Menghadapi 6 Keluhan Anak tentang Sekolah




Pernahkah anak-anak mengeluh tentang sekolah? Ya, menghabiskan hampir separuh waktu setiap harinya selama lima sampai enam hari dalam seminggu menjadi beban tersendiri untuk anak-anak. Belajar dari rumah selama pandemi ini juga bisa menimbulkan keluhan-keluhan anak.

Keluhan tentang sekolah kadang hadir seketika dan berlalu dalam waktu yang singkat. Namun, ada juga keluhan tentang sekolah yang sangat serius dan berkepanjangan sehingga menjadi tanda awal masalah.
 
Lissa-Linnel Olsen, praktisi parenting di Oregon, AS yang menulis untuk Verywell Family dalam perjalanannya membantu orang tua menyeimbangkan kehidupan belajar anak-anak merangkum beberapa keluhan umum yang banyak dirasakan anak-anak seputar sekolah beserta arti dan cara menanggapinya:
 

1. “Kenapa Aku Harus Sekolah?”
Artinya: Anak Anda merasa kewalahan atau tertekan oleh sesuatu yang terjadi di sekolah.
 
Saat anak semakin dewasa, mereka akan mulai mempertanyakan segala sesuatu di dalam hidup mereka. Mungkin sulit bagi mereka untuk menemukan jawaban tentang mengapa mereka harus sekolah? Jawaban “Supaya kamu pintar,” terdengar sangat abstrak bagi mereka.
 
Respons dengan: Ajak mereka diskusi dan tanyakan mengapa mereka menanyakan hal tersebut dan apakah mereka punya masalah di sekolah. Bila anak-anak mempertanyakan apa pentingnya sekolah, Anda bisa menjelaskan bahwa dengan bersekolah, anak-anak dapat belajar memahami dan menganalisis apa yang terjadi di masyarakat dan membantu memberikan solusi.
 

2. “Sekolah itu susah. Aku males, ah!”
Artinya: Anak-anak tidak bisa atau tidak memiliki keterampilan untuk melakukan suatu tugas dan pekerjaan di sekolah.
 
Ini bisa menjadi tanda peringatan awal ketidakmampuan belajar. Anak Anda mungkin memiliki kesulitan untuk memahami atau tertinggal dari teman-temannya yang lain.
 
Respons dengan: Tanyakan apa yang sulit bagi mereka di sekolah. Bila mereka mengalami masalah dalam satu mata pelajaran atau tugas, bantu mereka menemukan cara untuk mengatasinya, misalnya belajar bersama dengan kakaknya atau keluarga lain. Bila perlu, temukan guru untuk mengajar anak.
 

3. “Aku benci PR!”
Artinya: PR menghalangi mereka untuk melakukan hal yang menyenangkan atau yang ingin mereka lakukan. Kemungkinan lainnya, mereka lebih suka melakukan pekerjaan rumah pada waktu yang berbeda karena mereka sedang ingin melakukan hal lain. Kemungkinan terakhir, anak Anda sedang berjuang dengan materi yang harus dikerjakan.
 
Anak-anak tak suka harus melakukan pekerjaan sekolah di luar sekolah. Tanggapi hal ini dengan meninjau rutinitas mereka di rumah berkaitan dengan pekerjaan rumahnya.
 
Respons dengan: Tanyakan alasan mereka merasa keberatan untuk mengerjakan PR. Beri motivasi bahwa PR diberikan oleh guru bukan untuk membebani atau menghilangkan kebebasan anak di rumah, melainkan sebagai kesempatan untuk mengulas kembali pelajaran yang tadi didapatkan di sekolah. Bila masalah mereka adalah soal waktu, ajarkan mengelola waktu untuk mengerjakan PR. Bila masalah mereka berkaitan dengan materi yang sulit, saatnya mencari bantuan.
 
Akan tetapi, orang tua harus tahu batasan membantu anak menyelesaikan PR ini. Jangan sampai orang tua turun tangan mengerjakan semua PR-nya. Ada 5 Alasan Mengapa Orang Tua Tak Perlu Membantu Anak Mengerjakan PR.
 
 

4. “Aku Bosan Sekolah”
Artinya: Ada yang sedang membuatnya tidak nyaman di sekolah. Keluhan ini juga bisa berarti ada keterampilan yang tidak mereka kuasai.
 
Bayangkan saja, betapa tidak nyamannya berada di satu lokasi yang sama dengan teman yang mengganggu mereka. Atau, berjam-jam duduk di meja yang sama untuk mempelajari sesuatu yang tidak mereka pahami. Bisa jadi juga, mungkin gaya belajar yang disukai anak Anda tidak sesuai dengan gaya mengajar gurunya di kelas.
 
Respons dengan: Tanyakan apa yang membuat mereka bosan. Bila sudah tahu sumbernya, cobalah untuk mengatasinya. Beri motivasi agar ia dapat menghadapi kebosanannya.
 
 

5. “Aku nggak suka bangun pagi.”
Artinya: Anak Anda mungkin merasa benar-benar lelah atau kurang tidur.
 
Menurut American Academy of Pediatrics, banyak anak-anak usia sekolah yang kurang tidur. Dibutuhkan pengelolaan waktu yang baik untuk mengatasi masalah ini.
 
Respons dengan: Tanyakan apa yang ia rasakan ketika harus bangun pagi dan cari tahu masalahnya. Bantu ia mencari cara untuk menangani masalah sulit bangun, misalnya dengan menyelesaikan PR lebih awal, sehingga bisa tidur malam lebih cepat. Pastikan memberi motivasi menyenangkan agar anak tidak tidur terlalu larut.
 

6. “Aku nggak suka sama guruku atau temanku.”
Artinya: Mereka mengalami masalah relasi dengan guru atau temannya di sekolah.
 
Terkadang anak-anak merasa tidak cocok, baik dengan guru maupun temannya. Penyebabnya beragam, mulai dari gaya mengajar guru yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya atau karakter guru yang dinilai terlalu keras. Sementara, dengan teman, masalah relasi sering terjadi seperti teman yang suka mengganggu bahkan sampai bullying.
 
Respons dengan: Tanyakan apa yang membuat mereka tidak menyukai guru atau temannya. Ajarkan beberapa keterampilan sosial agar mereka bisa lebih diterima oleh lingkungannya. Bila keluhan mereka adalah tentang masalah relasi yang mengarah ke bullying, segera ambil tindakan. Perhatikan 6 Tanda Anak Anda Sedang Di-Bully
 
Jangan buru-buru marah saat anak mengeluh tentang sekolah ya, Ma, Pa. Coba tenang dan cari tahu terlebih dahulu apa yang sebenarnya sedang mereka rasakan.
 
Baca juga:
Anak Belum Boleh Sekolah Offline, Ciptakan Suasana Nyaman Belajar dari Rumah
7 Tip Mendampingi Anak Belajar di Rumah Selama Sekolah Ditutup
Bagaimana Manajemen Waktu Anak Usia Sekolah?
Cara Ini Bisa Menghilangkan Rasa Bosan Anak Saat Perjalanan Panjang
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah #belajardarirumah

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia