kesalahan. Ini adalah prinsip penting yang perlu dipahami oleh anak-anak. Dengan demikian, tidak ada lagi tekanan untuk menjadi ‘sempurna’ sehingga anak merasakan tekanan mental.
 

3. Minta maaf pada anak Anda ketika membuat salah.
Anda mungkin terus-terusan mengajarkan mereka untuk minta maaf. Jangan berhenti di situ, ya! Anda juga perlu melakukannya. Ini akan membuat mereka merasa sangat dihargai dan penting.
 
Baca juga: Kelepasan Membentak Anak? Minta Maaf Sebelum Tidur
 

4. Ajarkan mereka cara menangani pemicu emosi secara sehat.
Jangan hanya dikritik, anak-anak butuh diajarkan bagaimana cara mengatasi pemicu emosinya seperti tugas sekolah yang terlalu berat, jadwal yang padat, masalah pertemanan, dan lain sebagainya. Anak-anak yang kondisi mentalnya sehat bukanlah mereka yang tidak memiliki emosi negatif—karena itu tidak mungkin, melainkan mereka yang mampu menangani emosinya dengan baik. Selain cara menanganinya, Anda juga bisa mengajari mereka cara mencegah ledakan emosi atau tantrum.
 

5. Biarkan anak melihat Anda sedih, marah, kecewa, atau gagal.
Banyak orang tua berlagak menjadi manusia super di depan anak mereka. Sayangnya, banyak yang justru terlihat seperti berperasaan besi. Padahal, orang tua bukan robot yang tak punya perasaan negatif. Biarkan anak-anak melihat bahwa Anda juga bisa merasakan emosi negatif dari momen buruk yang Anda hadapi. Dengan demikian, anak bisa merasakan empati. Ajak mereka membicarakan hal tersebut tanpa harus ditutupi.
 

6. Luangkan waktu untuk melakukan apa pun yang disukai oleh anak Anda.
Anak-anak yang menghabiskan cukup waktu berkualitas akan memiliki ikatan yang kuat. Perasaan nyaman dan aman dalam ikatan inilah yang akan membangun kesehatan mental mereka. Mereka juga akan tumbuh menjadi anak yang lebih percaya diri karena ia merasa dicintai.
 

7. Luangkan waktu untuk mengobrol dengan anak Anda tentang apa pun.
Keterbukaan akan meningkatkan hubungan Anda dan anak secara emosional. Anak-anak akan merasa aman berada di dalam hubungan di mana mereka bebas untuk berpendapat.
 

8. Beri kesempatan pada anak untuk mengoreksi kesalahan Anda.
Lagi-lagi orang tua bukanlah yang paling benar. Ketika Anda memberikan anak-anak kesempatan untuk mengoreksi kesalahan roang tuanya, Anda mengajarkan mereka untuk bersikap berani berpendapat ketika ada hal yang tidak sesuai dengan idealismenya.
 
Baca juga:
8 Langkah Ciptakan Rumah Sehat Secara Emosional
4 Tipe Orang Tua Dilihat dari Caranya Merespons Emosi Anak
Luangkan Waktu untuk Menuliskan Emosi Positif
Jangan Emosi Dulu, Kenali Kamus Bahasa Balita Anda!
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#keluarga #parentingstyle #parenting #pengasuhan anak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia