Food Neophobia, Bila Anak Takut Mencoba Makanan Baru

anak pilih-pilih makanan


Seorang mama pernah cerita bahwa anaknya selalu menolak untuk mencoba makanan baru. “Jadi dia itu makannya cuma itu-itu saja. Sedangkan saya dan suami tipe orang yang suka jelajah kuliner. Kita suka coba-coba makanan baru. Itu tidak mungkin terlaksana kalau anak kami terus menerus takut nyoba makanan baru,” kisahnya.
 
Ini mungkin bukan masalah satu atau dua orang mama saja. Anda tidak sendirian. Preferensi makan anak-anak sering membuat orang tua khawatir. Bila mereka hanya mau makan itu-itu saja dan tidak mau mencoba makanan baru, pertanyaan besar Anda barangkali hanya satu  “Apakah gizinya bisa terpenuhi?”
 
Baca juga: Anak Selalu Pilih-pilih Makanan, Bagaimana Pertumbuhannya?
 
Hal Aneh Tapi Nyata
Ellen O'Leary, pediatric dietitian di Children’s Healthcare of Atlanta, AS mengatakan bahwa balita memang benar-benar memiliki ketakutan pada makanan baru. Hal ini disebut dengan food neophobia. Menurutnya ini adalah hal yang aneh tapi nyata.
 
Ellen menceritakan bahwa banyak anak-anak yang terbuka dan dengan senang hati memakan beragam makanan sampai mereka berusia 2 tahun. Tapi, hal tersebut bisa berhenti dengan tiba-tiba. Menurut Ellen, ini adalah sebuah respons evolusioner bahwa anak-anak mulai memiliki kecemasan akan sesuatu yang mengancam kelangsungan hidupnya, yaitu mencoba makanan baru.
 
Nah, untuk membuat si kecil berani mencoba makanan baru, Anda bisa melakukan kiat yang dibagikan oleh Nishta Saxena, R.D., seorang ahli diet di Toronto, AS berikut ini :
 

1. Makan Bersama
Makan bersama keluarga akan menjadi pedoman bagi kebiasaan makan sehat si kecil. Terus berikan ia contoh dengan aktif memakan makanan yang beragam. Ciptakan suasana yang santai dan tanpa gangguan, baik dari ponsel, TV, atau mainan.
 

2. Percaya Padanya
Biarkan ia makan sendiri dan menentukan apa yang akan dia makan, seberapa banyak ia makan, dan kapan ia berhenti makan. Berikan kepercayaan Anda kepadanya. Berikan 5 Kebebasan yang Harus Dimiliki Anak-Anak di Meja Makan
 

3. Terus Menawarkan
Tugas orang tua adalah menawarkan. Terus tawari ia beragam makanan sehat. Sediakan beberapa macam pilihan menu di meja makan. Anda juga bisa memberikan pilihan menu sehat sebagai camilan
 

4. Tidak Memaksa
Anda mungkin sering kelepasan untuk memaksa, membujuk, dan merayunya. “Ayo coba tiga suap saja,” atau, “Kalau kamu bisa makan ini, kamu boleh main,” adalah beberapa kalimat yang sering Anda andalkan untuk membuatnya menyendok makanan.
 
Tapi, hal tersebut ternyata bisa berdampak buruk. Balita bisa jadi menolak makanan yang seharusnya mereka coba, hanya untuk mengambil sikap menentang orang tuanya. Di usia ini, mereka sudah punya sikap pribadi dan ingin menegaskan bahwa mereka tidak harus selalu menuruti orang tuanya. Pola ini sangat berbahaya dan bisa membuat anak menjadi picky eater.
 
Baca juga: Jangan Katakan Ini Soal Pola Makan Anak
 

5. Kreasikan MenuCoba campurkan makanan yang ia suka dengan menu baru. Hal ini bisa membuat rasanya lebih mudah diterima. Misalnya saja mencampurkan brokoli ke dalam sup ayam yang mereka suka atau melembutkannya sebagai bahan kroket kentang.
 

6. Substitusi
Bila si kecil hanya mau makan karbo dan protein saat makan besar, maka sebagai substitusinya, Anda bisa mencoba memberikan sayur dan buah sebagai camilannya. Jangan terpatok ia harus selalu makan semua jenis makanan dalam sekali waktu sekaligus. Ini hanya akan membuatnya stres.
 

7. Libatkan Mereka
Ajak mereka untuk mengatur menu yang ingin dimakan. Libatkan mereka juga di dapur. Ini akan mendorong mereka untuk memakan makanan yang mereka buat sendiri.
 
Baca juga: Anak Cerdas Lewat Memasak
 

8. Coba Sampai 15 KaliDibutuhkan 10 hingga 15 kali agar anak akhirnya mau mencoba sesuatu yang baru. Bila belum berhasil di percobaan pertama, coba lagi. Jangan terburu putus asa dan menyimpulkan bahwa ia takut atau tidak suka pada makanan tersebut. Coba terus hingga 15 kali. Tentunya tawarkan di waktu yang tepat: saat ia tidak mengantuk, suasana hatinya sedang baik, dan tidak sedang kenyang.
 

9. Tak Perlu Khawatir
Selama pertumbuhan dan milestone anak Anda masih dalam garis normal, Anda tak perlu khawatir berlebih. Kekhawatiran Anda akan ditangkap oleh si kecil. Ini tidak akan membawa perubahan yang positif padanya. Ia justru akan melakukan hal-hal yang mempertebal kekhawatiran Anda.
 
Tentu butuh waktu untuk membuat si kecil terbuka pada beragam makanan sehat. Bila upaya yang sudah Anda lakukan belum juga menunjukkan hasil, jangan menyerah. Bersabarlah, karena menurut Ellen, anak-anak akan bisa mengatasi kecenderungan food neophobia saat mereka berusia 4 atau 5 tahun.
 
Baca juga:
4 Masalah Makan Anak 4-6 Tahun
Kenyang Susu Bikin Nafsu Makan Anak Turun?
5 Tanda Anak Anda Butuh Terapi Makan
Cara Mudah Mengukur Porsi Sayur Balita
Anak Suka Makan Mi, Ini Cara Penuhi Nutrisinya
Anak Susah Makan, Bolehkah Diberi Makanan Kemasan?
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#balita #kesehatananak #gizianak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia